Chapter 07

"Ayu!! Maaf, aku lancang masuk. Jika mengetuk pintu, semua akan curiga."

Aku terperanjat kaget, memang aku belum bisa memejamkan mata karena memikirkan ucapan dari Joko. Meski yang di ucapkan nya itu adalah hal di luar nalar dan logika, tapi bathinku membenarkan nya. Dilihat dari orang-orang yang aku lihat selama disini, tak ada yang normal.

Aku menatapnya sendu, dia berjalan mendekat kearahku.

"Kamu tidak apa-apa, Yu?"

"Bantu aku keluar dari sini secepatnya, bagaimana jadinya jika aku menikah dengan sebangsa jin?"

"Baiklah, tenang. Aku akan membantumu, tenangkan dirimu. Aku akan menceritakan terlebih dahulu, siapa aku padamu."

"Baiklah."

"Aku adalah manusia biasa sepertimu, aku tinggal di desa """"". Mungkin tak jauh dari desamu, pekerjaanku serabutan. Kadang mencari kayu bakar jika ada yang meminta, kadang membantu orang tua ku membajak sawah. Suatu ketika, saat aku sedang mencari kayu bakar, tak sengaja olehku melihat sebuah goa. Goa itu terlihat besar, namun mulut goa itu sangatlah kecil. Jadi, jika ingin memasukinya harus merayap seperti cicak." Ucapnya, lalu terdiam menarik nafas.

"Lalu?"

"Karena penasaran, akupun memasuki goa itu. Akupun merayap di dalam, tapi ternyata tidak jauh. Hanya satu meter saja, setelah aku keluar dari goa itu, aku telah berada di suatu tempat yang asing. Tempat yang masih asri, jauh disana aku melihat ada banyak orang. Ternyata itu adalah pasar, karena penasaran, aku berjalan dengan perlahan. Saat tiba, seseorang mencegatku."

Dia menjeda ucapannya.

"Lalu, dia bertanya bahwa aku dari mana. Aku berbohong, bahwa aku adalah orang baru disini. Alhasil, orang itu membawaku keistana. Menjadi salah satu tukang bersih-bersih diistana, butuh dua hari untukku menyadari bahwa ini adalah dunia ghaib. Karena begitu banyak keanehan dengan orang-orang yang kulihat, dan juga kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan manusia."

"Tunggu! Kamu bilang kamu masuk kesini melalui goa. Siapa yang menciptakan goa itu? Mengapa didunia manusia ada jalan menuju dunia ghaib?"

Sebuah pertanyaan besar yang ingin aku tau.

"Entahlah, setahuku manusia ada yang bersekutu dengan jin bukan? Kebanyakan ingin sukses dan kaya dengan cara yang instan, dan goa itu mungkin tempat untuk bertemunya manusia dan jin. Tapi, itu hanya anggapanku saja."

Masuk akal, didesaku tak sedikit penduduk yang ingin kaya dengan cara yang instan. Kabar nya juga banyak yang meminta bantuan pada orang pintar, mungkin benar yang di katakan Joko.

"Jadi, sekarang ganti pakaian mu dengan pakaian saat kamu pertama kali datang kesini. Jangan ada yang kamu bawa dari dunia ini kedunia kita, setelah kita benar-benar keluar, aku akan jelaskan secara detail perjalananku selama tinggal disini. Aku akan keluar, menunggumu di samping istana."

"Baiklah," jawabku sambil mengangguk mantap.

Joko keluar dari kamarku dengan mengendap-endap, aku pun bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian yang aku pakai saat datang kemari. Sungguh Raja, meskipun aku mencintaimu, aku tidak mungkin menikah denganmu.

TOK! TOK! TOK!

Oh astaga, siapa itu. Dengan jantung yang berdebar, aku berjalan menuju pintu kamar. Saat pintu telah terbuka, itu Raja yang berdiri dengan sebuah nampan dengan secangkir jus ditangannya.

"O-oh, kamu." Jawabku sedikit gugup, apa dia mengetahui rencana ku dengan Joko? Semoga saja tidak.

