Chapter 20: Season 2

Malam harinya, setelah shalat Maghrib, Fajar dan Risma makan malam. Bayi Layla, sengaja di biarkan di dalam ayunan yang berada di dapur, agar mereka bisa menjaganya sambil makan.

Sedangkan Arjun, telah berada di atas atap rumah Risma sejak beberapa jam yang lalu. Dia ingin memastikan sekali lagi, sekaligus ingin mencari tau apa sebenarnya penglihatan yang ia lihat di mata bayi itu. Dia bahkan sudah tidak berselera untuk menculik bayi, padahal di desa Sepuh baru saja ada orang yang baru melahirkan.

Merasa sudah terlalu larut, dan Arjun sudah tidak mendengar suara Risma dan Fajar mengobrol, Arjun berubah menjadi sesuatu yang tak terlihat dan masuk ke dalam rumah. Melayang menuju bayi kecil yang sedang tertidur di tengah-tengah, antara Risma dan Fajar. Kali ini, jarak Arjun dan bayi itu sangat dekat, sama seperti pertama kali mereka bertemu.

Bayi kecil yang awalnya sedang tertidur itu, langsung membuka matanya, seperti merasakan kehadiran Arjun. Meski bayi kecil itu belum bisa melihat dengan jelas, namun tangan dan kaki kecilnya itu bergerak dan berayun. Sesaat mata mereka kembali bertemu, kali ini Arjun melihat sesuatu yang berbeda.

Dia melihat, pria sama yang selalu menjadi jelmaannya itu, menjatuhkan diri kesebuah jurang yang di bawahnya terdapat api yang membara. Dengan seketika, Arjun terpental jauh ke arah dinding. Ya, pertemuan ketiga kalinya, membuat Arjun mengingat kembali masa lalu, masa lalu seratus tahun lalu.

Arjun meremas wajahnya, dan menangis sejadi-jadinya. Dia yang saat ini menjelma sebagai sesuatu yang tak terlihat, tentu Risma dan Fajar tak menyadari hadirnya dirinya. Arjun menangis, meratapi masa lalu yang kembali ia ingat. Arjun juga sudah menyadari, bahwa dirinya adalah reinkarnasi Raja dan dia juga sudah mengetahui bahwa bayi itu juga reinkarnasi dari Ayu.

"Kutukan apalagi ini? Aku bahkan sudah membenci diriku sendiri, dan tak menginginkan kehidupan lagi. Tapi mengapa, aku kembali di lahirkan?" ucap Arjun sendiri.

Ada rasa khawatir di dalam lubuk hatinya, bahwa kejadian pada masa itu akan kembali terulang. Dia yang dulu merasa paling terkuat, kini merasa tak berdaya dan penuh ketakutan. Arjun kembali mendekat, menatap lekat mata indah yang ternyata selama ini dia rindukan, namun tak menyadarinya.

"Ayu, kenapa kamu dan aku kembali di lahirkan dan di pertemukan lagi? Takdir ini sungguh kejam, bahkan kematianpun tak mampu untuk memaafkan semua kesalahanku." gumam Arjun, mengelus lembut kepala bayi yang belum di tumbuhi rambut itu.

Setelah itu, Arjun pergi meninggalkan rumah Risma dan juga desa Sepuh. Setelah mengetahui bahwa dirinya adalah reinkarnasi Raja dan mengingat semua kenangan dan kejadian seratus tahun silam, dia memutuskan untuk menjauhi bayi itu dan desanya. Karena, besar kemungkinan Arjun akan bertemu kembali dengan reinkarnasi Ayu, jika dia tetap terus berada di desa sepuh.

Dia melayang menjauhi rumah Risma, keluar dari desa Sepuh untuk mencari desa baru. Tujuannya akan kembali ke awal, yaitu mencari dan menculik bayi-bayi yang baru lahir. Karena jika dia tetap berada di desa Sepuh itu, dia akan selamanya tak berdaya. Dia akan kembali seperti semula, dimana tujuan hidupnya untuk mencari bayi-bayi baru lahir dan memakannya.

