Shen Yuan membunyikan klakson yang entah sudah keberapa kali. Jalanan macet dengan kendaraan, lalu lintas sangat tidak teratur. Masing-masing orang seperti mengemudi dengan rasa urgensi yang gila. Berkali-kali Shen Yuan merasa kesabarannya habis dan ingin menabrak setiap mobil yang ada di depannya.
Panggilan teleponnya dengan Feifei tidak pernah terputus. Dia berusaha menenangkan Feifei sambil berusaha membelah kemacetan.
"Jangan menangis, sayang. Sekarang kamu cari tempat untuk bersembunyi di dalam ruangan itu. Setelah itu, bicaralah sepelan mungkin, oke?"
Setelah mendengarkan perintah ayahnya melalui telepon, Feifei mencoba mencari tempat untuknya bersembunyi di dalam ruangan itu. Akhirnya dia melihat lemari kayu untuk menyimpan barang-barang. Feifei mengeluarkan barang tersebut kemudian masuk ke dalamnya dan menutupnya. Dia hanya menyisakan celah kecil agar udara bisa masuk.
"Ayah, aku sudah masuk. Cepatlah kemari, ayah. Aku berada di ruang musik."
Shen Feifei berkata sambil berbisik pelan.
"Ayah mengerti. Tunggu ayah, Feifei. Ayah akan segera-"
Tiba-tiba panggilan terputus. Saat Shen Yuan melihat handphonenya, ternyata sinyalnya terputus.
"Sial!" Shen Yuan mengumpat frustasi.
***
Di sisi lain Shen Feifei juga kebingungan karena panggilan yang tiba-tiba terputus. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa diam dan meringkuk di dalam lemari kayu, menunggu ayahnya datang.
Kalau dia memfokuskan pendengarannya, Feifei masih bisa mendengar beberapa jeritan di luar. Namun dia sudah tidak mendengar suara pintu yang digedor. Mungkin zombie yang ada di diluar pintunya melihat mangsa lain dan melupakannya.
Feifei tidak bisa rileks sama sekali. Tubuhnya tegang, gambar kekacauan masih diputar berkali-kali di otaknya, membuatnya makin menyusut hingga seperti bola dan menutup kedua telinganya dengan erat. Dia juga cemas dengan keadaan Ning Meng, sahabatnya.
Sejak masuk sekolah dasar, dia sudah mengenal Ning Meng. Dia adalah seorang gadis yang ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja. Karena sifatnya yang mudah diajak bicara, Feifei tanpa sadar sering menceritakan tentang hari-harinya. Bagaimana dia sangat ingin melihat ibunya, bagaimana ayahnya sangat mencintainya dan masih banyak hal lainnya.
Dan sekarang dia terpisah dari sahabatnya. Lebih parah lagi dia tidak tahu sahabatnya berhasil selamat atau tidak.
Apa dia berhasil kabur? Atau dia sudah digigit oleh zombie zombie itu?
Feifei tidak ingin memikirkannya. Namun tetap saja pertanyaan itu terus bermunculan di benaknya. Dia tidak bisa tidak memikirkan kemungkinan terburuk. Bagaimanapun dia dan Ning Meng sudah saling mengenal selama beberapa tahun.
Memikirkan kejadian yang dialaminya hari ini saja sudah bisa membuat air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
Sekarang dia hanya ingin melihat ayahnya...
***
Shen Yuan akhirnya tiba di sekolah Feifei. Walaupun sudah menebaknya, namun dia tetap terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya. Lampu di seluruh gedung padam, membuat keadaan suram dan mencekam. Darah mewarnai setiap sudut tanah, dinding bahkan gerbang. Dan Shen Yuan samar-samar bisa melihat sesuatu yang bergerak lambat tak tentu arah di dalam kegelapan, itu zombie.
Shen Yuan memikirkan kembali tempat Feifei berada. Ruang musik berada di lantai dua gedung barat. Lumayan jauh jaraknya dari gerbang depan.
Shen Yuan mengambil kunci inggris yang ada di dalam mobil sebelum mulai keluar dengan perlahan. Kemudian dia berlari secepat yang dia bisa menuju ke dalam sekolah.
Sampai saat dia berhasil memasuki gedung, Shen Yuan langsung berjongkok dan memeriksa keadaan sekitar.
Bagian dalam gedung seperti tempat yang disapu badai. Segala tempat berantakan, bau anyir darah langsung memasuki lubang hidungnya.
