Bab 10 - Gigitan

Feifei menutupi kedua telinganya sambil membungkuk di kursi penumpang, dia bisa merasakan mobil sedikit berguncang. Saat ledakan sudah selesai, dia menoleh dan memandang dengan takjub kejadian di belakangnya.

Api masih berkobar dengan liar, dan asap hitam membumbung ke udara. Sedangkan untuk zombie, mereka sudah terbakar sampai hangus.

Feifei kemudian menoleh ke arah ayahnya. Ayahnya masih memegang sebuah pistol di tangan kanannya. Sekarang dia tahu kalau benda itulah yang diambil ayahnya dari mobil polisi.

Dengan mulut menganga Feifei berkata, "Sangat keren..."

"Apa?"

"Ayah sangat keren!"

Shen Yuan tidak tahu harus menangis atau tertawa. Sekarang dia tidak bisa bilang kalau dia hanya berniat mencoba pistol itu, bahkan saat menembak tadi ia hampir meleset. Karena sudah bertahun-tahun lamanya sejak dia terakhir menggunakan pistol.

Shen Yuan hanya bisa dengan canggung mengeluarkan suara batuk.

"Ehem, mari kita melanjutkan perjalanan."

Sementara Feifei di sebelahnya masih menunjukkan ekspresi terkagum-kagum, Shen Yuan pura pura tidak melihatnya.

Seorang ayah arus terlihat seperti gunung di depan anaknya. Kuat, besar, dan mahakuasa.

Shen Yuan mengangguk setuju pada pernyataannya sendiri.

***

Sepanjang hari matahari tidak menunjukkan sinarnya sehingga tanah menjadi dingin dan lembab, kota yang ramai beberapa hari yang lalu sekarang menjadi sepi bagaikan kota yang ditinggalkan selama bertahun-tahun.

Tidak ada manusia yang berlalu-lalang, bayangan gedung-gedung tinggi pun jadi menambah kesan asing dan angker.

Di kejauhan ada suara erangan yang terputus-putus, yang tidak terdengar seperti suara manusia. Raungan tercekat seperti datang dari pangkal tenggorokan, seolah-olah apa pun itu belum minum selama berhari-hari.

Tiba-tiba sesosok makhluk keluar dari  gang sempit yang gelap. Sosok itu terlihat seperti pria dewasa, bajunya yang bertuliskan 'I LOVE JAPAN' sudah terlihat kotor, ia tampak habis berguling-guling di jalanan. Dia berjalan terseok-seok menuju tengah jalan raya. Kakinya membentuk sudut yang aneh, namun seperti tidak merasa sakit, dia terus berjalan.

Dari jauh terdengar suara deru mesin mobil. Sepertinya dia menjadi tertarik dengan suara itu, erangan putus-putusnya berubah menjadi raungan. Dia meraung ke arah mobil yang melaju kencang, namun sepersekian detik kemudian dia sudah berubah menjadi potongan-potongan daging karena terlindas roda mobil.

Di dalam mobil, wajah dingin Shen Yuan terlihat melalui kaca spion. Di sampingnya, Shen Feifei dengan tenang memutar-mutar saluran radio mobil, seakan tidak peduli dengan apa yang baru saja ditabrak ayahnya.

Shen Yuan mengernyit tidak senang melihat noda darah yang ada di ujung kaca depan mobil. Entah sudah berapa banyak zombie yang ditabraknya saat berkendara, namun dia masih belum terbiasa dengan itu.

"Ayah, radio ini tidak berfungsi."

Feifei sudah memutar-mutarnya berkali-kali namun, tidak ada sinyal di radio. Yang terdengar hanyalah suara gemerisik.

Shen Yuan mengangguk, "Tidak perlu dicari lagi."

Tidak ada listrik, tidak ada sinyal telepon, dan tidak ada sinyal radio, mereka terisolasi dari dunia.

***

Setelah berkendara seharian, pada tengah malam akhirnya mereka sampai di rumah kakek dan nenek Feifei. Rumah mereka ada di kompleks perumahan. Setelah melihat bagaimana keadaan di dalam kota, sebenarnya Shen Yuan tidak memiliki keyakinan kalau kedua orang tua itu masih ada.

Shen Yuan masih berdiam di dalam mobil dan melihat ke arah rumah besar itu. Rumah itu gelap, tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Saat memasuki kompleks perumahan pun, dia tidak melihat adanya orang ataupun tanda-tanda penyerangan zombie. Jadi Shen Yuan memperkirakan kalau orang-orang ini sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Shen Yuan masih ragu akan melangkah masuk atau tidak sebelum dia mendengar Feifei berkata di sebelahnya.

