Feifei belajar dengan rajin dan patuh saat di sekolah. Seorang anak yang ceria, banyak tersenyum serta sopan tentu saja semua guru sangat menyukainya. Apalagi dia memiliki seorang ayah yang tampan...
Setiap hari, guru-guru muda selalu mengintip dari ruang kantor saat Shen Yuan mengantar dan menjemput Feifei. Saat ada kesempatan, mereka selalu memuji Feifei dengan berlebihan di depan Shen Yuan. Tentu saja Feifei sangat menyadari hal ini.
Seperti hari ini, saat baru saja melihat kepergian ayahnya, seorang guru sudah menghampirinya.
"Apakah ayahmu sehat hari ini? Aku melihat dia sepertinya lumayan pucat."
Shen Feifei segera mengenalinya, guru itu bernama Xie Xue. Seorang guru muda dengan tampilan yang menyegarkan. Setiap siswa menyukainya, namun Shen Feifei sangat tidak menyukainya.
"Ah selamat pagi guru."
"Selamat pagi."
"Tadi malam ayah bergadang menemaniku karena aku terbangun karena mimpi buruk." Feifei tersenyum lembut.
"Begitukah? Apa yang Feifei impikan?"
"Menakutkan sekali! Aku bermimpi ayahku diculik oleh seorang nenek sihir!" Feifei membuat ekspresi seakan takut dan jijik.
Guru itu tertegun, dia merasa seakan Feifei menyindirnya. Namun bagaimana mungkin. Jadi dia mencoba lagi.
"Bukankah lebih baik kalau Feifei mempunyai ibu lagi? Jadi ibu baru Feifei bisa menemani Feifei saat Feifei bermimpi buruk." Guru itu dengan lembut mencoba membujuk Feifei. Dia tahu Shen Yuan sangat menyayangi putrinya. Kalau dia bisa mendapatkan hati Feifei, maka Shen Yuan sudah berada di telapak tangannya.
"Ah terimakasih guru Xie, tapi ayahku bilang tidak akan menikahi seseorang jika dia tidak secantik ibuku."
Arti lain : kau lebih jelek dari ibuku.
Guru Xie merasa seseorang mengetuk kepalanya dengan palu besar. Dia dibuat tidak bisa berkata-kata.
"Saya akan ke kelas dulu guru Xie. Sampai nanti." Dengan wajah tanpa dosa, seakan tidak pernah mengatakan apapun, Feifei berjalan menuju kelasnya dengan riang.
Saat ia sudah tidak bisa melihat guru Xie lagi, Shen Feifei langsung mengubah ekspresinya. Ekspresinya dipenuhi dengan ketidakpuasan, dan setiap langkahnya penuh dengan kemarahan.
Ingin mengambil ayahku? Huh bermimpi! Ayahku hanya mencintai ibuku!
Shen Feifei tidak membual. Dia benar-benar bisa melihat kalau ayahnya sangat mencintai ibunya. Ayahnya mungkin terlihat dingin seperti es balok, namun dia sebenarnya seperti air hangat. Ayahnya sangat jarang menunjukkan senyuman , namun saat dia sedang menceritakan ibunya, senyuman tidak pernah hilang dari bibirnya.
Feifei mungkin masih kecil, namun dia sudah sangat sensitif tentang emosi manusia. Mungkin itu disebabkan karena Shen Yuan selalu membawa Feifei di setiap acara. Feifei sudah melihat begitu banyak tipe manusia.
Feifei berjalan memasuki kelas, sebelum dengan keras meletakkan pantatnya di atas kursi.
"Feifei, kenapa kau cemberut?" Melihat sahabatnya memasuki kelas dengan wajah tertekuk, Ning Meng tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
"Meng Meng, guru Xie ingin mendekati ayahku lagi." Feifei menjawab dengan nada masam.
Ning Meng sudah terbiasa saat Feifei bercerita tantang banyaknya gadis-gadis yang ingin mendekati ayah sahabatnya itu. Jadi dengan santai ia menjawab, "Salahkan ayahmu karena terlalu tampan."
Feifei hanya mendengus dan hendak menjawab lagi namun, Ning Meng dengan cepat mengganti topik. Karena apabila menyangkut ayahnya, Shen Feifei bisa berbicara satu jam penuh tanpa jeda.
"Ah apa kau sudah mengerjakan PR matematika?"
