bab 9 - Melarikan Diri (2)

Karena pemadaman listrik, mereka tidak bisa menggunakan lift, terpaksa mereka harus menggunakan tangga untuk turun dari lantai sebelas.

Saat sampai di depan mobilnya, Shen Yuan tidak tahu harus menangis atau tertawa. Mobil Toyota Camry-nya sangat kotor hingga sudah tidak terlihat kemilau peraknya, kaca pintu sampingnya sudah retak hingga membentuk jaring laba-laba, bahkan kaca belakang sudah berlubang.

Shen Yuan menengok ke kanan dan kiri. Tiba-tiba dia merasakan Feifei menarik sudut bajunya. Shen Yuan mengalihkan perhatiannya kepada Feifei hanya untuk melihatnya menunjuk suatu tempat.

"Ayah, lihat di sana."

Tepat di seberang jalan. Ada Sebuah mobil Jeep Wrangler terparkir di pinggir jalan. Pengemudinya sudah lama meninggal dengan setengah lengannya hilang, namun dia masih terjebak di sabuk pengaman.

Shen Yuan mendatanginya, membuka pintu dan menarik pengemudi itu yang sepertinya mati karena kehilangan banyak darah. Shen Yuan membaringkan mayatnya di pinggir jalan sebelum melemparkan tasnya ke kursi belakang.

Secara alami Feifei langsung masuk ke kursi penumpang. Setelah memastikan dia memasang sabuk pengaman, Shen Yuan langsung menginjakkan kakinya ke pedal gas.

***

Seluruh kota mengalami pemadaman listrik, lampu lalu lintas pun menjadi tidak berfungsi juga. Hal ini menyebabkan jalanan menjadi semakin kacau. Kemacetan semakin parah saat berada di pertigaan atau perempatan. Para pengendara tidak ada yang ingin mengalah, suara klakson tidak pernah berhenti berbunyi di tengah gelapnya malam. Walaupun sudah ada beberapa polisi lalu lintas yang membantu mengatur lalu lintas, nyatanya hal itu tidak banyak berpengaruh.

Saat sedang menunggu jalannya lalu lintas, Shen Yuan mendengar mobil di sebelahnya bertanya kepada polisi yang sedang bertugas.

"Sebenarnya disebut apa makhluk makhluk itu? Aku baru saja kembali dari rumah sakit, disana keadaannya sangat kacau. Banyak orang-orang aneh. Mereka mengatakan kalau orang-orang itu sudah mati, namun mereka masih bisa bergerak. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Pihak kami juga belum mendapatkan informasi yang relevan dari pemerintah. Saat kami sudah mendapatkan informasi yang akurat pasti kita akan menginformasikannya ke masyarakat. Untuk saat ini lebih baik kalian mencari tempat yang aman terlebih dahulu."

Setelah mengatakan hal itu, petugas polisi itu kembali diam, menolak berbicara lebih jauh.

Mendengar hal itu, Shen Yuan mengernyitkan alisnya. Pengemudi yang bertanya tadi pun menyerah untuk bertanya lagi dan menutup jendela mobilnya.

***

Shen Yuan tadinya ingin menggunakan jalan tol untuk pergi ke luar kota. Namun saat dia melihat gerbang tol dari kejauhan dia mengurungkan niatnya, karena kemacetan panjang juga terjadi di jalan tol. Jadi Shen Yuan memutuskan untuk pergi ke luar kota melalui jalan yang ada di pinggir kota.

Setelah mencapai pinggiran kota, kemacetan semakin jarang terjadi hingga akhirnya hanya terlihat satu atau dua mobil saja di jalan raya.

Karena daerah itu masih aman dan belum ada tanda-tanda kemunculan zombie, Shen Yuan memutuskan untuk berhenti di salah satu toko serba ada di pinggir jalan. Dia bermaksud untuk melengkapi perbekalan mereka yang masih kurang.

Setelah memasuki toko, Shen Yuan mulai mengambil barang-barang yang dia butuhkan.

Shen Yuan membeli sepuluh liter air mineral, daging sapi kaleng, sosis ham, dua kotak biskuit, dan sebungkus besar dendeng kering. Ada juga empat senter, baterai, sepuluh gulung tisu toilet, sabun mandi, obat kumur, pisau lipat dan bahkan selimut tebal.

Setelah membayarnya, Shen Yuan bahkan dengan 'baik hati' memperingatkan penjualnya.

"Sebaiknya kalian segera mengungsi dari sini."

Setelah dia menjatuhkan kalimat tersebut, Shen Yuan langsung pergi tanpa memberi kesempatan pada mereka untuk bertanya kenapa.

Setelah menata barang-barang itu di dalam mobil, Shen Yuan mengambil selimut. Dia mengatur kursi belakang dan meminta Feifei untuk tidur disana.

