Chapter 02

POV Raja Mahendra.

"Mohon ampun, Baginda. Anda mau kemana?"

Aku berhenti seketika mendengar suara tersebut, menghela nafas dengan berat. Begitu sulit untuk meninggalkan singgasanaku itu, bahkan untuk menyendiri saja sangat tidak mudah. Para pengawal selalu mengikuti kemanapun aku melangkah, itu semua siapa lagi kalau bukan perintah dari ibu, aku bahkan tida pernah meminta untuk menjagaku terlalu ketat.

"Saya hanya ingin berjalan-jalan sebentar, tolong biarkan saya sendiri sejenak." Jawabku tegas.

"Mohon ampun, Baginda. Tapi ini sudah perintah dari ibu suri untuk selalu menjaga Baginda kemanapun Baginda pergi, hamba mohon jangan hentikan hamba." Ucap pengawal itu dengan badan yang menunduk.

"Kembalilah ke tempatmu, saya pastikan bahwa ibu tidak akan mengetahuinya. Berikan aku waktu sesekali untuk sendiri, pergilah!!"

"Ba-baiklah Baginda, saya permisi."

Akhirnya aku bisa keluar dari istana ini, sejak kecil aku selalu dikurung diistana besar nan megah ini. Ya, siapapun yang melihat nya akan beranggapan seperti itu. Tapi lain hal nya denganku yang sudah benar-benar bosan.

Aku Raja Mahendra, seperti namaku, aku adalah seorang raja yang memimpin satu-satu nya kerajaan di sungai Cendradana.

Bedanya, aku beserta rakyat-rakyatku, tidak ada satupun manusia yang bisa melihat keberadaan kami. Dunia kami dan dunia manusia berbeda, namun manusia pernah mendengar mitos tentang keberadaan kami.

Mayoritas manusia menyebut kami adalah "Hantu Air", karena kami hidup dan menghuni dunia bawah air. Aku sebagai seorang Raja yang memimpin makhluk yang disebut "Hantu Air" pun tidak tau pasti bahwa kami ini sebetul nya apa, yang jelasnya kami bukanlah manusia melainkan makhluk halus.

Aku berjalan keluar dari istana, sayub aku mendengar diatas sana seperti ada seseorang yang sedang bergumam. Terlihat juga olehku, air sungai seperti ada yang menggunakannya. Karena penasaran, aku terbang keatas untuk memastikan nya.

Saat sudah di permukaan, mataku begitu terpesona oleh pemandangan yang aku lihat. Terlihat didepan sana, ada seorang gadis yang entah sedang melakukan apa. Gadis manis berambut diikat kebelakang, terlihat sedang melakukan kegiatan yang tak ku tahu.

Saat mata ini memuja dan memperhatikan gadis itu, entah kenapa gadis itu sepertinya menyadari keberadaanku. Apa iya, manusia bisa melihat wujudku?

"Hey, maaf. Apakah kamu terkejut melihatku? Aku sedang mencari ikan disini, maafkan aku jika itu membuatmu terkejut." Ucapku menyadari bahwa gadis itu benar-benar bisa melihatku.

Dia sedikit terkejut dan menatapku dengan raut kebingungan.

"I-iya, aku terkejut. Air sungai itu sangatlah dalam, kamu terlihat seperti sedang berdiri di dalamnya."

Aku terdiam, memang benar sungai ini sangatlah dalam. Aku juga jarang bertemu manusia masuk atau sekedar berenang disungai ini.

"Hah? Dalam? Tidak, ini tidak dalam. Lihatlah, ini hanya sebatas pinggangku. Apakah kamu tidak pernah masuk kedalam sungai ini?" Tanyaku padanya setelah berpikir sejenak untuk menjawab jawaban yang tepat.

Dia terlihat menggeleng, "Tidak, air sungai ini sangatlah dalam. Aku tidak berani untuk masuk, sudah ada tempat ini. Jadi, aku tidak perlu masuk."

"Bagaimana kamu bisa langsung menilai bahwa sungai ini sangat dalam, sedangkan kamu sendiri belum pernah mencobanya?" Ucapku, jikapun nanti dia ingin mencobanya, aku akan membuat dia merasakan bahwa sungai ini dangkal.

Gadis itu terlihat diam, dia menggaruk kepalanya. Akupun mencoba untuk mendekat kearahnya, tidak terlalu dekat, aku duduk di atas batu yang jaraknya sekita sepuluh meter darinya.

"Apa kamu tinggal disini?"

Astaga! Aku kelepasan, mana mungkin dia tinggal di sungai ini. Dia jelas berbeda denganku, dia adalah manusia, semoga dia tidak menyadari bahwa aku adalah makhluk halus.

"Disini? Oh, tentu tidak disungai ini. Aku tinggal di gubuk di atas sana." Jawabnya sambil menunjuk kearah atas, terlihat dikejauhan sebuah gubuk berdiri di atas sana.

Aku mengangguk tanpa mengerti.

