Bab 8 - Melarikan Diri

Karena hari semakin malam, seluruh gedung menjadi gelap gulita. Penglihatan Shen Yuan pun menjadi terbatas. Namun matanya lama-kelamaan mulai terbiasa dengan gelap. Jadi meskipun berada di dalam kegelapan ia masih mampu mengenali objek yang ada di sekitarnya. Selama dia tidak menimbulkan suara yang menarik para zombie, mereka tidak akan ketahuan.

Sambil menggenggam tangan Feifei dengan erat, Shen Yuan berjalan perlahan sambil terus mewaspadai area di sekitarnya. Feifei mengikuti dengan cermat di belakangnya, takut membuat kesalahan dan berakhir menarik perhatian zombie.

Shen Yuan berhasil membawa Feifei hingga ke pintu masuk gedung. Namun entah sejak kapan ada beberapa zombie yang menghalangi mereka untuk keluar gedung.

Shen Yuan membuat Feifei berjongkok dan bersembunyi di antara loker.

Feifei terengah-engah, dia mulai ketakutan melihat zombie itu. Lagipula zombie-zombie bukan zombie siswa sekolah dasar melainkan orang dewasa. Keringat dingin muncul di dahinya.

Ekspresi Shen Yuan pun tidak begitu baik. Jika itu merupakan zombie anak-anak dia masih bisa menanganinya walaupun lebih dari lima.

Shen Yuan mulai menghitung dibenaknya. Ada tujuh zombie---enam diantaranya orang dewasa dan satu siswa sekolah dasar.

Sudah terlambat kalau untuk mengganti rute, mungkin saja area lain bahkan lebih buruk daripada yang ini.

Di tengah kegelapan, salah satu zombie sepertinya mencium bau manusia---dia berbalik ke arah tempat Shen Yuan dan Feifei bersembunyi!

Zombie itu menerkam, membuat Shen Yuan harus harus berguling di lantai dengan Feifei di pelukannya untuk menghindari gigitannya.

Dengan suara itu, zombie yang lain pun ikut terpancing. Semua zombie langsung menuju ke arah Shen Yuan!

"Sial!"

Shen Yuan terpojok di dinding dengan Feifei di belakangnya.

Zombie-zombie bergegas ke arah mereka. Shen Yuan menarik baju Feifei untuk menghindari zombie yang akan menerkamnya. Salah satu zombie membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan darah berwarna kehitaman di dalam mulutnya. Darah itu mengalir hingga lehernya, menetes dengan menjijikkan.

Shen Yuan memasukkan mata kapak ke dalam mulutnya, mencegahnya menggigit.

"Lari sayang, lari!"

Shen Yuan menarik baju Feifei dan memaksanya untuk berlari di depannya. Sementara dia menghalau zombie di belakang.

Feifei berlari ke depan dan sesekali meringkuk saat ayahnya bertarung dengan zombie. Di sangat ketakutan, namun dia masih perlahan-lahan menuju pintu keluar.

Shen Yuan mengayunkan kapak itu, kapak tajam menebas dari mulut hingga belakang kepalanya---darah berceceran. Dia sekuat tenaga mengarahkan Feifei keluar dari gedung dengan masih bertarung dengan zombie-zombie yang ada.

Zombie-zombie itu berusaha meraih Shen Yuan dengan tangan kelabu mereka, namun Shen Yuan akan langsung memotongnya.

Setelah memberikan tendangan untuk membuat zombie itu menjauh, akhirnya Shen Yuan dan Feifei berhasil keluar dari gedung sekolah. Shen Yuan langsung menggendong Feifei dan berlari sekuat yang dia bisa menuju mobilnya.

Zombie yang mengejar mereka semakin banyak. Shen Yuan dapat dengan jelas mendengar raungan mereka di belakangnya.

Dengan cepat Shen Yuan masuk ke dalam mobil bersama Feifei kemudian menguncinya. Zombie-zombie itu masih menggedor kaca mobil dengan tidak berperasaan, meninggalkan sidik jari berdarah di kaca mobil.

Shen Yuan pindah ke kursi pengemudi, menghidupkan mobil dan langsung menginjak pedal gas. Dia menabrak dan menghancurkan tubuh zombie di bawah rodanya. Suara tulang patah berderak di telinganya, pergerakan mobil menjadi bergelombang karena melindas tubuh zombie.

Sebelum lebih banyak zombie yang datang, Shen Yuan sudah meninggalkan mereka dengan jejak debu.

***

Suasana di dalam mobil sangat hening, hanya suara mesin mobil yang terdengar menderu. Feifei hanya duduk diam di co-pilot sambil melihat keluar jendela dengan pandangan kosong. Semua yang dialaminya terasa seperti mimpi. Dia berharap kalau ini semua hanya mimpi. Ning Meng dan teman-temannya yang lain masih hidup---betapa bagusnya itu. Sayangnya semua adalah kenyataan.

Shen Yuan berkali-kali melirik ke arah putrinya. Namun dia tetap diam saja, tidak berusaha menghiburnya. Dia tahu putrinya harus menenangkan diri untuk menghadapi kenyataan ini. Namun sebagai ayah dia tetap khawatir dengan keadaan mental Feifei. Lebih parah lagi hal ini bisa menyebabkan trauma psikologis untuk anak-anak seusianya.