"Ayah, coba saja lihat dulu. Siapa tahu kakek dan nenek masih ada di sana."

Shen Yuan memikirkannya sebentar, rumah keluarga Jiang ini memang memiliki ruang bawah tanah. Mungkin saja kedua orang tua itu masih bersembunyi di bawah sana.

Akhirnya dia memutuskan untuk memeriksanya. Namun dia akan masuk sendiri, dia tidak ingin mengambil resiko dengan membawa Feifei, karena ia tidak tahu apa yang menantinya di dalam sana.

"Feifei, kamu tunggu disini sebentar. Ayah akan masuk ke dalam."

Feifei mengangguk, "Baik, ayah."

Shen Yuan pun menambahkan, "Kunci pintu mobilnya saat ayah sudah keluar. Saat kamu melihat zombie dari jauh, tekan klaksonnya. Ayah pasti akan segera datang. Mengerti?"

Feifei pun mengangguk lagi. Setelah itu, Shen Yuan mengambil pistolnya dan melangkah menuju ke rumah. Sebelum masuk, Shen Yuan menyempatkan diri dengan melihat ke arah Feifei lagi. Melihat dia dengan patuh masih di dalam mobil, Shen Yuan tidak ragu-ragu lagi.

Shen Yuan menyalakan senter, untuk memberikan penerangan padanya. Setelah melihat bagian dalam rumah yang masih baik-baik saja, Shen Yuan pun berteriak.

"Ayah! Ibu! Apa kalian masih di sini?"

Suaranya hanya disambut oleh keheningan.

Shen Yuan pun melangkah semakin dalam. Dengan akrab dia berjalan ke arah tangga menuju ke bawah tanah, di depannya ada pintu menuju ruang bawah tanah. Shen Yuan menyiapkan pistolnya, sebelum dia mendorong pintu secara perlahan. Pintu terbuka, namun apa yang menyambutnya hanyalah kegelapan.

Tidak ada siapapun di sana.

Disisi lain...

Setelah Shen Yuan keluar dari mobil Feifei tetap diam dengan patuh di dalam mobil. Tidak lupa ia mengunci pintu seperti yang diperintahkan ayahnya.

Karena bosan, Feifei melihat pemandangan yang ada di sekelilingnya. Hanya ada rumah-rumah yang gelap tanpa penghuni.

Feifei masih melihat-lihat di sekitar sebelum matanya melihat suatu sosok. Entah sejak kapan ada seorang gadis kecil yang sedang berjongkok di tepi petak bunga. Gadis kecil itu sepertinya berumur tiga tahun. Gadis kecil itu menatap Feifei yang ada di dalam mobil tanpa berkedip dengan mata kelabunya, dia sudah berubah menjadi zombie.

Melihat dia masih sangat kecil namun sudah berubah menjadi zombie, Feifei merasa dia sangat menyedihkan. Perasaan kasihan tumbuh di hati Feifei.

Melihat dia masih tidak bergerak dan hanya berjongkok di sana, Feifei pun menjadi penasaran.

Dia membuka pintu mobil perlahan, membuka celah kecil, namun zombie kecil itu masih tidak bergerak. Feifei mengeluarkan satu kakinya, zombie itu masih tidak bergerak lagi. Mungkin karena dia masih kecil zombie itu tidak memiliki keberanian untuk menyerangnya. Akhirnya Feifei keluar dari mobil, perlahan-lahan mendekatinya dengan penasaran.

Saat Shen Yuan keluar dari rumah keluarga Jiang, jantungnya berhenti berdetak. Dia melihat Feifei mendekati zombie yang sedang berjongkok.

Dengan keras Shen Yuan berteriak, "Feifei jangan dekati dia!"

Namun sudah terlambat. Zombie itu merangkak dengan cepat dan menggigit betis kiri Feifei!

"Aaarrghh"

"FEIFEI-!"

Shen Yuan berlari sekuat tenaga dan menembak zombie kecil itu sampai mati.

Tepat di depan matanya, dia melihat putrinya digigit zombie!

Terpopuler

Comments

Istrinya Cale><

Istrinya Cale><

kok Feifei digigit siihhh

2022-06-08

0

MN.Aini

MN.Aini

nani?!!! peipei jd jomblo ntar😱
eh jombi

2022-05-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!