Rangga memang terobsesi sejak kecil pada Dita. Namun, keinginan agar bisa bersanding dengan Dita begitu kuat, hingga akhirnya ia memilih jalan pintas dengan pergi ke rumah seorang dukun.
"Se-selamat malam, Mbah," sapa mereka berdua pada dukun tersebut sesaat setelah mereka sampai.
Rumah dukun tersebut berada di tengah hutan terlarang. Tidak ada rumah warga lain disampingnya. Hawa mencekam memang lebih terasa, terlebih dengan suasana temaram yang tercipta dari lampu-lampu bilik.
"Ba-bagaimana, Mbah. Apa kedatangan kami mengganggu?"
"Tidak, katakan apa mau kalian?"
Suara Mbah Dukun begitu menggelegar. Membuat siapa saja yang mendengar bergidik ngeri. Begitu pula dengan Doni dan Rangga.
Doni menyenggol lengannya. "Cepat katakan saja keinginanmu, jangan pake lama, ntar simbah marah!"
"Begini, Mbah. Saya sedang naksir seseorang, tetapi karena saya miskin, saya takut cinta saya ditolak."
Dengan takut Rangga mengeluarkan foto Dita dan menyodorkannya pada Mbah Dukun tersebut. Hanya dengan sekali pandang, Mbah Dukun tersebut sudah mengetahui siapa Dita yang sesungguhnya.
"Bi-bisa, nggak Mbah bantuin saya buat dapatkan gadis itu?" ucap Rangga agak ragu.
"Kamu siap dengan konsekuensinya? Gadis ini mewarisi katuranggan sejak lahir. Kalau kamu mampu dan mau, maka aku bisa membantu, tetapi jika tidak, jangan sekali-kali kau mendekatinya.
Rangga dan Doni saling memandang satu sama lain. Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu mengangguk. "Saya ikut saja, Mbah."
"Ya, sudah siapkan semuanya, bawa kemari semua syaratnya, jangan sampai ada yang terlewat!"
"Siap, Mbah."
Esok harinya Rangga segera mencari semua barang yang diperlukan untuk mencukupi semua syarat yang diajukan oleh Mbah Dukun. Setelah siap, ia membawanya untuk pergi ke dalam hutan terlarang, tempat di mana dukun itu tinggal. Dita tidak merasakan hawa sejuk saat ini, meskipun kipas dan angin berhembus dengan kencangnya.
"Bagaimana, Mbah. Ada yang kurang, kah?"
"Tidak ada yang kurang, tetapi perlu aku ingatkan jika ritual kali ini tidak berhasil, maka hal itu akan berbalik padamu."
"Iya, Mbah, apa pun resikonya saya terima."
"Baiklah, kita mulai ritual kali ini."
Pertama-tama, Mbah Dukun tersebut memotong ayam cemani, lalu darahnya mereka teteskan pada bunga mawar yang sudah bercampur dengan air. Ada sebuah boneka dengan rambut Dita yang asli terikat di sana lalu kemudian tubuh boneka tersebut ditusuk dengan jarum.
Dita kebetulan sedang membaca buku tentang santet. Merasa tubuhnya ditiup-tiup, Dita segera membaca doa. Jendela kamarnya terbuka secara tiba-tiba. Dita yang terkejut tidak mau Ibunda dan Ayahnya tau akan kejadian ini.
Seketika bau melati begitu menyengat, tidak ada suara atau pun pertarungan, tiba-tiba saja terlihat bola api di atas atap Kamar Dita. Hampir saja Dita terbakar api tersebut, tetapi ada sebuah kekuatan yang menjadi pelindung tubuh Dita. Hingga membuat bola api tersebut terlempar kembali ke tempat dukun yang mengirim santet.
"Aaaargggghhh!"
"A-apa ini!"
Rangga yang kebetulan ada di depan dukun tersebut, terkena sambaran api dan kepanasan. Sementara itu Dita yang melihat kobaran bola api tersebut pingsan tiba-tiba.
Salah seorang lelaki yang berada di depan kamar Dita ketakutan dan segera memanggil bantuan, sayang tidak ada yang datang karena memang saat itu sudah malam.
"Jika aku membuat jejak untuk semua, tinggal suruh aja, pasti aku mu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Sakura_Merah
semar mesem mu mental Rangga...
2022-10-17
1
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Wahhhh mau dita mau d pelet tp karena ada yg melindungi.. jd ada yg ngelawan.
2022-08-08
1
👑Ria_rr🍁
dukun bertindak saat cinta di tolak.
2022-08-07
0