Karena hari semakin malam, seluruh gedung menjadi gelap gulita. Penglihatan Shen Yuan pun menjadi terbatas. Namun matanya lama-kelamaan mulai terbiasa dengan gelap. Jadi meskipun berada di dalam kegelapan ia masih mampu mengenali objek yang ada di sekitarnya. Selama dia tidak menimbulkan suara yang menarik para zombie, mereka tidak akan ketahuan.
Sambil menggenggam tangan Feifei dengan erat, Shen Yuan berjalan perlahan sambil terus mewaspadai area di sekitarnya. Feifei mengikuti dengan cermat di belakangnya, takut membuat kesalahan dan berakhir menarik perhatian zombie.
Shen Yuan berhasil membawa Feifei hingga ke pintu masuk gedung. Namun entah sejak kapan ada beberapa zombie yang menghalangi mereka untuk keluar gedung.
Shen Yuan membuat Feifei berjongkok dan bersembunyi di antara loker.
Feifei terengah-engah, dia mulai ketakutan melihat zombie itu. Lagipula zombie-zombie bukan zombie siswa sekolah dasar melainkan orang dewasa. Keringat dingin muncul di dahinya.
Ekspresi Shen Yuan pun tidak begitu baik. Jika itu merupakan zombie anak-anak dia masih bisa menanganinya walaupun lebih dari lima.
Shen Yuan mulai menghitung dibenaknya. Ada tujuh zombie---enam diantaranya orang dewasa dan satu siswa sekolah dasar.
Sudah terlambat kalau untuk mengganti rute, mungkin saja area lain bahkan lebih buruk daripada yang ini.
Di tengah kegelapan, salah satu zombie sepertinya mencium bau manusia---dia berbalik ke arah tempat Shen Yuan dan Feifei bersembunyi!
Zombie itu menerkam, membuat Shen Yuan harus harus berguling di lantai dengan Feifei di pelukannya untuk menghindari gigitannya.
Dengan suara itu, zombie yang lain pun ikut terpancing. Semua zombie langsung menuju ke arah Shen Yuan!
"Sial!"
Shen Yuan terpojok di dinding dengan Feifei di belakangnya.
Zombie-zombie bergegas ke arah mereka. Shen Yuan menarik baju Feifei untuk menghindari zombie yang akan menerkamnya. Salah satu zombie membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan darah berwarna kehitaman di dalam mulutnya. Darah itu mengalir hingga lehernya, menetes dengan menjijikkan.
Shen Yuan memasukkan mata kapak ke dalam mulutnya, mencegahnya menggigit.
"Lari sayang, lari!"
Shen Yuan menarik baju Feifei dan memaksanya untuk berlari di depannya. Sementara dia menghalau zombie di belakang.
Feifei berlari ke depan dan sesekali meringkuk saat ayahnya bertarung dengan zombie. Di sangat ketakutan, namun dia masih perlahan-lahan menuju pintu keluar.
Shen Yuan mengayunkan kapak itu, kapak tajam menebas dari mulut hingga belakang kepalanya---darah berceceran. Dia sekuat tenaga mengarahkan Feifei keluar dari gedung dengan masih bertarung dengan zombie-zombie yang ada.
Zombie-zombie itu berusaha meraih Shen Yuan dengan tangan kelabu mereka, namun Shen Yuan akan langsung memotongnya.
Setelah memberikan tendangan untuk membuat zombie itu menjauh, akhirnya Shen Yuan dan Feifei berhasil keluar dari gedung sekolah. Shen Yuan langsung menggendong Feifei dan berlari sekuat yang dia bisa menuju mobilnya.
Zombie yang mengejar mereka semakin banyak. Shen Yuan dapat dengan jelas mendengar raungan mereka di belakangnya.
Dengan cepat Shen Yuan masuk ke dalam mobil bersama Feifei kemudian menguncinya. Zombie-zombie itu masih menggedor kaca mobil dengan tidak berperasaan, meninggalkan sidik jari berdarah di kaca mobil.
Shen Yuan pindah ke kursi pengemudi, menghidupkan mobil dan langsung menginjak pedal gas. Dia menabrak dan menghancurkan tubuh zombie di bawah rodanya. Suara tulang patah berderak di telinganya, pergerakan mobil menjadi bergelombang karena melindas tubuh zombie.
Sebelum lebih banyak zombie yang datang, Shen Yuan sudah meninggalkan mereka dengan jejak debu.
***
Suasana di dalam mobil sangat hening, hanya suara mesin mobil yang terdengar menderu. Feifei hanya duduk diam di co-pilot sambil melihat keluar jendela dengan pandangan kosong. Semua yang dialaminya terasa seperti mimpi. Dia berharap kalau ini semua hanya mimpi. Ning Meng dan teman-temannya yang lain masih hidup---betapa bagusnya itu. Sayangnya semua adalah kenyataan.
Shen Yuan berkali-kali melirik ke arah putrinya. Namun dia tetap diam saja, tidak berusaha menghiburnya. Dia tahu putrinya harus menenangkan diri untuk menghadapi kenyataan ini. Namun sebagai ayah dia tetap khawatir dengan keadaan mental Feifei. Lebih parah lagi hal ini bisa menyebabkan trauma psikologis untuk anak-anak seusianya.
