Pagi ini, Risma merasa sangat bahagia. Bagaimana tidak, setelah sepuluh tahun lamanya penantian, akhirnya tuhan memberikan kepercayaan kepadanya untuk memiliki seorang anak. Dia telah melahirkan seorang anak perempuan yang di beri nama Layla yang lahir bertepatan tengah malam.
Namanya desa Sepuh, dimana tempat tinggal Risma selama sepuluh tahun ini. Sebenarnya, bukan desa asalnya, melainkan desa sang suami yaitu Fajar. Dari zaman nenek moyang terdahulu, desa Sepuh terkenal dengan adanya sosok yang tidak di ketahui jenisnya. Sosok itu akan mencuri dan memakan bayi yang baru lahir, hingga saat ini pun desa Sepuh masih belum mengetahui makhluk apa itu.
Tentu Risma sering mendengar kabar itu, namun Risma yang pada dasarnya terlahir dari keluarga yang kuat agama, akhirnya hingga kini Risma tak mempercayainya. Dia bahkan menganggap bahwa itu adalah oknum penculikkan bayi saja, yang datang dari kota. Siapapun tau, bahwa keamanan di desa itu sangat minim dari pada di kota, begitu pendapat Risma.
"Risma, mumpung lagi hamil, kamu temui kyai Azam untuk membuatkan jimat untuk bayi mu nanti. Aku sudah membuatnya, ketika kandunganku baru memasuki satu bulan." ucap Karmila pada Risma beberapa bulan lalu, saat mereka sedang asyik duduk di bawah pohon mangga milik Risma.
Usia kandungan Karmila, sama dengan Risma. Namun, Risma lah yang dahulu melahirkan.
Mendengar itu, Risma hanya tersenyum dan mengelus perut buncitnya itu.
"Hal itu tidak baik di lakukan, Kar. Cukup selalu berdoa, dan minta di lindungi pada yang di atas saja." jawab Risma.
"Risma, Risma. Ya sudah, terserah kamu. Aku hanya mengingatkan mu sebagai teman, aku pulang dulu, sudah mau Maghrib." jawab Karmila.
Jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh, membuat Risma tidak pernah kesepian. Jika dia merasa bosan berada dirumah, Risma pasti akan kerumah Karmila.
TOK TOK TOK.
Terdengar suara pintu di ketuk, setelah itu, pintu perlahan terbuka. Ternyata Karmila, dengan perut yang masih berisi berjalan menuju Risma yang sedang berbaring diruang tengah rumahnya bersama bayi kecilnya itu. Karmila datang berkunjung, setelah mendengar kabar bahwa Risma temannya itu telah melahirkan.
"Eh, Karmila. Ayo duduk." ucap Risma.
Karmila tersenyum, setelah duduk dia menatap bayi kecil yang sedang terlelap itu. Terlihat oleh Karmila, ada sebuah Al-Qur'an kecil beserta surat Yasin yang terletak di samping bantal kecil si bayi.
"Apa anakmu baik-baik saja?" tiba-tiba, Karmila melontarkan pertanyaan itu yang membuat Risma mengernyitkan dahi.
"Maksudmu?"
"Oh tidak, maksudku apakah anakmu tidak rewel?"
"Tidak, dia anak yang baik. Seharian ini, dia hanya tidur dan bangun ketika lapar atau popoknya basah." jawab Risma.
Risma tak menyadari, bahwa nada bicara Karmila itu terdengar sangat khawatir pada Risma dan anaknya. Namun Karmila tidak ingin membahasnya lagi, takut Risma merasa tak nyaman dan tak suka.
.
.
.
Seminggu setelahnya, di pagi hari Risma dapat kabar dari Fajar suaminya bahwa Karmila sudah melahirkan, dan anaknya juga perempuan. Sebagai teman, Risma turut bahagia. Namun, karena baru saja selesai melahirkan, dirinya tidak bisa datang untuk menjenguk kerumah temannya itu.
Malam harinya, Risma dan Fajar adalah orang pertama yang mendengar suara teriakkan dari Karmila itu. Karmila berlari menuju kerumah Risma. Entah apa yang di pikirkan suami Karmila, dihari pertama setelah melahirkan, suaminya pergi meninggalkan Karmila begitu saja untuk bekerja di kota. Sedangkan orang tua, suaminya atau Karmila sendiri sudah tidak memilikinya.
Risma terbangun karena suara gedoran pintu yang cukup kuat, suami Risma bergegas membukakan pintu, dan ternyata itu adalah Karmila. Ketika pintu nya terbuka, Karmila langsung terjatuh di depan Fajar. Fajar membantu Karmila untuk berdiri, dia bingung dengan wanita itu. Dia menangis histeris, sambil mengucapkan perkataan yang tidak bisa di dengar dengan jelas.
Risma keluar dari dalam kamar, dengan menggendong bayinya yang tetap tertidur lelap meski ada keributan.
"Karmila!! Ada apa denganmu? Mengapa kamu malam-malam keluar? Kamu juga baru saja habis melahirkan, dan mengapa kamu meninggalkan bayimu sendiri?" ucap Risma.
