Bab 16 - Pusat Penampungan (2)

Kendaraan lapis baja dengan keadaan yang mengenaskan berhenti tepat di depan gedung pusat perbelanjaan bawah tanah. Ada beberapa zombie yang berhasil lolos masuk ke dalam gerbang, namun dengan cepat berhasil dibereskan oleh anggota regu yang lain.

Semua anggota regu yang ada di kendaraan lapis baja kelelahan dan langsung ambruk, berbaring rata di tanah lembab.

Shen Yuan terengah-engah, setelah melewati pertempuran yang memacu adrenalin, detak jantungnya mulai melambat, perlahan-lahan ia menurunkan senapan AK47-nya.

"Luar biasa, aku tidak mati," Shen Yuan melihat Xi Zihe perlahan melepaskan tangan dari kemudi. "Dengan keahlian menembakmu, kukira aku akan mati terkena peluru nyasar."

Shen Yuan mengabaikan sarkasmenya, berbalik dan melihat keadaan Feifei.

Dengan hati-hati, Shen Yuan menyentuh dahinya, itu masih panas. Dia membelai rambut dan pipinya, apa yang harus kulakukan, pikirnya.

Xi Zihe yang melihatnya murung dan tertekan menjadi sedikit merasa tidak enak. Jadi dia berkata, "Ayo kita masuk ke dalam."

Shen Yuan mengangguk dan menggendong Feifei dengan hati-hati. Saat keluar dari kendaraan lapis baja, Xi Zihe langsung disambut oleh anggota regunya yang ada di tempat penampungan.

"Kapteeen! Kukira kau sudah menjadi camilan zombie di luar sana!" Seorang gadis dengan potongan rambut pendek dengan antusias berlari menuju Xi Zihe dan langsung memeluknya.

Shen Yuan segera menyadari dari suaranya kalau gadis inilah yang berbicara dengan mereka melalui radio nirkabel tadi.

"Putriku, Yue'er!!"

Xi Zihe dengan mudah mengangkat gadis yang hanya sebahunya itu, memeluknya dan berputar bersamanya. Kalau ini adalah adegan film, Shen Yuan sudah pasti akan bertepuk tangan dengan keras sambil melambaikan tisu, akhirnya anggota keluarga bahagia bersatu kembali. Tapi sayangnya, ini bukan film.

"Kapten, baumu busuk!" Gadis yang dipanggil Yue'er dengan kejam mendorong Xi Zihe menjauh, dan menutup hidung di depannya.

Shen Yuan yang menonton dari samping, "......"

Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari samping, itu Wen Fan. Dia tertawa ringan sebelum berkata, "Jangan heran tuan Shen. Yao Yue adalah anggota termuda kami. Jadi kapten selalu menganggapnya sebagai putrinya."

Shen Yuan hanya mengangguk, hubungan para tentara ini tidak buruk.

"Tidak ada lagi amunisi," Yao Yue berkata dengan sedih. "Tadi adalah amunisi terakhir kami. Hanya tersisa beberapa granat tangan dan beberapa ratus peluru. Tadi malam aku dan Lu Lin membersihkan jalan di sekitar yang cocok sebagai landasan helikopter dan menghabiskan banyak peluru."

Xi Zihe menepuk kepalanya, "Tidak masalah, kita hanya perlu bertahan hingga lusa saat helikopter datang dan mengevakuasi semua orang."

Saat wabah zombie meletus, ada banyak orang yang melarikan diri ke pusat penampungan ini. Namun sayangnya diantara para pengungsi itu banyak yang sudah terinfeksi berbaur menjadi satu. Setelah memasuki ruang bawah tanah, mereka bermutasi menjadi zombie dan dengan cepat menginfeksi banyak warga sipil yang lain.

Untungnya, beberapa anggota tim berhasil menekan kekacauan itu, membunuh orang yang terinfeksi di tempat. Untuk mencegah hal yang sama terulang lagi, mereka menghubungi pusat militer, meminta bantuan tim medis ke sini. Setelah menjalani prosedur pemeriksaan, hanya tersisa kurang dari seribu orang, dan dipastikan tidak ada lagi yang terinfeksi bersembunyi di antara mereka.

Yao Yue kemudian memimpin beberapa anggota regu yang lain untuk membawa zombie yang sudah mati keluar dan membakarnya. Mereka juga bahu membahu membersihkan zombie yang ada di dalam pusat perbelanjaan agar lebih aman untuk ditinggali.