Saat melaju di jalan raya, Shen Yuan melihat mobil polisi yang menabrak pohon di pinggir jalan. Setelah memikirkan sebentar, Shen Yuan memutuskan untuk untuk berhenti.
Dengan bingung Feifei bertanya, "Ada apa ayah?"
"Tetap di dalam mobil. Ayah akan segera kembali."
Shen Yuan turun dari mobil, setelahnya, Feifei melihat ayahnya mendekati sebuah mobil polisi.
Shen Yuan memeriksa keadaan di dalam mobil, selain seorang pengemudi polisi yang sudah mati, tidak ada orang lain lagi.
Shen Yuan mencoba mencari senjata di dalam mobil, akhirnya dia menemukan sebuah pistol. Hanya ada enam peluru di dalamnya. Dia merasa agak kecewa, namun tetap mengantonginya.
Setelah mengambil pistol itu, Shen Yuan kembali ke mobilnya. Feifei ingin bertanya apa yang dicari ayahnya, namun dia mengurungkan niatnya. Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Karena kemacetan, butuh satu jam untuk mencapai apartemen mereka. Sesampainya di rumah Shen Yuan segera mandi dengan cepat. Karena dia tidak tahan dengan pakaiannya yang bernoda darah menempel di kulitnya.
Dia meminta Feifei untuk mandi sampai bersih juga. Karena penyebaran virus ini masih belum tentu hanya dari gigitan. Dia tidak ingin mengambil resiko, jadi sebaiknya dia membersihkan sisa-sisa kotoran yang ditinggalkan zombie di tubuhnya.
Setelah mandi Shen Yuan mulai mengemasi barang yang menurutnya berguna yang ada di dalam rumah.
Dia mengemas makanan kaleng, mi instan, susu bubuk, sabun cuci, tisu basah, dan sebagainya. Kemudian dia beralih ke kamar tidur, mengemas beberapa potong pakaian Feifei dan pakaiannya.
Shen Yuan membuka lemari, di dalamnya ada sebuah pisau militer. Dia mengambilnya dan membuka sarungnya. Bilah pisau yang tajam segera terpantul di depan matanya. Tampak sangat tajam hingga berkilau. Shen Yuan juga memasukkannya ke dalam tas.
Setelah dia melihat Feifei sudah selesai mandi dan berganti pakaian, Shen Yuan mendekatinya. Kemudian dia berlutut di depannya.
Shen Yuan berkata, "Kita akan pergi ke rumah kakek dan nenekmu. Sekarang kamu kemasi barang yang ingin kamu bawa. Oke?"
Feifei mengangguk. Kemudian dia pergi ke kamar. Shen Yuan bersandar di pintu, mengawasinya mengambil tasnya yang berbentuk beruang berwarna coklat. Kemudian dia menengok ke kanan dan kiri, mencoba untuk melihat barang apa yang sebaiknya dia bawa.
Kemudian Feifei memasukkan banyak permen dan coklat ke dalamnya. Sepertinya dia teringat sesuatu dan berlari ke ruang tamu. Shen Yuan penasaran dengan barang apa yang ingin dia kemas yang berada di ruang tamu sehingga dia mengikuti Feifei keluar.
Dia melihat Feifei mengambil foto ibunya, dan foto dirinya dengan Feifei. Saat Shen Yuan melihatnya hidungnya terasa sakit, dia menahan agar tidak menangis hingga ujung matanya memerah.
Sepertinya putri kecilnya sudah tahu kalau mereka mungkin tidak akan kembali ke rumah ini lagi. Bagaimana pun Feifei sudah tinggal di rumah ini sejak lahir. Dan untuk Shen Yuan, arti rumah ini bahkan lebih besar lagi.
Dia menabung dengan istrinya untuk membeli apartemen ini, menyisihkan sedikit demi sedikit dari gaji bulanan mereka. Di tempat ini pula istrinya mengandung Feifei selama sembilan bulan sebelum akhirnya meninggalkannya. Dia belum merasakan bagaimana tinggal dengan keluarga yang utuh, dengan istri dan anaknya. Sejak awal tempat ini tidak pernah menampung tiga orang. Di tempat ini dia merasakan manisnya kehidupan pernikahan dan kesedihan tak berkesudahan.
Saat Feifei masih mengemas foto itu dengan hati-hati ke dalam tasnya, tiba-tiba lampunya padam. Karena perubahan cahaya mendadak, Feifei terkejut sesaat.
"Tenanglah. Ayah akan memeriksanya dulu."
Shen Yuan berjalan menuju jendela dan melihat keluar. Semua gedung yang ada di seberangnya pun gelap gulita. Mungkin satu kota mengalami pemadaman listrik. Kemudian Shen Yuan menyalakan senter di hpnya untuk memudahkan mereka berkemas.
Tidak banyak barang yang mereka bawa, semua itu hanya membutuhkan satu tas besar. Sisa keperluan mereka akan mereka beli di jalan nanti. Sekarang mereka berfokus untuk keluar dari kota ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Istrinya Cale><
tegang bgt njirrr
2022-06-08
1