Bab 18 - Bangun

Punggung Shen Yuan menempel di dinding yang lembab. Dia duduk di sudut untuk meminimalkan udara dingin. Beberapa saat kemudian Xi Zihe datang melalui pintu, menutupnya, dan manjauhkan Yao Yue dan Wen Fan yang mengikuti di belakangnya dengan rasa ingin tahu.

"Ini."

Shen Yuan mendongak, di depannya adalah roti dengan isi sosis ham.

"Ini adalah jatah makanan hari ini."

Shen Yuan menatapnya selama  beberapa detik sebelum memalingkan wajahnya.

Sebelum mengikutinya ke sini, Shen Yuan sudah memberikan semua persediaannya kepada Xi Zihe. Dia sama sekali tidak peduli bagaimana Xi Zihe akan membagikannya.

"Ada apa, mogok makan?" Xi Zihe mendengus dan mencibir, "Kau baru ditahan selama beberapa jam, tapi sudah mengeluh."

Shen Yuan memelototinya, "Kau yang menyeretku ke sini duluan."

"Hei... Kau juga harus mempertimbangkan posisiku."

Shen Yuan hanya mendengus. Tentu saja dia paham, sebagai seorang pemimpin, Xi Zihe tentu saja tidak boleh memihak. Apalagi dia memiliki banyak nyawa yang bergantung padanya. Keputusan yang dibuatnya akan membawa nasib ratusan orang.

"Makanan terbatas, bersyukurlah karena bisa memakannya." Tidak menunggu jawaban Shen Yuan, Xi Zihe memasukkan roti itu ke telapak tangannya.

Xi Zihe berdiri di samping Shen Yuan, bersandar di dinding sambil memutar-mutar rokok di jarinya.

"Istrimu, ibu anak ini, dimana?" Xi Zihe sebenarnya tipe orang yang tidak suka mengorek hidup orang lain, namun untuk membunuh waktu, tidak ada salahnya untuk bertanya.

"Meninggal. Pendarahan pasca melahirkan."

Xi Zihe terdiam selama beberapa saat sebelum bertanya lagi, "Berapa umurmu?"

Sejak awal Xi Zihe sangat ingin menanyakan hal ini. Karena dari wajahnya, sangat sulit untuk menebak umur pria ini. Apalagi dia sudah memiliki seorang putri.

Shen Yuan berkata, "34"

Benar-benar tidak terlihat seperti itu.

"Hm... Lalu berapa umur putrimu?"

Shen Yuan meliriknya, merasa bingung dengan tingkah lakunya, namun masih menjawabnya. "Sepuluh tahun. Sebenarnya kenapa kau menanyakan hal ini?"

Mulut Xi Zihe menganga kemudian dia mencibir, "Jadi kau memilikinya saat berumur dua puluh empat tahun? Ceroboh sekali."

Shen Yuan menggertakkan giginya, memeras suara dari celah giginya, "Aku memilikinya setelah menikah!"

Xi Zihe menatapnya bengong, sebelum mengubah nadanya dan bertepuk tangan ringan, "Em! Ya, sungguh bertanggung jawab. Pantas menjadi panutan setiap laki-laki."

Aku ingin merobek mulutnya, pikir Shen Yuan.

Xi Zihe menepuk-nepuk tangannya dan berjalan pergi. Saat pintu sudah tertutup lagi, Shen Yuan melihat roti di telapak tangannya, bersandar di dinding, dan mulai memakannya.

***

Feifei merasa tubuhnya terbakar, demam.

Bingung, dia merasa tubuhnya sangat panas, seolah-olah dia seperti terendam di dalam kolam air panas. Suara langkah kaki datang dan pergi, perdebatan dan keributan datang satu demi satu, dia mendengar suara dari orang yang tidak dikenalnya menjerit,  "Usir dia! Keluarkan dia dari sini! Bagaimana jika nanti dia mulai menggigit orang?!"

"Benar! Usir dia sekarang!"

Feifei merasa dia dipeluk dengan erat oleh lengan yang hangat dan akrab.

Lengan ayah, pikir Feifei.

"Coba saja kalau kau berani menyentuhnya, kuledakkan kepalamu."

Suara ayah...

Suara perdebatan semakin dekat, dan tiba-tiba menghilang, tidak jelas seolah-olah dia mendengarnya dari dalam air. Dia sangat ingin membuka matanya, melihat ayahnya, namun tidak peduli seberapa keras dia mencoba, dia tidak bisa membuka matanya.

Setelah periode waktu yang tidak diketahui, langkah kaki tiba-tiba berhenti di depannya, lalu seseorang berjongkok. Feifei bisa mendengar orang itu berkata, "Bawa dia ke gudang belakang, dan tetap awasi dia."

Pergi ke mana, bagaimana dengan ayah...

"Ini orang-orangku, orang yang kubawa. Kalau ada masalah, aku akan bertanggung jawab..."