Shen Yuan menahan napas, baru memasuki gedung saja sudah terlihat beberapa mayat dengan anggota tubuh yang tidak lengkap. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana pemandangan di area sekolah yang lebih dalam.
Dan apabila Shen Yuan memikirkan bagaimana putrinya melihat semua adegan ini, hatinya menjadi semakin sakit.
Apa dia ketakutan?
Tentu saja.
Dia tidak bisa membayangkan betapa takutnya Feifei-nya. Putrinya yang akan memohon padanya untuk menemaninya ke kamar kecil setelah menonton film horor, bagaimana bisa tahan untuk menyaksikan pemandangan ini?
Hatinya menjadi dingin.
Hal-hal ini. Makhluk yang seharusnya tidak pernah muncul lagi di muka bumi ini. Sebenarnya siapa yang membawa makhluk ini lagi? Bagaimana zombie-zombie ini bisa muncul kembali di depan matanya? Dia sangat ingin membunuh orang dibaliknya.
Shen Yuan kembali mengamati lorong untuk ke lantai dua. Ada enam zombie yang masih berkeliaran di lorong. Dan dia hanya memiliki kunci inggris.
Shen Yuan mengamati zombie-zombie itu. Empat diantaranya merupakan siswa sekolah dasar sedangkan dua lainnya merupakan pegawai sekolah.
Kalau kelemahan zombie itu masih sama, maka Shen Yuan harus menghancurkan kepalanya, menghancurkan otaknya, atau mematahkan lehernya, memotong ujung saraf tulang belakang mereka.
Karena walaupun mereka sudah mati dan tidak bisa mengenali siapapun, otak mereka masih mangirimkan instruksi ke anggota tubuh melalui neuron tulang belakang, maka perlu untuk memotong atau menghancurkan tulang belakang atau otaknya.
Shen Yuan menghirup napas dalam-dalam sebelum mulai berlari ke arah zombie-zombie itu. Dia meraih salah satu zombie dan menghantamkannya ke dinding. Dengan menggunakan kunci inggris, dia menghancurkan kepala zombie dengan cara memukulnya berulang kali. Cairan otak mulai berhamburan kemana-mana. Memercik ke baju dan tangannya. Namun Shen Yuan tidak peduli.
Zombie itu langsung jatuh tersungkur di tanah dan tidak bangun lagi.
Zombie lain mulai gila dan menyerbunya. Dia menendang zombie siswa untuk menjauh dulu. Karena ukuran tubuhnya yang kecil, sekali tendangan dari Shen Yuan membuat tubuhnya langsung menghantam dinding dengan keras.
Shen Yuan sangat mewaspadai gigitan zombie. Saat zombie akan mendekatinya dia akan memukul mulut zombie yang terbuka lebar dengan kunci inggris.
Ditengah pukulan dan tendangan, Shen Yuan melihat kapak untuk pemadam kebakaran di dinding lorong. Dengan cepat dia memecahkan kacanya dan mengambilnya.
Dengan menggunakan kapak, pergerakan Shen Yuan lebih leluasa. Dua zombie siswa lainnya sudah dibunuhnya.
Tiga zombie lainnya terus mengeluarkan geraman dan berusaha untuk mencabiknya dengan membabi buta. Shen Yuan mencengkram leher salah satu zombie siswa dan mengangkatnya.
"Maafkan aku."
Setelah meminta maaf, dia menghancurkan kepalanya menjadi dua bagian dengan kapak. Satu tubuh lagi jatuh di lantai yang ternoda darah.
Shen Yuan mulai bertarung lagi dengan dua zombie yang tersisa. Setelah beradaptasi dengan pertarungan, sisanya menjadi lebih mudah. Shen Yuan memenggal kepala zombie orang dewasa itu dan mematahkan leher zombie siswa yang terakhir.
Shen Yuan mulai mengatur pernapasannya. Kapak yang ada di tangannya terasa hangat dan licin karena terkena darah. Dia tidak tahu apakah perbuatannya ini disebut membunuh manusia atau bukan. Tapi sensasi saat kapaknya memotong dan menghancurkan kepala mereka mungkin tidak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.
Dengan masih waspada dengan keadaan sekitar, Shen Yuan mulai melangkah ke lantai dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
MN.Aini
lnjut thor, penasaran parah inu
2022-05-18
7