Bab 3 - Infeksi

Feifei belajar dengan rajin dan patuh saat di sekolah. Seorang anak yang ceria, banyak tersenyum serta sopan tentu saja semua guru sangat menyukainya. Apalagi dia memiliki seorang ayah yang tampan...

Setiap hari, guru-guru muda selalu mengintip dari ruang kantor saat Shen Yuan mengantar dan menjemput Feifei. Saat ada kesempatan, mereka selalu memuji Feifei dengan berlebihan di depan Shen Yuan. Tentu saja Feifei sangat menyadari hal ini.

Seperti hari ini, saat baru saja melihat kepergian ayahnya, seorang guru sudah menghampirinya.

"Apakah ayahmu sehat hari ini? Aku melihat dia sepertinya lumayan pucat."

Shen Feifei segera mengenalinya, guru itu bernama Xie Xue. Seorang guru muda dengan tampilan yang menyegarkan. Setiap siswa menyukainya, namun Shen Feifei sangat tidak menyukainya.

"Ah selamat pagi guru."

"Selamat pagi."

"Tadi malam ayah bergadang menemaniku karena aku terbangun karena mimpi buruk." Feifei tersenyum lembut.

"Begitukah? Apa yang Feifei impikan?"

"Menakutkan sekali! Aku bermimpi ayahku diculik oleh seorang nenek sihir!" Feifei membuat ekspresi seakan takut dan jijik.

Guru itu tertegun, dia merasa seakan Feifei menyindirnya. Namun bagaimana mungkin. Jadi dia mencoba lagi.

"Bukankah lebih baik kalau Feifei mempunyai ibu lagi? Jadi ibu baru Feifei bisa menemani Feifei saat Feifei bermimpi buruk." Guru itu dengan lembut mencoba membujuk Feifei. Dia tahu Shen Yuan sangat menyayangi putrinya. Kalau dia bisa mendapatkan hati Feifei, maka Shen Yuan sudah berada di telapak tangannya.

"Ah terimakasih guru Xie, tapi ayahku bilang tidak akan menikahi seseorang jika dia tidak secantik ibuku." 

Arti lain : kau lebih jelek dari ibuku.

Guru Xie merasa seseorang mengetuk kepalanya dengan palu besar. Dia dibuat tidak bisa berkata-kata.

"Saya akan ke kelas dulu guru Xie. Sampai nanti." Dengan wajah tanpa dosa, seakan tidak pernah mengatakan apapun, Feifei berjalan menuju kelasnya dengan riang.

Saat ia sudah tidak bisa melihat guru Xie lagi, Shen Feifei langsung mengubah ekspresinya. Ekspresinya dipenuhi dengan ketidakpuasan, dan setiap langkahnya penuh dengan kemarahan.

Ingin mengambil ayahku? Huh bermimpi! Ayahku hanya mencintai ibuku!

Shen Feifei tidak membual. Dia benar-benar bisa melihat kalau ayahnya sangat mencintai ibunya. Ayahnya mungkin terlihat dingin seperti es balok, namun dia sebenarnya seperti air hangat. Ayahnya sangat jarang menunjukkan senyuman , namun saat dia sedang menceritakan ibunya, senyuman tidak pernah hilang dari bibirnya.

Feifei mungkin masih kecil, namun dia sudah sangat sensitif tentang emosi manusia. Mungkin itu disebabkan karena Shen Yuan selalu membawa Feifei di setiap acara. Feifei sudah melihat begitu banyak tipe manusia.

Feifei berjalan memasuki kelas, sebelum dengan keras meletakkan pantatnya di atas kursi.

"Feifei, kenapa kau cemberut?" Melihat sahabatnya memasuki kelas dengan wajah tertekuk, Ning Meng tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

"Meng Meng, guru Xie ingin mendekati ayahku lagi." Feifei menjawab dengan nada masam.

Ning Meng sudah terbiasa saat Feifei bercerita tantang banyaknya gadis-gadis yang ingin mendekati ayah sahabatnya itu. Jadi dengan santai ia menjawab, "Salahkan ayahmu karena terlalu tampan."

Feifei hanya mendengus dan hendak menjawab lagi namun, Ning Meng dengan cepat mengganti topik. Karena apabila menyangkut ayahnya, Shen Feifei bisa berbicara satu jam penuh tanpa jeda.

"Ah apa kau sudah mengerjakan PR matematika?"

Feifei sudah hafal dengan kebiasaan Ning Meng. Dia hanya bertanya untuk formalitas sedangkan tujuan aslinya adalah untuk mencontek pekerjaan rumahnya. Jadi Shen Feifei tidak repot-repot menjawab dan hanya mengeluarkan buku pekerjaan rumahnya.