"Lalu, kamu berasal dari desa mana? Aku belum pernah melihat mu sebelumnya, dan juga selain aku, tidak ada warga lainnya yang mengunakan sungai ini."

Aduh, dia mulai bertanya tentang siapa aku. Aku berpura-pura tidak mendengar saja dan pura-pura ingin mengeringkan tubuh. Tiba-tiba saja dia mengulurkan sebuah handuk dari tangannya, dia memberikan handuknya padaku. Aku semakin terpesona, selain manis, dia juga gadis yang baik.

"Oh, terimakasih." Ucapku sambil meraih handuk itu, padahal tanpa aku keringkan, sedetik setelah aku keluar dari air, badanku sudah kering, dan tentu dia tidak menyadari itu.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, kamu berasal dari mana?"

Astaga, mengapa itu sangat penting sekali. Aku bahkan tidak tau harus menjawab apa, keluar kepermukaan saja ini kali pertamanya.

"Emmm, aku berasal dari desa sebelah. Selama ini aku berada di kota, dan sudah dua hari ini aku pulang ke desa." Jawabku dengan sangat mudah.

Kulihat dia mengangguk tanda mengerti, aku kembali merasa tenang. Kulihat gadis itu terdiam, menatap kearah sesuatu yang sedang dia pegang itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Aku sedang memancing, sudah hampir satu jam tapi tak ada satupun ikan yang memakan umpannya." Jawab gadis itu sambil meremas perutnya.

Aku sedikit mengernyitkan dahi, apa yang terjadi dengannya dan aku belum bisa memahaminya. Tiba-tiba saja gadis itu berdiri dari duduknya dan menatap kearahku kembali.

"Aku harus naik, mungkin aku kembali memetik kangkung di sawah milik warga desa."

Setelah berkata seperti itu, gadis itu menarik kail pancing nya dan bergegas pergi sungai ini. Aku merasa ada sesuatu dengan gadis itu, apa dia kelaparan? Itu sebabnya dia memancing ikan di sini?

Aku menatap punggung gadis yang baru beberapa menit aku jumpai itu, entah kenapa seperti ada sesuatu yang berdesir di dalam hati. Saat gadis itu menghilang dari pandangan, aku kembali masuk kedalam sungai dan dengan sekali celup tanganku mendapatkan lima ekor ikang sekaligus.

Dengan ini, aku bisa memberi alasan untuk bertemu kembali dengan gadis itu. Aku berjalan menaiki lereng, cukup kesulitan karena aku tidak terbiasa melakukannya. Tak lama, sampai lah aku diatas, dimana desa tempat gadis itu tinggal. Seperti ini rupanya desa.

Tak jauh dariku, sebuah gubuk kecil dan lusuh berdiri. Apa itu rumah gadis itu? Tapi saat disungai tadi, dia menunjuk kearah rumah ini. Aku lalu berjalan perlahan mengitari rumah kecil itu, dan sampailah aku di depan pintu kecil.

Ragu akan mengetuknya, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dengan sendirinya dan terlihat lah gadis manis yang sama keluar dari rumah kecil itu. Aku lagi-lagi terpesona dan mengaguminya dalam diam saat menatap matanya lekat, sedangkan dia menatapku heran sekaligus bingung.

"Kamu? Dari mana kamu tahu ini rumahku?" Tanyanya.

"Bukannya kamu sendiri yang menunjuk rumahmu saat disungai tadi?" Jawabku nyengir.

"Oh iya benar, aku lupa. Kalau begitu aku kesawah dulu, mau memetik kangkung jika ada." Ucapnya dan berniat melangkah meninggalkanku kembali.

"Tunggu! Ini aku dapat beberapa ekor ikan, kamu bisa mengambilnya jika kamu mau. Aku sudah tidak berminat untuk memakannya."

Sudah kupastikan bahwa gadis itu hidup sebatang kara, saat ini dia sedang kelaparan dan mencari sesuatu yang bisa di makannya. Selain manis dan menarik hati, gadis ini ternyata hidup serba sederhana. Berbeda denganku.

Mendengar ucapanku itu, dia kembali membalikkan badannya dan menatap ikan yang berada di tanganku.

"Untukku? Apa kamu yakin?" Tanyanya.

"Ya, tentu. Aku sudah tidak berminat memakan ikan lagi, memancing dan mencari ikan itu hanyalah hoby saja. Tak jarang aku juga selalu memberikannya pada orang yang aku temui saat pulang." Bohongku.

Aku dan kaumku tidak makan apapun, kami tidak perlu makan dan minum. Bahkan mandi pun tidak perlu, hanya saja tidur atau istirahat saat malam hari, kami sangat membutuhkan itu.

Mendengar itu, dia sedikit senang. Tangannya mulai mendekat dan ingin meraihnya, namun entah kenapa dia menarik kembali tangannya itu dan urung melakukannya.

"Maaf, tapi kita baru saja bertemu. Bagaimana bisa kamu mau memberikan ikan hasil dari tangkapan mu sendiri dengan susah payah? Kamu bahkan menyelam kesungai untuk mendapatkannya."