Karmila masih menangis meraung, dan menyebutkan nama bayinya. Risma dan suami, semakin bingung. Fajar akhirnya inisiatif keluar rumah, membangunkan para warga untuk membantu dirinya menuntaskan kebingungannya akan perilaku Karmila.
Sedangkan Karmila, tidak menjawab ucapan Risma sama sekali. Risma berdiri, dan menuju kedapur untuk memberikannya minum. Setelah itu, Risma kembali untuk memberikan nya pada Karmila. Namun, perlakuan aneh Karmila justru membuat Risma terkejut. Karmila menepis gelas yang berisikan air itu, dan pecah di lantai.
Risma menuju kekamar, meletakkan bayinya kembali di atas kasur, lalu kembali keluar.
"Karmila!! Sadarlah, kamu kenapa? Tenangkan dirimu, dan ceritakan padaku secara perlahan!" ucap Risma, memegangi pundak temannya itu.
"Makhluk itu .... makhluk itu mengambil bayiku, tepat di depanku." jawab Karmila lirih.
Risma terkejut seketika, dia menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak mempercayainya. Risma terdiam setelah mendengar ucapan Karmila, sedang kan Karmila masih saja terus meraung memanggil-manggil namanya sambil berguling di lantai.
Tak lama, dari luar Fajar datang bersama beberapa warga. Semuanya terkejut melihat kondisi Karmila, semuanya menatap kearah Risma, seakan mereka butuh penjelasan darinya. Risma hanya diam, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Biar saya panggilkan kyai Azam dulu, mungkin beliau bisa membantu." ucap salah seorang dari warga yang dibawa Fajar.
Sementara menunggu, para warga termasuk Risma dan Fajar tidak bisa melakukan apa-apa. Hingga tak lama, terdengar salam dari pintu yang langsung disambut oleh jawaban.
"Ada apa ini? Kenapa dengan Karmila?" tanya kyai Azam.
"Dia datang sudah dalam keadaan seperti ini, kyai." jawab Fajar.
Lalu kyai itu memperhatikan Karmila, kemudian tak lama kyai itu terkejut karena menyadari sesuatu.
"Bukankah dia tengah mengandung?" tanya kyai itu.
"Dia sudah melahirkan kemarin malam, kyai." jawab Risma.
"Astaghfirullah!!! Saya yakin, bayinya telah diculik makhluk itu. Apalagi jika bukan itu."
Mendengar ucapan kyai itu, semua orang yang ada di sana sangat terkejut. Fajar berlari menuju kamar, dan mengambil bayinya, kemudian merangkulnya dalam gendongan. Risma melihat tingkah suaminya itu, langsung mengernyitkan dahi. Meskipun sudah sangat jelas, namun Risma masih tidak mempercayai apa yang terjadi.
"Hubungi suaminya, untuk sementara Karmila tinggal di rumah saya. Biar nanti, Aisyah yang bantu jaga sembari menunggu suaminya datang." ucap kyai Azam itu kemudian.
Sebagian warga, membantu Karmila untuk dibawa kerumah kyai dengan perlawanan Karmila tentunya. Dia mirip seperti orang gila, lebih tepatnya. Sementara kyai Azam masih tetap berada di rumah Risma.
"Fajar, jaga anakmu baik-baik. Usahakan, jangan biarkan bayi mu itu lepas dari tangan kalian, mengerti?" ucap kyai Azam.
Fajar mengangguk, lalu kyai Azam itu pun pergi meninggalkan rumah Risma.
Wanita yang selalu mengenakan jilbab itu, mendekat kearah suaminya, lalu meraih kembali bayinya. Dia tanpa kata, kembali berjalan menuju kamarnya. Dia perlahan membaringkan sang bayi, mengusap lembut rambutnya.
Tak lama, Fajar masuk lalu membaringkan tubuhnya di samping sang bayi.
"Mas, apa selama ini warga desa tidak mengusut dengan tuntas, siapa sebenarnya yang menculik bayi-bayi yang baru lahir?"
Ucapan Risma, membuat Fajar bingung. Dia baru tahu, bahwa istrinya itu ternyata tidak mempercayai apa yang telah terjadi.
"Maksudmu, kamu tidak mempercayainya dek?"
"Tentu, mas. Aku malah yakin, itu adalah penculik yang datang dari kota. Karena di desa sangat minim penjagaan, makanya mereka memilih menculik bayi di desa."
"Risma, Risma. Sudah terjadi di depan mata, masih saja tidak percaya. Sekarang, intinya kamu dengar kan ucapan kyai tadi. Layla jangan kamu biarkan sendiri dan jangan kamu lepaskan dari gendongan mu, mengerti?"
Risma diam, dia menghela nafas. Dilihatnya Fajar sudah memejamkan matanya, Risma yang tak pernah meninggalkan sholat malam itu, melihat jam di dinding. Ternyata, sudah hampir jam dua dini hari. Risma bangkit dari duduknya, lalu menuju kebelakang untuk bersuci. Setelah itu, dia memulai sholatnya.