.

.

Sudah dua puluh tahun berlalu, desa Sepuh sudah tentram dan damai. Selama itu pun, Risma semakin yakin bahwa yang menculik bayi-bayi itu adalah oknum penculikkan anak saja. Kini Layla si bayi kecil itu, sudah tumbuh dewasa. Saat ini dia sudah menggantikan pekerjaan ayahnya, sebagai guru honorer di desa Sepuh.

Keinginannya untuk mencari pekerjaan di kota, selalu ditolak oleh Risma. Sedangkan Fajar sang ayah, tidak pernah melarang jika itu pilihan anaknya.

"Dek, jangan terlalu banyak melarang. Kasian Layla, dia sudah dewasa sekarang, mungkin dia ingin mencoba hidup mandiri di kota." ucap Fajar saat sore hari, di bawah pohon mangga, duduk bersama Risma istrinya.

"Mas, aku hanya tidak mau Layla jauh dari kita. Kota itu kan tidak dekat, toh dia juga sudah ada pekerjaan juga di sini." jawab Risma.

"Tapi kamu kan tau, bekerja sebagai guru honorer itu gajinya tidaklah banyak."

"Ya, menurut aku itu juga jauh lebih bagus, karena Layla yang hanya memiliki ijazah SMA."

Mendengar itu, Fajar diam tak bisa menjawab.

Sebenarnya mereka mampu untuk membiayai Layla jika ingin berkuliah, namun Risma yang tidak pernah mau mengizinkan anaknya tinggal jauh darinya, membuat Layla yang punya keinginan untuk ke perguruan tinggi, urung. Layla anak yang sangat patuh, dia selalu menurut dan tau apa yang tidak di sukai ibu dan ayahnya.

Layla juga sama seperti Risma, rajin beribadah dan menggunakan penutup di kepalanya setiap harinya. Layla memiliki paras sama persis degan Ayu, hanya saja Layla berperawakan lebih tinggi dari Ayu.

Jika tidak mengajar, Layla membantu Fajar untuk berkebun. Jika waktunya sudah panen, Layla juga lah yang membantu ayahnya itu. Berulang kali Risma melarang Layla untuk berkebun, tapi untuk yang satu itu Layla tak mau menurut. Layla adalah gadis yang aktif, tak mau hanya berdiam diri dirumah.

Jauh disana, sepasang mata ternyata selalu memantau setiap kegiatan Layla. Hampir setiap hari, Braspathi memantau keseharian Layla. Dia sangat bahagia, kalau mendiang sang ibu tercinta kembali dia lihat. Braspathi mulai menyadari, ketika Layla baru berumur sepuluh tahun. Sejak saat itu, Braspathi tidak pernah meninggalkan desa Sepuh, hanya demi ingin melihat Layla, meski dari jauh.

Meski dia tau, Layla tidak akan bisa mengingat masalalu dari reinkarnasi nya, namun dia cukup bahagia. Ditambah, Arjun sudah menghilang. Braspathi yakin, bahwa mereka tidak akan bertemu lagi. Braspathi juga tau, bahwa Arjun telah mengetahui bahwa dirinya adalah Raja di masa lalu, itulah alasan dia menghilang.

Sesekali Braspahti menyamar sebagai penduduk desa, dan berada dekat dengan Layla. Terkadang berjalan bersisian, dan Layla selalu menyapa, karena dia juga gadis yang ramah.

.

.

Pagi hari, di hari tertentu, seperti biasa Layla bersiap-siap untuk mengajar. Setelah sarapan pagi bersama, Layla berpamitan. Layla pergi hanya menggunakan sebuah sepeda ontel milik ayahnya dulu, sudah sering Risma dan Fajar menawarinya untuk di belikan sepeda motor, namun Layla menolak.

