...Duh wong ayu, pepujaning ati...
...Koyo ngene, wong nandang...
...Asmoro...
...Opoto awakku dewe,...
...Duh dewo, jawoto gung...
...***...
Sayup-sayup terdengar suara seseorang menyanyikan lagu Jawa. Meskipun lirih tetapi Dita bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Mulai dari liriknya ataupun nadanya.
Alunan musik dan nadanya begitu indah, membuat siapa saja terlena saat mendengarnya. Namun, hanya Dita yang mampu mendengar saat itu. Terbukti saat ini Rani masih tidur terlelap di samping Dita.
"Ran, bangun, hei ...."
Dita menggoyang-goyangkan lengan Rani, tetapi tetap saja Rani tidak bangun. Semakin Dita mengalihkan pikirannya, semakin terdengar jelas suara itu.
Akhirnya, Dita mendudukkan dirinya di ranjang. Lalu ia mencoba mencari sumber suara tersebut dengan keluar dari kamar. Sesaat terdengar derap langkah kaki yang berjalan di atas dedaunan. Begitu pelan, tetapi cukup mengganggu.
"Srek ... srek ... srek ...."
Anehnya Dita sama sekali tidak merinding ataupun takut. Justru disaat suara itu terdengar semakin jelas, Dita semakin bersemangat untuk mencarinya.
Tanpa Dita sadari, langkah kakinya membawanya ke kebun belakang. Tempat di mana ada kolam renang dan juga gazebo di sana. Sinar lampu yang temaram tidak membuat Dita dapat melihat dengan jelas.
Area taman tersebut memang sengaja tidak dipasang lampu taman yang terang benderang. Hanya ada lampu kecil di beberapa sudut, dan itu pun tidak sebanding dengan luas taman.
Sayang suara seseorang yang menyanyikan lagu Jawa itu tiba-tiba terhenti. Semilir angin kencang tiba-tiba datang dari arah belakang dan menerpa tubuh Dita. Membuat siapa saja yang berada di situ akan ketakutan. Namun, hal itu tidak berlaku buat Dita.
Ia hanya terpaku untuk beberapa saat, tetapi bukan sebagai rasa takut. Dita seketika menoleh, mencoba mencari apa yang telah mengusiknya sedari tadi. Sampai akhirnya pandangannya terkunci pada sosok hitam yang duduk di gazebo.
Sosok itu tampaknya sangat tidak asing bagi Dita. Harum bunga kamboja bercampur melati seketika mengusik indra penciuman Dita.
"Bau ini ... begitu familiar."
Dari bayangannya bisa dipastikan jika itu lelaki. Ya, dia sangat yakin akan hal itu. Dita semakin menajamkan penglihatannya. Namun, bayangan tersebut malah menghilang secara tiba-tiba.
"Lah, kemana bayangan itu?"
Dita yang kesal hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar. Tidak mau berdiri lama-lama di luar. Ia segera membalikkan tubuhnya dengan tiba-tiba. Sayang, bayangan hitam itu berdiri tepat di hadapan Dita dan seolah mencium keningnya.
Cup ... slash ...
Bayangan hitam itu menghilang dan kini hanya meninggalkan aroma bunga melati. Setelah sekian lama menunggu, ia melanjutkan tujuannya kamar karena rasa kantuk begitu mendera.
.
🍂Keesokan harinya.
"Dita, dita, bangun ayo berangkat kuliah!"
Dita mengerjapkan kedua matanya karena silau. Entah sejak kapan cahaya matahari mulai menyusup ke dalam kamarnya. Seingat Dita baru beberapa saat tertidur, tetapi ternyata saat ini sudah pagi.
Ia segera bangun karena Rani melotot tajam ke arahnya. Ditambah lagi sekelebat bayangan tadi seolah mengintip dari balik pintu.
"Gadis kok bangun siang! Pamali tau!" omelnya sambil berkacak pinggang.
Merasa tidak bisa melihat sosok itu, Dita memilih untuk kembali tidur.
"Terserah Lu, aku mau tidur lagi, hari Minggu kok kuliah!"
Dita meraih selimut lalu menutup tubuhnya sampai tidak kelihatan sama sekali. Rani yang kesal menarik paksa selimut Dita.
"Dita bangun! Gue lapar!"
"Bilang dong!" gerutu Dita.
Dita yang kasihan pada Rani segera bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Saat ia bercermin, terlihat bayangan itu di belakang tubuhnya, lagi-lagi saat ia menoleh bayangan itu telah menghilang.
"Dita, cepetan!"
"Iya, bawel."
Dita dan Rani segera menuju dapur, ternyata di sana sudah ada beberapa pekerja. Rani tersenyum kikuk karena telah salah menuduh Dita dan keluarganya aneh.
"He he he, sorry ... ya dah cepat tidur sana!"
Rani yang penasaran dengan masakan yang dimasak pembantu Dita mendekati para pelayan. Ia menerobos masuk di antara barisan pelayan yang berdiri di dekat kompor.
"Wah, wangi banget, Mbak. Masak apa sih?" tanya Rani berbasa-basi.
"Sayur sop, tempe garit sama ikan goreng, Non."
"Wah, jangan lupa sambelnya, ya Mbak."
"Maaf, di sini nggak ada yang suka makan sambel, makanya nggak buat."
"Oh, gitu. Ya sudah mbak."
Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil berhenti di halaman.
"Siapa?"
"Mungkin Bapak sama Ibu," jawab Dita sekenanya.
Namun, dugaan Dita salah. Seorang lelaki tampan berkunjung sepagi itu ke rumah Dita. Dari arah luar ada pelayan yang mendatangi Dita.
"Den Ayu, ada orang utusan dari Kanjeng Ibu dan Bapak untuk menjemput Den Ayu."
"Siapa? Kenapa Ibu sama Bapak nggak menelpon dulu, sih."
Rani yang kepo segera menyenggol Dita, bermaksud untuk ikutan menemuinya. Dita segera menemui tamu tersebut. Langkahnya terhenti saat menatap lelaki itu.
Lalu siapakah dia?
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
👑Gre_rr
serem amat yak
2022-10-14
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Edahhh tuhh bayangan ngasih kecupan selamat tdur pada Dita..
2022-08-07
3
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
siapa sebenarnya bayangan hitam yang mencium kening dita?
2022-07-10
0