"Tidurlah di kursi belakang. Seharian ini kamu belum tidur." Setelah mengatakan itu, Shen Yuan memberikan selimut yang dia pegang kepada Feifei.

"Bagaimana dengan ayah?" Feifei bertanya sambil mengusap matanya, jelas sangat mengantuk.

Dengan penuh kasih sayang, Shen Yuan mengelus kepalanya, "Ayah masih harus menyetir."

"Baiklah. Selamat malam, ayah."

"Selamat malam."

Shen Yuan melihat Feifei bersiap untuk tidur sambil melilitkan selimut seperti kepompong. Setelah menunggu Feifei benar-benar tertidur, dia menyalakan mobil dan pergi dari sana.

Shen Yuan mengemudi sepanjang malam, hanya ketika mobil itu kehabisan bensin dia berhenti di pom bensin. Saat akan keluar dari mobil dia mendengar suara Feifei.

"Ayah..."

"Hei sayang, sudah bangun?"

Feifei hanya menjawab samar, khas orang bangun tidur. Wajah Feifei masih terlihat bingung, sebelum akhirnya dia melihat sekelilingnya, dia sudah bangun sepenuhnya.

"Ingin minum?"

Kemudian Shen Yuan menyerahkan satu botol air mineral, Feifei minum beberapa teguk.

Kemudian Feifei bertanya, "Dimana ini?"

"Di pom bensin. Mobil ini kehabisan bensin," jawab Shen Yuan. Kemudian dia menambahkan, "Ingin keluar melihat-lihat? Disana ada minimarket."

Shen Yuan menunjuk ke arah minimarket SPBU. Feifei pun mengangguk dan turun dari mobil.

Setelah mengisi bensin hingga penuh, Shen Yuan menemani Feifei ke minimarket. Namun keadaan minimarket itu sangat mengenaskan, terlihat jelas seperti telah dijarah oleh beberapa orang.

Rak-rak barang terbalik, semua benda bercampur menjadi satu. Tidak banyak barang yang tersisa. Namun Shen Yuan berhasil menemukan satu kardus jeli, yogurt, susu kaleng dan beberapa manisan apel, yang langsung diserahkannya ke pelukan Feifei.

Shen Yuan sendiri mengambil 3 jerigen kosong, yang langsung dia isi dengan bensin. Kemudian dia mengikat jerigen itu di belakang mobil.

Shen Yuan memutuskan untuk beristirahat dan sarapan saat di SPBU. Shen Yuan memilih untuk memakan roti dan menambahkan abon sapi di atasnya. Kemudian dia membuka sekaleng susu untuk Feifei. Mereka makan dengan tenang dan tidak terburu-buru.

Hanya ada mereka berdua di sana. Karena masih pagi suasananya sangat hening. Shen Yuan memandang ke langit yang berwarna kelabu, terlihat beberapa burung yang terbang melintas.

Shen Yuan kemudian melihat Feifei, dia sedang berjongkok dan memberi makan burung dara dengan beberapa remah-remah roti. Burung dara pun semakin bertambah banyak. Saat burung dara bertambah banyak, Feifei terlihat kebingungan karena roti yang dia punya tidak sebanyak itu.

Melihat wajahnya yang kebingungan, Shen Yuan tertawa kecil. Namun tiba-tiba, semua burung itu terbang berhamburan secara serempak. Shen Yuan menjadi waspada. Kemudian dia mendengar suara ranting yang patah, Shen Yuan langsung menoleh ke asal suara. Di balik bayang-bayang pohon, gelombang zombie berjalan ke arah mereka!

"Feifei! Feifei, masuk ke mobil sekarang!"

Shen Yuan langsung berteriak ke arah Feifei. Feifei yang kebingungan pun mengikuti arah pandang ayahnya. Sontak dia langsung merinding.

Begitu banyak zombie!

Feifei berlari masuk ke kursi penumpang. Shen Yuan menyalakan mesin, namun tidak langsung pergi.

"Ayah? Ada apa?"

Shen Yuan menjawab samar, "Tunggu sebentar."

Zombie menjadi semakin, dan semakin dekat. Feifei mulai cemas namun ayahnya seperti belum memiliki niat untuk pergi. Sampai akhirnya zombie hanya berjarak beberapa meter dari mereka, Shen Yuan menginjak pedal gas. Dia menabrak zombie-zombie di depannya dan melaju pergi.

Sampai jarak tertentu, Shen Yuan menghentikan mobilnya. Dia mengambil pistol, dan menembakkan peluru dari jendela mobil.

BOOM

Peluru mengenai stasiun bensin dan menimbulkan ledakan besar!

Semua zombie terbakar menjadi abu.

Terpopuler

Comments

Istrinya Cale><

Istrinya Cale><

makin seru🤧🤧

2022-06-08

1

MN.Aini

MN.Aini

deg deg an aku thor😂

2022-05-20

4

DINA OCTAVIA

DINA OCTAVIA

makin seru

2022-05-20

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!