Layla mengayunkan kaki nya untuk mendayung sepeda, melaju sedikit pelan. Karena, hal yang paling disukainya adalah udara segar di pagi hari. Layla menikmati suasana, hingga tanpa sadar memejamkan matanya.

BRUK!!

Layla terkaget, dia reflek membuka matanya dan menekan rem tangan dengan mendadak. Seorang pria, telah terduduk di tanah dengan tangan memegang salah satu kakinya dengan ekspresi meringis.

Layla bergegas turun dari sepedanya, menurunkan standar sepedanya itu, lalu berjalan cepat menuju pria itu.

"Maafkan saya, saya tidak lihat jalan tadi. Apakah anda baik-baik saja?" ucap Layla penuh penyesalan.

Seketika, pria yang ternyata adalah Arjun itu mendongakkan kepalanya. Sedetik kemudian, mata mereka beradu pandang. Lagi, Arjun melihat sesuatu yang selalu dia lihat pada dua puluh tahun lalu di mata gadis itu ketika bayi. Arjun membuang wajahnya, takut jika Layla menyadari bahwa matanya mulai mengembun.

"Hallo? Apakah anda baik-baik saja?" ucap Layla kembali.

"Eh, iya. Saya baik-baik saja, silahkan lanjutkan perjalanan kembali." jawab Arjun.

Arjun berdiri, membersihkan pakaiannya yang kotor karena debu di tanah, lalu pergi.

Layla tercengang, dia sangat yakin bahwa dia telah menabrak pria itu cukup kencang. Namun dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena punggung pria itu sudah jauh terlihat. Setelah Arjun tak terlihat lagi, Layla kembali menaiki sepedanya dan mengayuhnya dengan pelan.

Hari ini, Layla melakukan aktifitasnya seperti biasa. Waktunya di sekolah, hanya tiga jam saja. Setelah itu, dia pulang. Jika ayahnya masih berada di kebun saat dia pulang mengajar, Layla akan menyusul ayahnya sambil membawakan makan siang. Dan kebetulan, saat dia pulang, Fajar ayahnya masih berada di kebun.

"Bu, Layla mau kekebun ya? Sekalian, bawakan makan siang buat ayah." ucap Layla, setelah dia selesai makan siang.

"Tak perlu, Layla. Kamu dirumah saja, biar ibu yang bawakan."

"Bu, Layla tidak mau hanya berdiam dirumah. Lagian, pekerjaan ayah akan terbantu jika Layla ke kebun."

Risma tak menjawab, dia hanya menghela nafas dan mengulurkan rantang yang berisikan makan siang untuk Fajar pada Layla.

Layla kembali mengayuh sepedanya ke kebun, sejenak terlintas di fikirannya atas kejadian tadi pagi. Dia sedikit khawatir mengenai keadaan pria yang dia tabrak tadi.

Layla harus berjalan memasuki jalan yang hampir mirip dengan jalan setapak kecil, jalan itu terjadi karena sering nya kendaraan yang melintas. Di kiri dan kanan, adalah kebun tebu yang luas dan lebat. Layla harus sedikit berhati-hati jika melalui jalan itu, karena jika tersenggol sedikit saja oleh daun tebu, maka kulitnya akan tergores dan luka.

Setelah sampai, Layla melihat ternyata ayahnya sedang beristirahat di pondok bersama seseorang. Ayahnya terlihat sedang mengobrol serius dengan orang itu, Layla berjalan mendekat kearah pondok itu, dan Layla sedikit terkejut, karena orang yang sedang berbicara dengan ayahnya itu adalah pria yang dia tabrak pagi tadi.

"Kamu?"

Spontan Layla mengucapkan kata itu, dia bahkan tak ingat bahwa ada ayahnya juga di antara mereka.

Sedangkan Arjun, tentu bersikap biasa saja. Karena dia telah lebih dulu mengetahui, bahwa Fajar adalah ayah nya.

