Kejadian beberapa waktu yang lalu membuat trauma di hati nyonya Sekar, begitu pula dengan Dita. Ia memang jarang sekali melihat makhluk tak kasat mata, tetapi sejak kecil Dita bisa merasakan kehadiran makhluk tersebut meski ia tidak mengatakannya.
Apalagi baru-baru ini, selama dua minggu Dita dan kedua orang tuanya baru menempati rumah yang baru. Rumah baru mereka ini memang lain dari yang sebelumnya. Jauh dari pemukiman dan terletak di atas bukit. Perjalanan mereka harus melewati hamparan perkebunan teh untuk sampai ke sana. Hampir sama letaknya dengan rumah Ibu Pak Handoko.
Tidak ada lagi tetangga ataupun lalu lalang orang yang lewat depan rumah mereka. Hanya hamparan perkebunan teh yang menemani setiap harinya. Terkadang pagi hari baru terlihat beberapa pekerja pemetik daun teh, dan pekerja mereka.
Rumah Dita kali ini merupakan peninggalan nenek Dita dari pihak ibunya, Nyonya Sekar. Sebuah rumah berkonsep kontemporer Jawa ini, banyak menyimpan barang antik.
Terlihat dari banyaknya patung abstrak dan lukisan wanita Jawa memakai kebaya dan bersanggul sedang berpose menari. Semua barang antik tertata rapi di setiap sudut rumah.
Sejak pernikahan Dita dengan Wisnu berakhir, keluarga Dita memang mengasingkan dirinya. Menjauhi dari pemukiman padat penduduk. Tujuan mereka adalah tidak mau terdengar kabar yang mengatakan jika Keluarga Dita menganut pesugihan.
Kenyataannya memang mereka tidak pernah menganut hal tersebut. Kekayaan mereka didapatkan murni karena turun temurun dari nenek mereka yang bekerja keras. Sementara itu, Dita terlahir dengan dibekali katuranggan.
Katuranggan adalah sesuatu bentuk titen yang biasanya dipercaya di dalam adat orang Jawa. Wajah Dita sangatlah cantik melebihi gadis-gadis biasa. Namun, terkadang hal-hal ganjil tidak jarang menyertainya. Hanya orang yang berjodoh dengannya bisa bertahan menjadi teman atau sahabat Dita seperti Rani.
"Ran, serius, kamu mau menemani aku tinggal di rumah malam minggu nanti?"
Rani yang masih asyik mengunyah bakso, menoleh dan menganggukan wajahnya.
"Tapi, letaknya jauh, loh!"
"Nggak apa-apa, yang penting masih bisa ditempuh dengan kendaraan, kan?"
"Iya."
"Kalau itu sih aku mau, katamu ada kolam renang juga di sana, aku mau dong diajarin berenang, biar keren gitu!"
"Wkwkwk, tetapi aku tidak bisa berenang, kalau pun bisa cuma gaya kupu-kupu saja."
"Ya wes, pokoe aku sudah madep mantep mau ikut kamu!"
"Oke."
.
.
Setelah mata kuliah selesai, Dita segera melangkah ke kantin. Perutnya sudah keroncongan minta diisi. Sambil menunggu Rani selesai dari kamar mandi. Dita memesan bakso sambil duduk di pojok kantin.
Matanya menyisir ke seluruh kantin, bola matanya terkunci pada seorang laki-laki tampan yang berpakaian serba hitam dan memandanginya dari kejauhan.
"Gila, cuaca panas kayak begini pakaian hitam semua, nggak kepanasan, kah?"
Tidak mau berpikiran aneh, Dita kembali menikmati es jeruk yang menyegarkan itu. Saat asyik menyeruput es jeruk, tiba-tiba saja Aldo duduk tepat dihadapannya. Sontak tatapan Dita kepada laki-laki misterius itu terhalang.
"Aish, kalau datang bisa nggak sih permisi dulu. Kamu tuh nutupin sesuatu, Aldo ...." gerutu Dita.
Dita mencondongkan tubuhnya ke sebelah, sayang lelaki tersebut sudah tidak ada di sana. Tiba-tiba hembusan udara seperti orang meniup mengenai tengkuk Dita. Hingga hal itu sukses membuat bulu kuduk Dita meremang.
"Kok, berasa aneh sih."
Dita mengusap-ngusap tengkuknya karena geli. Sementara itu Aldo terus memperhatikan Dita.
"Kamu kenapa, Dita?"
"Eh, nggak kenapa-napa, kok."
"Trus tadi ngeliatin siapa?"
"Nggak ada, kok."
"Cie ... cie ... udah jadian ya, kok mesra sekali!"
Mata tajam Dita melotot tajam ke arah Rani yang membuatnya jatuh beringsut.
"Sorry, Dit."
Aldo tersenyum melihat interaksi Dita dan Rani, tetapi beberapa saat kemudian, Aldo disuruh ke ruang dosen. Sehingga mereka bertiga tidak jadi kembali untuk makan.
Aldo meminta ijin untuk mengantarkan Dita pulang, tetapi Dita sudah lebih dahulu membawa mobil.
Di dalam perjalanan, Rani terus mengomel.
"Gimana, jadi ikut gue minggu depan?" tanya Dita mengingatkan.
"Jadi, Dita cantik."
Lelaki misterius itu kembali menampakkan wujudnya di hadapan Dita. Saat pertama kali Dita membuka pintu mobil untuk duduk di kursi kemudi, ia masuk terlebih dahulu.
Sayangnya, tempat duduk Dita sedang dipinjam lelaki misterius itu.
"Kamu, siapa!" tanya Dita seolah biasa saja.
"Aku adalah penjagamu, dan aku sedang berjuang untuk menjauhkamu dari hal-hal yang tidak terduga dan jangan takut."
Seperti tersihir Dita mengangguk. Melihat Dita semakin aneh, Rani memilih untuk segera masuk rumah. Karena kaget, Rani berjingkat saat melihat makhluk berpakaian serba hitam duduk di kursi kemudi.
"Se-setaannn ...."
Rani kembali pingsan di kursi penumpang dekat dengan kursi kemudi.
"Sayangnya kau melupakan kehadiranku," ucap makhluk tersebut lalu sesaat kemudian menghilang.
Sesaat kemduian Dita baru tersadar dari ilusi yang dibuat makhluk tersebut. Ia melihat Rani tidur di sana.
"Lah, tuh anak kenapa malah tidur, nggak sabar banget nunggu gue."
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Sakura_Merah
tak sanggup diriku sungguh tak sanggup 😭😭
2022-10-17
0
@❦⃝ᶠˢcB💕R4hm4🌱PUCUK BLU12 🐛
Aduhhhh srmiga aja itu bemeran penjaga siapa atau itu makhluk jadi2an yg mengikuti dita
2022-08-08
0
𝕸y💞 NADA NADA CINTA
syukurlah ada yg jagain dita
2022-08-08
0