Feifei sudah hafal dengan kebiasaan Ning Meng. Dia hanya bertanya untuk formalitas sedangkan tujuan aslinya adalah untuk mencontek pekerjaan rumahnya. Jadi Shen Feifei tidak repot-repot menjawab dan hanya mengeluarkan buku pekerjaan rumahnya.
"Wah terimakasih Feifei." Dengan cepat Ning Meng langsung menyambar bukunya, menyalin dengan secepat kilat hingga tangannya seperti terbang di atas kertas.
Shen Feifei hanya bisa menghela nafas tak berdaya.
Ah, aku ingin melihat ibu...
***
Xie Xue baru saja menyelesaikan pengajaran pada sore hari. Dia masih memikirkan bagaimana cara agar dia bisa lebih dekat dengan Shen Yuan. Satu-satunya cara yang terpikirkan adalah dengan memanfaatkan Shen Feifei. Namun siapa yang menyangka anak kecil itu sangat sulit untuk dihadapi. Saat ia maju selangkah, Feifei akan mundur sepuluh langkah. Dia merasa rahangnya mulai sakit karena terlalu banyak menggerakkan gigi.
Saat dia sedang memikirkan cara lain, Xie Xue melihat seorang lelaki yang sedang kejang di pinggir pagar sekolah. Dengan panik ia mendekati lelaki itu.
"Apa anda tidak apa-apa?" Xie Xue berteriak tepat di telinga lelaki itu, namun tetap saja lelaki itu tidak merespon dan tetap kejang-kejang.
Saat Xie Xue hendak meraih handphone untuk menelpon ambulans, lelaki itu tiba-tiba berbalik dan menggigit pergelangan kakinya. Xie Xue sontak berteriak. Teriakannya menarik perhatian penjaga keamanan. Penjaga keamanan yang melihat itu langsung memisahkan Xie Xue dari terkaman lelaki itu.
Namun penjaga keamanan yang berusaha memisahkan mereka juga digigit tepat di lengannya.
"Orang gila! Lepaskan!"
Dengan mengandalkan kekuatan, penjaga keamanan melepaskan tangannya dari gigitan 'orang gila' itu kemudian memutar kedua tangannya dan menahannya di belakang.
"Panggil polisi! Cepat!" Penjaga keamanan berteriak ke arah Xie Xue.
Dengan panik Xie Xue memutar nomor polisi dan menjelaskan dengan singkat situasinya. Tidak sampai seperempat jam polisi datang dan dengan susah payah memborgol pria itu, kemudian memasukkannya ke dalam mobil polisi. Xie Xue masih bisa mendengar raungannya yang menggila dari luar mobil polisi.
"Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya salah satu petugas polisi.
"Kami baik-baik saja. Gigitannya tidak terlalu dalam, tidak perlu pergi ke rumah sakit." Kata Xie Xue.
"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas kerjasamanya." Polisi itu mengangguk, kemudian memasuki mobil dan pergi.
Xie Xue berjalan kembali menuju gedung sekolah. Saat berjalan, dia merasa jantungnya berdetak sangat cepat hingga merasa sesak nafas. Dia melirik luka yang ada di pergelangan kakinya. Luka itu mengeluarkan darah berwarna hitam serta pembuluh darah disekitarnya menjadi berwarna keunguan.
Xie Xue merasa takut, takut kalau gigitan dari orang gila itu membawa semacam penyakit. Lalu dia pergi ke ruang kesehatan bermaksud untuk membersihkan lukanya. Namun saat ia baru saja memasuki ruang kesehatan, matanya menjadi kabur. Badannya bergoyang, menyenggol lemari yang penuh obat. Obat berserakan memenuhi lantai.
Xie Xue dengan cepat menopang tubuhnya pada lemari obat. Mencoba memfokuskan penglihatannya. Namun sia-sia, dia merasa penglihatannya semakin buram. Luka yang ada di pergelangan kakinya seakan berdenyut dengan keras.
Kemudian dia mencium bau yang sangat lezat dan menggoda. Membuatnya tidak sadar bahwa air liur sudah memenuhi seluruh bagian dalam mulutnya.
"Guru Xie, bolehkan aku meminta plester? Lutut Meng Meng terluka."
Xie Xue dengan cepat berbalik, ke arah dimana bau yang lezat itu berasal.
Di depannya, Shen Feifei sedang bergandengan tangan dengan Ning Meng yang lututnya terbuka dan mengeluarkan darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lie Ara
keren banget tor...
2022-06-12
2
Istrinya Cale><
Feifei
2022-06-08
1
手 中 残 魂
keren bgt thor😍 semangat lanjut
2022-05-17
4