"Layla? Kamu kenal sama nak Arjun?" tanya Fajar.

"Tidak, hanya saja tadi pagi Layla tidak sengaja menabraknya."

"Astaghfirullah!! Benarkah begitu nak Arjun?" ucap Fajar menoleh kearah Arjun.

Arjun tertawa kecil, "Saya tak apa-apa, pak Fajar. Tidak perlu berlebihan seperti itu."

"Tapi tadi, saya menabrakmu dengan cukup keras." ucap Layla.

"Kamu bisa lihat sendiri, saya baik-baik saja." jawab Arjun.

"Baiklah, maafkan saya. Saya tidak fokus mendayung sepeda, hingga tak tau ada orang di depan." ucap Layla dengan nada bersalah.

"Sudahlah, lupakan saja." jawab Arjun.

"Ya sudah, mari makan bersama." ajak Fajar.

Arjun yang sudah terbiasa makan makanan manusia saat berada di desa Wangi, tak menolak ajakkan dari Fajar. Arjun dan Fajar akhirnya makan siang bersama.

Dua puluh tahun lalu, Arjun pergi meninggalkan desa Sepuh setelah tau bahwa dirinya adalah Raja. Lebih tepatnya, reinkarnasinya. Setelah keluar dari desa Sepuh, Arjun telah berkelana sangat jauh mencari desa yang tepat untuknya. Karena, tidak mudah mencari tempat yang tepat untuk di huni, yang dulu nya berasal dari rawa di desa Sepuh.

Setelah cukup lama, akhirnya Arjun menemukan sebuah desa yang sedikit lebih maju dari desa Sepuh. Desa itu bernama desa Wangi, saat dia masuk ke desa itu, dia menjelma sebagai manusia seperti biasanya. Hal tak terduga, dia di sambut oleh penduduknya dengan ramah.

Arjun berbohong, jika dia tersesat. Lalu, dia diberikan oleh para penduduk sebuah rumah yang sudah tidak dihuni, meskipun begitu, rumah itu masih layak huni. Arju hidup sebagai seorang petani di desa itu. Hal yang tak terduga memang, tapi itulah kenyataannya.

Namun, kebiasaan Arjun yang harus memakan bayi yang baru lahir, tetap dia jalani di malam hari. Hampir dalam satu bulan, pasti ada satu bayi yang lahir. Dia tentu tidak bisa menghilangkan kebiasaan itu, karena bayi-bayi baru lahir itulah sumber kekuatannya dan untuknya bertahan hidup. Di malam hari, dia menculik bayi dan memakannya dan disiang hari, dia layaknya seperti manusia biasa.

Tapi, memang takdir. Setelah dua puluh tahun berlalu, akhirnya Arjun kembali ke desa Sepuh lagi. Janjinya untuk tidak mendatangi kembali desa Sepuh, dia ingkari. Sebagai reinkarnasi dari Raja, dia merindukan kembali sosok Ayu yang kini dilahirkan kembali menjadi gadis yang juga cantik jelita itu. Layla sangat persis seperti Ayu, dan ketika mereka di pertemukan kembali setelah seratus tahun lamanya, Arjun merasa sangat bahagia.

Dalam sekejab, dia telah melupakan tragedi dan kejadian di masa lalu, dimana awal dirinya kehilangan Ayu. Dan juga, penyebab Ayu meninggalkannya dan dunia ini untuk selama-lamanya. Untuk pertama kalinya, setelah seratus tahun, Arjun jatuh cinta pada Layla. Seperti dulu, Raja jatuh cinta pada Ayu saat pandangan pertama.

Jauh disana, Braspathi memperhatikan kegiatan ketiga insan tersebut. Mata Braspahti lebih fokus kearah Arjun dan Layla, dia sangat menyesali prasangkanya yang mengatakan bahwa Arjun tak akan pernah kembali lagi. Dan dia percaya, bahwa takdir kini kembali mengulang semuanya.

🌷

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!