Ya ampun, aku semakin jatuh hati pada gadis ini. Ternyata dia bukanlah wanita yang mudah dekat dengan orang yang baru ia kenal, seperti diriku ini.

"Hahaha, itu tidak masalah. Ambilah, aku tidak punya maksud apa-apa. Hanya ingin berbagi saja, seperti yang ku katakan tadi bahwa aku selalu memberikannya kepada siapa saja yang kulihat saat pulang dari menangkap ikan. Jika kamu tidak mau semua, ambilah beberapa dan sisanya untukku."

Dia menatapku lama, dan akhirnya meraih ikan yang ada di tanganku ini.

"Baiklah, aku akan ambil satu saja. Itu akan cukup hingga makan malam nanti." Jawab gadis itu dengan sumrigah, sepertinya dia sangat bahagia.

Gadis itu benar-benar sederhana, meski dia tidak berpakaian mewah seperti gadis-gadis di duniaku, tapi menurutku dia masih tetap manis, aku suka sekali.

"Oh ya, dari tadi kita belum saling mengenal satu sama lain. Perkenalkan, namaku Raja."

Gadis itu tersenyum dan menyambut tanganku, "Namaku ayu, aku harus memasak sekarang. Karena hari sudah mulai siang, sedari pagi aku belum memakan apapun."

"Memasak? Bolehkan aku bantu?"

"Oh tidak, terimakasih. Aku bisa sendiri, lagian tidak enak jika warga desa melihat seorang pria berada di dalam rumah seorang gadis yang tinggal sendirian. Bukan maksudku mengusir, tapi kuharap kamu bisa mengerti."

Oh tuhan, selain sederhana, suara gadis itu membuatku damai seketika. Nada suaranya yang ramah dan lembut, aku semakin memuja gadis yang bernama Ayu ini, secantik namanya.

"Baiklah, aku mengerti. Tapi, apakah besok aku bisa datang kembali? Emm, sekedar untuk mengobrol saja." Aku sangat berharap bisa kembali bertemu dengannya lagi.

"Entahlah, aku tidak bisa memastikan jika esok aku ada dirumah."

Senyum diwajahku sedikit memudar, seperti kehilangan harapan.

"Begitukah? Baiklah, aku akan pulang. Senang bertemu dan bisa berkenalan denganmu."

Dia tak menjawab, hanya ada senyuman dan anggukan darinya.

Saat kembali, ternyata ibuku sepertinya telah menungguku di depan pintu utama istana. Dia menatapku penuh selidik.

"Baginda, apa yang Baginda lakukan di atas sana? Dunia itu berbeda dengan dunia kita, Baginda."

Aku memutar bola tanda malas jika mendengar ocehan ibu.

"Bu, aku hanya naik sebentar. Sekedar untuk melihat-lihat, seperti apa dunia seberang itu. Sudahlah Bu, tidak akan terjadi apa-apa."

Aku kembali melangkah menuju dalam istana, tetapi sepertinya ibu tidak berhenti disitu saja. Dia masih mengikutiku sampai aku duduk di singgasanaku.

"Jangan pikir ibu tidak tau, Baginda telah bertemu seorang manusia diatas sana bukan?"

Aku sedikit terkejut mendengar ucapan ibu, tapi seorang Raja tidak mungkin memperlihatkan wajah khawatirnya .

"Benar, lalu dimana letak kesalahannya ibu?" Jawabku singkat.

"Tidak ada salahnya, yang menjadi masalah besarnya adalah Baginda menampakkan diri."

"Lalu, dimana letak masalah besarnya itu ibu?" Aku semakin kesal saja.

"Leluhur-leluhur kita melarang itu, Baginda. Hanya sebangsa kitalah yang bisa melihat manusia, jangan sampai manusia bisa melihat kita apalagi keberadaan dan asal kita."

"Seperti apa masalah besarnya itu!!" Kali ini suara ku mulai tegas.

"Ibu tidak bisa memastikan masalah besar apa itu, tapi saran ibu, jangan terulang lagi untuk yang kedua kalinya Baginda. Ibu ingin kembali kekamar, ibu undur diri." Aku hanya menatap punggung ibu menjauh dariku.

Tidak bisa seperti itu ibu, aku sudah terlanjur jatuh cinta pada anak manusia. Dan aku harus memperjuangkan itu, bagaimanapun caranya. Masalah besar itu hanyalah mitos, itu hanyalah omong kosong agar menghindari diri dari manusia. Karena sejatinya, manusia lebih tinggi derajatnya dari pada makhluk-makhluk lainnya.

Salah sang pencipta, mengapa mempertemukan aku dengan anak manusia, dan membuat aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, sebisa mungkin aku harus menutup diri agar Ayu tidak mengetahui siapa aku sebenarnya.

🌷🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Euis Nina

Euis Nina

lanjut 👉lagi kak aku udah baca part yg ini di fb☺☺

2022-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!