Saat melaju di jalan raya, Shen Yuan melihat mobil polisi yang menabrak pohon di pinggir jalan. Setelah memikirkan sebentar, Shen Yuan memutuskan untuk untuk berhenti.

Dengan bingung Feifei bertanya, "Ada apa ayah?"

"Tetap di dalam mobil. Ayah akan segera kembali."

Shen Yuan turun dari mobil, setelahnya, Feifei melihat ayahnya mendekati sebuah mobil polisi.

Shen Yuan memeriksa keadaan di dalam mobil, selain seorang pengemudi polisi yang sudah mati, tidak ada orang lain lagi.

Shen Yuan mencoba mencari senjata di dalam mobil, akhirnya dia menemukan sebuah pistol. Hanya ada enam peluru di dalamnya. Dia merasa agak kecewa, namun tetap mengantonginya.

Setelah mengambil pistol itu, Shen Yuan kembali ke mobilnya. Feifei ingin bertanya apa yang dicari ayahnya, namun dia mengurungkan niatnya. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Karena kemacetan, butuh satu jam untuk mencapai apartemen mereka. Sesampainya di rumah Shen Yuan segera mandi dengan cepat. Karena dia tidak tahan dengan pakaiannya yang bernoda darah menempel di kulitnya.

Dia meminta Feifei untuk mandi sampai bersih juga. Karena penyebaran virus ini masih belum tentu hanya dari gigitan. Dia tidak ingin mengambil resiko, jadi sebaiknya dia membersihkan sisa-sisa kotoran yang ditinggalkan zombie di tubuhnya.

Setelah mandi Shen Yuan mulai mengemasi barang yang menurutnya berguna yang ada di dalam rumah.

Dia mengemas makanan kaleng, mi instan, susu bubuk, sabun cuci, tisu basah, dan sebagainya. Kemudian dia beralih ke kamar tidur, mengemas beberapa potong pakaian Feifei dan pakaiannya.

Shen Yuan membuka lemari, di dalamnya ada sebuah pisau militer. Dia mengambilnya dan membuka sarungnya. Bilah pisau yang tajam segera terpantul di depan matanya. Tampak sangat tajam hingga berkilau.  Shen Yuan juga memasukkannya ke dalam tas.

Setelah dia melihat Feifei sudah selesai mandi dan berganti pakaian, Shen Yuan mendekatinya. Kemudian dia berlutut di depannya.

Shen Yuan berkata, "Kita akan pergi ke rumah kakek dan nenekmu. Sekarang kamu kemasi barang yang ingin kamu bawa. Oke?"

Feifei mengangguk. Kemudian dia pergi ke kamar. Shen Yuan bersandar di pintu, mengawasinya mengambil tasnya yang berbentuk beruang berwarna coklat. Kemudian dia menengok ke kanan dan kiri, mencoba untuk melihat barang apa yang sebaiknya dia bawa.

Kemudian Feifei memasukkan banyak permen dan coklat ke dalamnya. Sepertinya dia teringat sesuatu dan berlari ke ruang tamu. Shen Yuan penasaran dengan barang apa yang ingin dia kemas yang berada di ruang tamu sehingga dia mengikuti Feifei keluar.

Dia melihat Feifei mengambil foto ibunya, dan foto dirinya dengan Feifei. Saat Shen Yuan melihatnya hidungnya terasa sakit, dia menahan agar tidak menangis hingga ujung matanya memerah.

Sepertinya putri kecilnya sudah tahu kalau mereka mungkin tidak akan kembali ke rumah ini lagi. Bagaimana pun Feifei sudah tinggal di rumah ini sejak lahir. Dan untuk Shen Yuan, arti rumah ini bahkan lebih besar lagi.

Dia menabung dengan istrinya untuk membeli apartemen ini, menyisihkan sedikit demi sedikit dari gaji bulanan mereka. Di tempat ini pula istrinya mengandung Feifei selama sembilan bulan sebelum akhirnya meninggalkannya. Dia belum merasakan bagaimana tinggal dengan keluarga yang utuh, dengan istri dan anaknya. Sejak awal tempat ini tidak pernah menampung tiga orang. Di tempat ini dia merasakan manisnya kehidupan pernikahan dan kesedihan tak berkesudahan.

Saat Feifei masih mengemas foto itu dengan hati-hati ke dalam tasnya, tiba-tiba lampunya padam. Karena perubahan cahaya mendadak, Feifei terkejut sesaat.

"Tenanglah. Ayah akan memeriksanya dulu."

Shen Yuan berjalan menuju jendela dan melihat keluar. Semua gedung yang ada di seberangnya pun gelap gulita. Mungkin satu kota mengalami pemadaman listrik. Kemudian Shen Yuan menyalakan senter di hpnya untuk memudahkan mereka berkemas.

Tidak banyak barang yang mereka bawa, semua itu hanya membutuhkan satu tas besar. Sisa keperluan mereka akan mereka beli di jalan nanti. Sekarang mereka berfokus untuk keluar dari kota ini.

Terpopuler

Comments

Istrinya Cale><

Istrinya Cale><

tegang bgt njirrr

2022-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!