"Bagaimana, masih sakit?" tanya Dita perlahan.
Saat ini Dita sedang mengobati lengan Juna yang terluka. Meskipun Dita tidak suka, bukan berarti ia tidak peduli. Satu-satunya hal yang selalu melekat pada diri Dita adalah rasa suka menolong. Menolong siapapun orang yang sedang kesusahan ataupun membutuhkan bantuannya.
Juna masih meringis ngilu, tetapi ia menahannya. Meskipun pecahan vas itu kecil, tetapi lukanya cukup besar dan memanjang, bahkan sampai di atas siku. Dita yang membersihkan luka tersebut sampai ikut-ikutan ngilu.
"Nggak apa-apa, kok Ta. Makasih ya, udah membantu aku buat bersihkan lukanya."
Dita tersenyum dan mengangguk. Konsentrasinya sedang ia gunakan untuk membersihkan luka. Dita takut ada serpihan vas yang tertinggal di sana.
"Kayaknya ini ditetesin betadine aja, deh. Kalau diperban takut membusuk."
Juna hanya meringis, perkataan Dita sangat sadis baginya.
"Ya, jangan didoain jelek dong. Kalau ngasih doa itu yang baik-baik."
"Karena sebuah ucapan itu adalah doa," ucap Juna sambil tersenyum.
"Iya, Pak Ustadz."
Juna terkekeh karena panggilan Dita barusan.
Dita memicingkan matanya, "Kenapa? Takut gantengnya ilang?"
"Wkwkwk, aku gak takut itu, kok. Cuma ... aku takut kehilangan kamu."
Blush ... seketika rona merah muncul di kedua pipi Dita.
"Astaga, anak orang ini kenapa menyebalkan sekali ...." keluh Dita di dalam hati.
Dita memandang Juna dengan serius, "Memangnya kamu nggak takut mati jika menikah denganku?"
Wush ....
Beberapa saat kemudian, angin berhembus melewati Dita dan Juna dengan kencang. Tirai jendela di kamar Juna sampai melambai-lambai. Lampu kamar pun ikutan berkedip-kedip.
Suasana yang tadinya santai, kini berubah menjadi menegangkan dan menyeramkan. Bulu kuduk Juna sampai meremang, saat Dita menanyakan perihal kematian. Siapa tidak takut kematian, bahkan sebelum ia mati pun sudah ditanyakan olehnya.
"Memangnya kamu tau kapan aku mati? Kamu bukan peramal, kan?" tanya Juna.
Dita tersenyum menyeringai. Sorot mata Dita berubah, tidak sama dengan Dita yang ramah sebelummya.
"Mungkin kamu tidak tahu bahwa aku janda. Pada malam pertama, suamiku meninggal tragis. Dia terjatuh dari lantai dua puluh dan langsung meninggal di tempat."
Dita berdiri lalu menoleh ke arah jendela.
"Sampai saat ini, penyebab kematiannya pun aku tidak tahu, yang aku tahu dia meninggal setelah menikah denganku!"
Dita menoleh ke arah Juna, "Satu hal yang perlu kau tau, aku pernah diramal, dan peramal itu mengatakan jika tadirku sangat kelam. Apakah kamu mampu bertahan hidup dengan wanita yang mempunyai takdir kelam?"
Juna menunduk, mencoba memikirkan ucapan Dita. Ia memang tidak tahu akan masa lalu Dita. Hanya saja, ia yakin pilihannya tidak akan salah. Juna benar-benar jatuh cinta pada Dita.
"Tapi, kita baru akan bertunangan Dita. Selama masa itu kita bisa berusaha untuk saling mengenal satu sama lain."
"Saat ini aku masih melakukan study S2 di luar negeri. Aku kembali karena hal ini. Demi mengenal lebih dekat denganmu, aku mengambil cuti kuliah."
"Terserah denganmu! Yang terpenting aku sudah mengingatkan, apa yang harus aku katakan dan tidak."
Dita melangkah pergi, tetapi tangan Juna menahannya.
"Beri aku kesempatan, Dita."
Meskipun Juna telah mengalami mimpi buruk saat pertama kali bertemu dengan Dita, tetapi tidak menyurutkan rasa cintanya terhadap Dita.
Juna menang seperti tersihir ketika melihat wajah ayu Dita yang sangat alami. Juna juga tidak mempermasalahkan jika Dita sudah menjadi janda. Hal itu bukan masalah besar untuknya. Terlebih ia tidak mau mengekang Dita ketika nanti sudah menjadi istrinya.
Hal itu pula yang sangat disukai oleh Nyonya Sekar dari Juna. Keputusan keluarga besar itu sudah bulat. Dita tidak bisa menolaknya kembali. Akhirnya Dita pasrah setelah pertemuan itu.
Malam itu, Dita dan Juna berbincang-bincang di halaman rumah bagian belakang. Pemandangan bukit yang indah sama seperti tempat Dita tinggal, ternyata juga bisa ia rasakan ketika ia berada di rumah Juna.
Selama perkenalan itu Juna mengenalkan dirinya menceritakan segala kegiatannya yang ia jalani setiap harinya di luar negeri. Dita mendengarkannya dengan sangat bosan.
Seketika suasana menjadi mistis lagi, langit yang cerah seketika berubah menjadi kelam. Suara petir menyambar-nyambar, Juna yang menyadari hal itu segera membawa Dita masuk rumah.
"Maaf, cuaca agak aneh saat ini," kekehnya.
"Iya."
"Maaf aku masuk kamar dulu, ya," pamit Dita.
Akhirnya malam itu Dita dan keluarganya masih menginap di rumah Juna. Namun, sosok itu masih mengintai Juna sampai saat ini.
Siapakah dia, kenapa selalu tidak suka jika melihat Dita bersama lelaki lain?
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
berarti mslhnya apa ada yg auka dita dr alam lain dan sllu akan mnghlgi siapapun laki2 yg deket dg dita krn mhluk itubhnya ingin ditabjd mlknya
2024-02-18
1
Sakura_Merah
apa tuh Thor?? jangan bikin aku jantungan..
2022-10-17
0
👑Ria_rr🍁
sabar ya Juna dan tetap berjuang dg ikhlas
2022-08-07
0