Dengan tak ada lagi amunisi yang tersisa, mereka hanya bisa dengan cemas menunggu Xi Zihe, kapten mereka tercinta untuk menyelamatkan mereka. Tapi siapa yang menduga kalau mereka justru yang menyelamatkan kapten mereka...

Namun ternyata kapten mereka tidak terlalu mengecewakan, setidaknya mereka memiliki kepastian kalau akan ada helikopter yang akan mengevakuasi mereka dalam dua hari.

***

Xi Zihe berdiri di atas peti kayu, berdeham untuk melemaskan tenggorokannya, bersiap memberikan perkenalan.

Kerumunan besar orang, yang berjumlah hampir seribu mengawasinya, saat mereka melihatnya mata mereka yang tadinya kosong menjadi sedikit cerah.

"Apa kau akan menyelamatkan kami?" Seseorang dari tengah barisan bertanya dengan nada penuh harap.

"Aku Xi Zihe, kapten pasukan delapan dari komando area militer C." Xi Zihe mengeluarkan ID militer yang sudah kusut dari balik pakaian militernya, dan dengan sungguh-sungguh memperlihatkannya kepada banyak orang. Dia membawa kertas itu dari kiri ke kanan secara perlahan. Di bawah lampu redup bawah tanah, cap merah pemerintah itu sangat mencolok.

Cap merah itu segera menarik kepercayaan warga sipil. Mereka mulai melihat Xi Zihe seakan melihat penyelamat.

"Para petinggi pemerintahan mengirimku ke sini dengan perangkat lokasi dan menjanjikan keselamatan dan kehidupan warga sipil selama wabah virus ini, serta mengirim sinyal lokasi kepada mereka. Segera setelah pemerintah menerima sinyal lokasi itu, mereka akan berusaha keras untuk datang ke sini dan menyelamatkan kita."

"Untuk saat ini tolong jangan panik, dan jangan menyebarkan gosip yang tidak jelas. Anggota militer akan membagikan jatah makanan dan minuman setiap hari. Dan ingat untuk selalu mengukur suhu tubuh kalian secara berkala di tim medis..."

"Sebenarnya virus apa itu? Apakah itu zombie?" Pria di bagian depan mengumpulkan keberaniannya dan menjadi penanya pertama.

Xi Zihe menjawab, "Ini hanya virus rabies yang bermutasi. Tolong jangan menyebarkan gosip. Pertanyaan selanjutnya!"

"Aku!" Seru seorang wanita setengah baya. "Lalu apa yang akan terjadi dengan anggota keluargaku? Mereka masih di luar sana."

"Benar, putriku masih di sekolah..."

"Ibuku juga!"

Di bawah cahaya kuning, raut wajah Xi Zihe menjadi kaku, namun karena terbatasnya sumber cahaya, tidak ada yang menyadarinya.

Xi Zihe masih tersenyum dengan meyakinkan, "Yakinlah, selama ada warga sipil yang masih hidup, kami tidak akan pernah meninggalkannya."

Kepanikan mulai mereda dan mereka mulai dengan semangat membombardir Xi Zihe dengan pertanyaan, dan Xi Zihe dengan sabar berusaha menjawab satu per satu.

"Kapan pertolongan akan tiba?"

"Ke mana pemerintah mengirim kami?"

"Apakah virus ini ada obatnya?"

***

Shen Yuan sedang bersandar di rak barang dengan Feifei di gendongannya, mengawasi Xi Zihe yang sedang menjawab pertanyaan dari para pengungsi satu per satu. Semakin banyak Shen Yuan mendengarkan, alisnya semakin terajut.

Kenapa pemerintah masih merahasiakan virus ini, masih menyebutnya rabies?

Dia tidak mengerti. Wabah sudah pecah hingga tingkat yang mengerikan dan menelan banyak korban, apa gunanya menyembunyikannya lagi?

Saat dia masih tenggelam dalam pikirannya, seorang tenaga medis berjas putih mendekatinya. Shen Yuan langsung waspada, menatap pihak lain dengan mata permusuhan.

Dan benar saja, dia mendengar petugas medis itu berkata, "Apakah anda yang dibawa oleh kapten Xi hari ini? Silahkan ikut dengan saya untuk menjalani prosedur pemeriksaan pendahuluan."

Cengkraman Shen Yuan di sekitar Feifei semakin erat.

Terpopuler

Comments

手 中 残 魂

手 中 残 魂

dag dig dug ser

2022-05-30

1

MN.Aini

MN.Aini

jangan periksa feifei ntar ketahuan huhu😭

2022-05-28

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!