"Hay, terlihat sangat gugup sekali? Ada apa?" Ucapnya dengan senyum termanis nya.

"Ah, tidak. Aku hanya gugup karena pernikahan kita yang begitu cepat."

"Tenanglah, itu bukanlah sesuatu yang buruk. Ini, aku bawakan kamu jus mangga. Semoga kamu bisa tenang, istirahatlah." Raja menyodorkan nampan yang berisikan jus itu.

"Terimakasih, aku selalu merepotkan mu."

"Tak apa, asalkan kamu senang. Aku akan kembali."

Raja meninggalkan aku, aku membawa jus itu masuk kedalam kamar. Dia begitu perhatian denganku, tapi kenapa dia tidak mau jujur siapa dirinya sebenarnya? Oh Ayu, bagaimanapun dia bukanlah manusia. Bagaimana bisa kau menikah dengan jin?

Aku meminum jus itu dengan tandas, lalu melanjutkan kembali mengganti pakaianku. Setelah selesai mengganti, rasa kantuk mulai menyerang tiba-tiba. Padahal sedari tadi, sangat sulit untuk memejamkan mata. Mataku tertuju pada ranjang besar nan mewah itu, berjalan perlahan dengan sempoyongan dan merebahkan begitu saja tubuhku, lalu..... Gelap seketika.

Aku terbangun, ternyata aku benar-benar ketiduran semalam. Aneh, tapi aku merasa sangat segar hari ini. Entah jam berapa saat ini, oh astaga. Aku ada janji dengan Joko, pasti dia sudah menunggu lama.

Aku bergegas bangkit dari ranjang dan berlari keluar, ketika pintu telah terbuka, Raja lagi-lagi mengejutkanku. Dia ternyata telah berdiri tepat di depan pintu bagian luar, seperti biasa dia selalu melukiskan senyumnya padaku.

"Oh, Raja. Aku sedikit terkejut melihatmu, apa yang kamu lakukan? Kenapa tidak mengetuk saja?"

"Aku tidak mau mengganggumu, tadi malam saat aku kembali, aku melihatmu sudah tertidur pulas. Makanya, aku berdiri disini hingga kamu terbangun. Aku datang membawakan sarapan untukmu, ini." Ucapnya dengan mengulurkan senampan sarapan.

"Kami selalu saja repot mengurusku."

"Sudahlah, sudah berulangkali aku jelaskan. Habiskan makananmu, aku akan segera kembali."

Raja pergi, aku lagi-lagi disuguhkan makanan mewah olehnya. Apa aku salah karena berniat ingin pergi meninggalkannya? Tapi aku harus apa, dia bukan manusia. Apa jadinya jika aku menikah dan memiliki anak dari nya, tekadku memang sudah bulat untuk pergi.

Ini semua tidak benar, walau bagaimanapun Raja tetaplah sebangsa jin. Dibalik baik dirinya, aku tidak tau apakah dia ada maksud lain dibelakang itu semua. Meski aku miskin, tetapi aku masih punya akal sehat untuk menikah dan hidup bersama jin. Walau kemewahan terjamin.

Aku masuk kembali dan memakan sarapanku, setelah selesai, aku kembali keluar berniat ingin mencari Joko. Ku harap dia tidak kecewa denganku semalam, aku benar-benar terasa mengantuk hingga tak kuasa untuk menahan mata agar tidak terpejam.

Diruangan khusus istana, orang-orang yang sama masih melakukan pekerjaannya seperti kemarin, yaitu menghias istana. Entahlah, apa mereka pantas disebut 'orang'. Mencari kesana kemari, tapi aku tidak bisa menemukan Joko. Ingin bertanya pada mereka, menatap dari dekat saja aku merinding, apalagi harus berbicara.

Karena lelah berjalan kesana kemari di istana yang seluas lapangan bola ini, akhirnya aku menyerah. Aku kembali berjalan menuju kamarku, setelah masuk lalu menutup pintu. Tapi baru saja menutup pintu, seseorang kembali mengetuknya. Mungkin saja itu Raja, karena sebelumnya dia berkata ingin kembali.