"Wah terimakasih Feifei." Dengan cepat Ning Meng langsung menyambar bukunya, menyalin dengan secepat kilat hingga tangannya seperti terbang di atas kertas.

Shen Feifei hanya bisa menghela nafas tak berdaya.

Ah, aku ingin melihat ibu...

***

Xie Xue baru saja menyelesaikan pengajaran pada sore hari. Dia masih memikirkan bagaimana cara agar dia bisa lebih dekat dengan Shen Yuan. Satu-satunya cara yang terpikirkan adalah dengan memanfaatkan Shen Feifei. Namun siapa yang menyangka anak kecil itu sangat sulit untuk dihadapi. Saat ia maju selangkah, Feifei akan mundur sepuluh langkah. Dia merasa rahangnya mulai sakit karena terlalu banyak menggerakkan gigi.

Saat dia sedang memikirkan cara lain,  Xie Xue melihat seorang lelaki yang sedang kejang di pinggir pagar sekolah. Dengan panik ia mendekati lelaki itu.

"Apa anda tidak apa-apa?" Xie Xue berteriak tepat di telinga lelaki itu, namun tetap saja lelaki itu tidak merespon dan tetap kejang-kejang.

Saat Xie Xue hendak meraih handphone untuk menelpon ambulans, lelaki itu tiba-tiba berbalik dan menggigit pergelangan kakinya. Xie Xue sontak berteriak. Teriakannya menarik perhatian penjaga keamanan. Penjaga keamanan yang melihat itu langsung memisahkan Xie Xue dari terkaman lelaki itu.

Namun penjaga keamanan yang berusaha memisahkan mereka juga digigit tepat di lengannya.

"Orang gila! Lepaskan!"

Dengan mengandalkan kekuatan, penjaga keamanan melepaskan tangannya dari gigitan 'orang gila' itu kemudian memutar kedua tangannya dan menahannya di belakang.

"Panggil polisi! Cepat!" Penjaga keamanan berteriak ke arah Xie Xue.

Dengan panik Xie Xue memutar nomor polisi dan menjelaskan dengan singkat situasinya. Tidak sampai seperempat jam polisi datang dan dengan susah payah memborgol pria itu, kemudian memasukkannya ke dalam mobil polisi. Xie Xue masih bisa mendengar raungannya yang menggila dari luar mobil polisi.

"Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya salah satu petugas polisi.

"Kami baik-baik saja. Gigitannya tidak terlalu dalam, tidak perlu pergi ke rumah sakit." Kata Xie Xue.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas kerjasamanya." Polisi itu mengangguk, kemudian memasuki mobil dan pergi.

Xie Xue berjalan kembali menuju gedung sekolah. Saat berjalan, dia merasa jantungnya berdetak sangat cepat hingga merasa sesak nafas. Dia melirik luka yang ada di pergelangan kakinya. Luka itu mengeluarkan darah berwarna hitam serta pembuluh darah disekitarnya menjadi berwarna keunguan.

Xie Xue merasa takut, takut kalau gigitan dari orang gila itu membawa semacam penyakit. Lalu dia pergi ke ruang kesehatan bermaksud untuk membersihkan lukanya. Namun saat ia baru saja memasuki ruang kesehatan, matanya menjadi kabur. Badannya bergoyang, menyenggol lemari yang penuh obat. Obat berserakan memenuhi lantai.

Xie Xue dengan cepat menopang tubuhnya pada lemari obat. Mencoba memfokuskan penglihatannya. Namun sia-sia, dia merasa penglihatannya semakin buram. Luka yang ada di pergelangan kakinya seakan berdenyut dengan keras.

Kemudian dia mencium bau yang sangat lezat dan menggoda. Membuatnya tidak sadar bahwa air liur sudah memenuhi seluruh bagian dalam mulutnya.

"Guru Xie, bolehkan aku meminta plester? Lutut Meng Meng terluka."

Xie Xue dengan cepat berbalik, ke arah dimana bau yang lezat itu berasal.

Di depannya, Shen Feifei sedang bergandengan tangan dengan Ning Meng yang lututnya terbuka dan mengeluarkan darah.

Terpopuler

Comments

Lie Ara

Lie Ara

keren banget tor...

2022-06-12

2

Istrinya Cale><

Istrinya Cale><

Feifei

2022-06-08

1

手 中 残 魂

手 中 残 魂

keren bgt thor😍 semangat lanjut

2022-05-17

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!