Meski se khusyuk apapun, Risma tetap bisa mendengar suara yang menggangu di telinganya. Suara sesuatu yang bergesekan dengan dinding dan atap rumahnya. Risma masih tetap khusyuk, dan terus melanjutkan.
Diatas sana, ada sesuatu yang merayap didinding. Sosok itu merayap perlahan menurun, dan mendekat kearah sesuatu yang tak bisa ia lepaskan pandangannya. Ya, bayi Risma. Sosok itu menyeringai, sambil terus merayap seperti cicak.
Saat sudah dekat, baru saja sosok itu ingin menjulurkan lidahnya, dia diperlihatkan sesuatu yang sebelumnya tak pernah dia lihat. Saat mata si bayi tiba-tiba terbuka, dan mata bayi dan sosok itu saling berpandangan. Sosok itu urung untuk memakan bayi itu, sosok itu terdiam cukup lama.
Sosok itu seperti melihat sepasang wanita dan laki-laki yang saling tertawa bersama, sosok itu seperti tak asing dengan mereka, namun dia tak dapat mengingatnya. Tiba-tiba saja, sosok itu menangis tanpa sebab. Dia melihat itu semua di mata bayi kecil itu, lidahnya yang sedari tadi terjulur keluar, perlahan masuk kedalam. Jari yang memiliki kuku panjang itu, kemudian terjulur mengelus lembut kepala sang bayi itu.
Setelah itu, sosok itu pun pergi begitu saja meninggalkan sang bayi. Entah kenapa, sosok itu benar-benar tak berdaya setelah bertemu dengan bayi itu. Sosok itu merasa, seperti ada sesuatu, namun dia tidak bisa mengetahuinya.
.
.
Sosok itu adalah penunggu rawa yang berada sangat jauh dari desa Sepuh, sosok itu sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lamanya. Sosok itu tidak memiliki nama, dia bisa berubah wujud sesuai keinginannya. Ya, dia adalah reinkarnasi dari Raja. Dua puluh tahun setelah Raja menghancurkan dirinya, Raja kembali di lahirkan.
Namun tentu, dia tak tau bahwa dia adalah reinkarnasi dari seorang Raja penguasa sungai Cendradana. Sosok reinkarnasi dari Raja ini, lebih kejam. Dia memakan bayi yang baru lahir, itulah yang membuatnya semakin kuat dan memang makanannya. Dia keluar hanya saat malam hari saja, jika siang, dia tetap berada di dalam rawa.
Setelah dari rumah Risma, sosok itu kembali menuju rawa. Dia tiba-tiba merubah dirinya sebagai manusia, dia terheran-heran, karena tanpa komando dan keinginannya sendiri, dia merubah dirinya menjadi manusia. Karena seumur hidupnya, dia tak pernah menjelma menjadi manusia, dia lebih sering menjelma menjadi hewan.
Dia duduk di pinggir tebing, membuat sesuatu yang bisa memantulkan dirinya seperti cermin menggunakan kekuatannya, tujuannya agar dia bisa melihat seperti apa dirinya saat menjelma menjadi manusia. Dia terpana, bagaimana tidak, jelmaannya sangat tampan. Dia mengelus wajah, tangan dan seluruh badan jelmaannya itu.
"Ada apa denganku? Mengapa setelah melihat bayi itu, aku seperti tak berdaya, dan seperti ada sesuatu, namun aku tak tau apa itu." dia bergumam sendiri, dengan mata yang tak henti-hentinya melihat pantulan dirinya itu.
.
.
Jauh disana, setelah kematian Ayu dan kehancuran Raja, Braspathi hidup berkelana di dalam hutan. Dia juga bisa merubah wujudnya sesuai keinginannya, dan dia adalah makhluk pertama yang mengetahui reinkarnasi dari ayahnya Raja kembali dilahirkan.
Braspathi berumur panjang, sama seperti Raja. Dia tidak akan binasa, jika bukan dia sendiri yang menghancurkan dirinya, begitu juga Raja, namun Raja memilih menghancurkan dirinya dan binasa selamanya. Namun, takdir berkata lain, dia kembali di lahirkan.
Meski Braspathi sangat membenci ayahnya itu, akan tetapi dia merasa senang setelah tau bahwa Raja dilahirkan kembali. Namun Braspathi belum melihat seperti apa reinkarnasi ayahnya itu, dia hanya memiliki firasat saja. Dia percaya, karena firasatnya tidak pernah salah. Namun Braspathi tak tau, bahwa ibunya Ayu pun juga bereinkarnasi.
Braspathi juga selalu tak sengaja berkelana hingga ke desa Sepuh, desa Sepuh itu sedikit mirip dengan desa Ayu, ibunya. Saat pertama kali dia menemukan desa itu, dia teringat akan ibunya. Sesekali, dia menyesali akan lahirnya dirinya. Bagaimanapun juga, alasan utama ibunya meninggal akibat melahirkannya.
🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Euis Nina
pasti bayinya risma sama fajar itu reinkarnasi nya ayu dech 🤔makannya reinkarnasi nya raja gk jd memakannya
2022-07-03
0