Setelah pintu terbuka, orang itu langsung masuk begitu saja kedalam kamarku. Ternyata itu Joko, apa dia juga sedang mencariku.

"Ayu, kenapa kamu tidak datang semalam?"

"Maafkan aku, tak lama setelah kamu keluar, Raja datang membawakan ku jus. Setelah itu, aku merasakan kantuk yang luar biasa. Aku benar-benar tidak bisa menahan rasa kantukku, kuharap kamu tidak kecewa."

Bukannya menjawab, Joko langsung terdiam mendengar ucapanku. Wajahnya seketika berubah, dan aku pun tidak bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan.

"Ayo, kita pergi sekarang!" Ucapnya dengan tiba-tiba menarik tanganku.

Aku tersentak kaget, namun aku membiarkan dia menarik tanganku. Kami berjalan mengendap-endap menuju belakang istana, ternyata bagian belakang istana ini tidak dijaga oleh penjaga dan juga tidak ada orang. Aku diam, tak berbicara sepatah katapun. Hanya Joko yang sibuk memberiku jalan, karena jalan yang kita lalui banyak semak belukar.

Mungkin aku rasa, sudah satu jam perjalanan. Namun, tak ada tanda-tanda Joko berhenti, aku menarik tangannya hingga Joko reflek memundurkan diri.

"Maaf, tapi bisakah kita istirahat sejenak? Aku tidak tau sejauh apa perjalanan kita, tapi lebih baik kita istirahat sebentar untuk mengumpulkan tenaga." Ucapku dengan nafas yang terputus-putus.

Mendengar itu, Joko lantas mengedarkan pandangannya dengan mata yang penuh selidik. Setelah itu, dia menatapku lekat dan mengangguk.

"Baiklah, tapi waktu kita tidak banyak."

Setelah beristirahat kurang lebih 5menit, Joko kembali menarik tanganku. Kami berjalan dengan setengah berlari, mungkin karena dia tahu aku adalah seorang wanita, kecepatan larinya tentu mengalahkan ku, itu akan membuatku terseret nantinya.

Cukup lama, akhirnya kami berhenti di sebuah mulut goa. Mungkin ini adalah goa yang diceritakan Joko kemarin, Joko terlihat menatap goa itu sejenak, lalu kembali menarik tanganku.

"Hati-hati! Goa ini sedikit sulit di lalui, jangan sampai kamu terluka oleh dinding goa ini. Tetaplah pegangan denganku, dan ikuti caraku." Ucap Joko, sesaat sebelum kami memasuki goa itu.

Joko mulai menunduk dan tiarap, setelah badan Joko sepenuhnya masuk, giliranku selanjutnya. Dengan tangan yang masih berpegangan, aku mengikuti cara-cara Joko. Setelah berada di dalam, ternyata sangat sulit jika harus berpegangan tangan.

"Bagaimana ini? Sangat sulit sekali meraih tanganmu." Ucapku.

"Pegang lah apa yang bisa kamu pegang, bajuku ini misalnya."

Baju Joko hampir mirip seperti celemek, hanya saja gayanya yang khas dan panjangnya hingga sampai selutut. Mungkin itu adalah baju khas para pekerja diistana.

Aku meraih ujung baju Joko dan melilitkannya dengan jariku, kami mulai merayap bak seekor ular. Goa ini benar-benar sempit dan kecil, sangat pas dengan tubuh kami berdua. Ternyata goa ini tidak terlalu panjang, sebentar saja, kami telah keluar dari goa.

Joko keluar lebih dulu, lalu dengan cepat menggapai tanganku dan membantu menarikku keluar. Saat keluar, mataku menatap kesekeliling. Di kejauhan, terlihat olehku hamparan sawah-sawah dan atap-atap rumah penduduknya. Namun, tempat ini sangat asing bagiku. Dan juga, bukan desaku tentunya.