Feifei kembali merasa dia tenggelam ke dalam kolam air panas. Suara-suara itu kian menjauh hingga dia tidak bisa mendengar suara-suara lagi. Otaknya mengalami kebingungan. Dia tidak tahu dimana dia berada, dan dia tidak mampu merasakan apapun. Sampai seseorang mendorong sesuatu ke dalam mulutnya. Dia hanya bisa menelannya secara tidak sadar.

Namun dia bisa merasakan badannya menjadi lebih baik setelah memakannya...

***

"Kalau putrimu tak kunjung bangun, aku khawatir besok aku harus menembak mati kalian berdua." Xi Zihe menyilangkan tangannya di depan dada, menatapnya dengan serius.

Shen Yuan mendengus, "Menembakku? Apa kau masih punya amunisi? Simpan saja itu untuk membunuh dirimu sendiri."

Xi Zihe ingin menjawabnya, namun Shen Yuan berkata lebih dulu, "Kau tidak perlu repot-repot. Kalau memang saatnya tiba nanti, aku akan mengambil nyawaku sendiri." Seketika, umpatan yang ingin dikeluarkannya kembali tertelan.

Xi Zihe menatapnya dalam diam, namun Shen Yuan acuh tak acuh seakan dia tidak membicarakan tentang kematiannya sendiri. Nadanya sangat tenang, seperti seorang tetangga yang sedang membahas ramalan cuaca.

"Apa kau sebegitu inginnya untuk mati?"

Shen Yuan meliriknya menggunakan ujung matanya, "Bayangkan saja kalau kau menjadi diriku. Kau pasti tidak ingin hidup sehari pun kalau melihat putrimu seperti ini."

Xi Zihe terdiam. Dia tidak tahu bagaimana rasanya. Dia telah menjadi anjing jomblo selama 30 tahun, dan sama sekali tidak mengerti tentang merawat anak. Bahkan pengalaman berkencan pun nihil.

Namun jika membayangkan seandainya dia tidak punya siapa-siapa lagi selain putrinya, dan putrinya berada di ambang batas untuk bermutasi menjadi zombie, dia pasti juga akan merasa putus asa, dan kehilangan minat untuk melanjutkan hidup.

Xi Zihe tidak bisa untuk tidak melihat lagi ke arah Shen Yuan. Dia duduk dengan tenang, bersandar di dinding tipis sembari dengan lembut menyisir rambut putrinya dengan jari-jarinya. Walaupun wajahnya tanpa ekspresi dan dingin, matanya yang menatap putrinya terlihat lembut. Seperti menjaga sebuah harta karun, penuh pengabdian dan kasih sayang.

Xi Zihe menghela napas, kalau untuk membunuh mereka dengan tangannya sendiri, sepertinya dia tidak akan tega.

Saat Xi Zihe masih menimbang-nimbang akan menembak atau mengusirnya keluar dari tempat penampungan, dia mendengar suara erangan.

"Feifei?"

Segera setelah suara itu jatuh, Xi Zihe menyadari kalau suara itu datang dari gadis kecil itu.

Shen Yuan menatap lekat-lekat ke arah Feifei. Meraih bahunya, dan dengan lembut mengguncangnya.

"Feifei? Feifei!"

Bulu mata Feifei bergetar. Shen Yuan bisa melihat mata di bawah kelopak mata itu bergerak tak tentu arah, seperti seseorang yang akan siuman.

Karena antusias, Xi Zihe tidak menyadari kalau dia berjalan menuju Shen Yuan dengan cepat, tadinya ikut melihat sambil berdiri, namun merasa masih kurang dekat, hingga akhirnya ikut berjongkok di samping gadis kecil itu. Menatapnya lekat-lekat, sangat menantikan dia membuka matanya.

Bulu matanya bergetar, hingga akhirnya mata Feifei perlahan terbuka. Menunjukkan sepasang mata bunga persik berwarna coklat muda. Pada awalnya matanya terlihat kosong dan bingung, tetapi setelah melihat Shen Yuan, matanya bersinar cerah.

"Ayah..."

Tanpa berkata-kata, Shen Yuan membawa Feifei ke pelukannya. Memeluknya erat untuk menegaskan kepada dirinya sendiri bahwa ini bukan mimpi.

Beberapa jam terakhir sangat membuatnya lelah dan putus asa, dia pikir dia tidak akan pernah melihat mata indah itu terbuka lagi. Atau tidak bisa mendengar bibir kecil itu memanggilnya ayah lagi.

"Ayah di sini."

Setitik air mata jatuh menetes dari ujung matanya. Perasaan lega membanjirinya, membuat semua kelelahan menguap dan hilang begitu saja.

Putrinya, telah kembali kepadanya.

Terpopuler

Comments

手 中 残 魂

手 中 残 魂

lanjut thor

2022-06-09

1

Istrinya Cale><

Istrinya Cale><

akhirnya sadar

2022-06-08

1

MN.Aini

MN.Aini

horeeeyyyy akhirnya sadar peipei

2022-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!