"Maafkan aku, aku tidak tau dimana desamu. Tapi aku membawamu kedesaku, sedikit lebih aman dari desamu. Karena Raja mengetahui tempat itu."

Aku terdiam.

"Ayo, aku akan membawamu kerumahku. Syukur, aku masih hidup bersama kedua orang tuaku. Mereka akan menyambutmu dengan senang, orang tuaku adalah orang tua yang baik."

Aku mengangguk dan tersenyum, dan menurut saja. Jauh dalam lubuk hati yang paling dalam, aku sedang memikirkan Raja. Meski aku sangat mencintainya, akan tetapi aku tidak bisa menikah dengannya. Jikapun Raja mengetahui niatku, semoga dia mengerti akan alasanku pergi darinya.

Aku dan Joko kali ini berjalan dengan santai, mataku masih mengeliling melihat pemandangan. Desanya masih asri, bedanya masih sedikit sederhana dari desaku. Kami telah memasuki perkampungan, semua mata tertuju pada kami. Tak sedikit yang menyapa Joko dan menggodanya, karena terlihat sedang membawa seorang gadis.

"Itu rumahku!" Ucapnya seraya menunjuk sebuah rumah.

Ternyata Joko hidup berkecukupan, terlihat dari rumahnya yang sedikit modern dari rumah-rumah yang aku lihat didesa ini. Kamipun berjalan mendekat kearah rumah itu, setelah dekat, Joko mengetuk pintu.

"Lho, nak. Kok pulang? Apa sudah waktunya pulang sekarang?" Ucap seorang wanita paruh baya yang membuka kan pintu, mungkin itu ibu nya Joko.

Dari ucapannya, aku yakin orang tua Joko tau kalau anaknya bekerja di dunia berbeda. Aku sedikit heran, bisa-bisanya orang tua Joko membiarkan anaknya bekerja di dunia yang penuh dengan makhluk halus itu.

"Ini siapa nak?"

Belum sempat Joko menjawab ucapannya, ibu Joko kembali mengucapkan pertanyaan.

"Kita masuk dulu ya bu, nanti Joko jelaskan didalam."

"Oh iya, ayo silahkan masuk." Ucap ibu Joko menatap ramah padaku.

Aku mengangguk dan tersenyum juga, Joko mempersilahkan aku masuk duluan. Saat berada di dalam, rumah Joko benar-benar mewah. Di dalamnya terdapat perabotan yang menurutku mahal harganya, entahlah. Tapi, seumur hidup aku baru melihat nya.

Aku dan Joko duduk di sofa ruang tamu, sementara ibu Joko pergi kebelakang.

"Aku akan menjelaskan semuanya pada ibuku terlebih dahulu ya? Setelah itu, aku juga akan menjelaskan sesuatu padamu nanti."

"Iya." Hanya itu yang bisa aku jawab.

Tak lama, ibu Joko datang sembari membawa nampan berisi makanan dan minuman. Ibu Joko terlihat ramah sekali, senyum dibibirnya tak hilang. Setelah menata minuman dan makanan di meja, ibu Joko lalu duduk persis di depanku.

"Namamu siap nduk?" Tanyanya sembari mengelus pundak ku lembut.

"Ayu Sulastri, Bu."

Ibu Joko lalu melihat kearah Joko, seperti ingin meminta penjelasan. Mengerti akan itu, Joko menghela nafas dan mulai menjelaskannya secara detail. Hingga terlihat raut keterkejutan di wajah ibu Joko.

"Seperti itu lah Bu, dan mungkin Ayu akan tinggal disini untuk sementara." Ucap Joko di akhir ceritanya.

"Ibu setuju-setuju saja, tapi bagaimana dengan penduduk desa?" Raut kekhawatiran ibu Joko terlihat.

"Tenang Bu, tak apa."

Ibu Joko diam sejenak, lalu kembali menatap aku dengan tersenyum.

"Bapak mana Bu?"

"Bapakmu masih disawah, nak."

"Oh, ya sudah. Nanti malam, Joko akan bicara dengan bapak."

"Ya sudah, nduk Ayu, yuk ikut ibu. Ibu antar kekamar mu."

Aku menatap kearah Joko, dan Joko seperti mengisyaratkan aku agar menurut. Aku berjalan mengikuti ibu Joko, dia mengantarkan ku kesebuah kamar. Sederhana namun ada sisi mewah karena ranjangnya yang besar, itu menurutku.

"Nduk, istirahat saja. Jika mau mandi, di kamar ini sudah ada kamar mandinya."

"Oh, iya Bu. Terimakasih banyak." Jawabku sopan.

Ibu Joko pergi, aku masih duduk di ujung ranjang. Lagi-lagi aku masih terbayang-bayang akan wajah Raja, bukan niat hati ingin menyakiti, tapi memang benar-benar bukan takdir kami untuk bersama. Yang aku pikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya aku bisa kembali kedesaku. Aku akan meminta tolong Joko, dia pasti mau membantuku. Aku tidak mungkin bisa berlama-lama disini, penduduk desa nanti pasti akan tau.

Ada yang mengetuk pintu kamarku, saat kubuka, ternyata Joko.

"Ini, pakailah pakaianku. Ada baju dan celana yang sepertinya pas denganmu." Ucap Joko sembari menyodorkan sepasang pakaian.

"Terimakasih Joko, aku merepotkan mu."

"Tak apa, lekaslah bersihkan diri. Aku menunggumu di teras rumah."

"Baiklah."

Joko pergi, aku lalu membersihkan diri. Setelah selesai, aku lalu memakai pakaian yang diberikan Joko. Meski pakaian ini adalah pakaian pria, tapi tidak terlalu buruk jika aku memakainya. Merapikan diri, dan keluar dari kamar.

Aku sudah tidak melihat ibu Joko, bahkan aku juga belum melihat ayahnya. Aku berjalan menuju teras rumah, ternyata Joko memang sedang menunggu.

"Kamu sudah selesai?"

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Mau ikut denganku kesawah? Ibu menyusul ayah kesana sembari membawakan makan siang."

"Boleh,"

Aku berjalan beriringan dengan Joko, di perjalanan, kami bercerita.

"Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu."

"Ya."

"Keluargaku dulu adalah keluarga yang sangat miskin, tapi semenjak aku bekerja di dunia Raja, kehidupan keluargaku sejahtera."

Aku sedikit terkejut mendengar penuturan Joko, tanpa sengaja Joko mendapatkan uang dari hasil bekerja dengan makhluk halus.

"Tapi, selama kamu bekerja disana, apa tidak ada yang menyadari bahwa kamu adalah manusia?"

"Tidak semua, hanya beberapa. Aku pun tak tau kenapa, yang jelas setahuku Raja tak tau aku manusia."

Bisa-bisanya mereka tak menyadari ada makhluk yang berbeda diantar mereka.

"Lalu?"

"Raja dan rakyat-rakyatnya, tidak sebaik yang terlihat. Banyak manusia yang bersekutu dengannya untuk mendapatkan kekayaan dan kesuksesan, sebagai imbalannya, Raja meminta tumbal manusia."

Aku sedikit terkejut, mulai memahami. Raja adalah makhluk halus, tentu dia akan meminta imbalan jika ada yang bersekutu dengannya.

"Joko!!"

Obrolan kami terhenti, ada seseorang yang memanggil dirinya. Kami berdua menoleh kearah sumber suara, pemilik suara itu adalah seorang pemuda. Dia berlari mendekati kami.

"Mau kemana kau Joko? Ini siapa?"

"Mau kesawah, ini temanku." Jawab Joko gugup.

Pemuda yang ku taksir adalah teman Joko, menatapku dari bawah hingga atas lalu tersenyum.

"Kau yakin ini temanmu? Cantik sekali."

Joko terlihat menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu membalasnya dengan senyuman.

"Ya sudah, kami lanjut lagi ya."

Joko menarik tanganku, menandakan harus secepatnya pergi.

🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Siti Fatimah

Siti Fatimah

Semangat terus kak 💪💪💪💪

2022-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!