Malam sudah sangat larut waktu sudah menunjukkan pukul 10 00 , akan tetapi sang istri belum juga pulang dan menampakan batang hidungnya, Rendra mondar-mandir sambil sesekali menatap ke bawah, Dia berharap mobil sang istrinya segera tiba di Rumah.
Dari pukul 10.00 hingga pukul sebelas malam sang istri belum juga pulang hal itu membuat Rendra semakin kesal dan garam.
"Awas saja kalau kau pulang Nanti," geram Rendra dalam hati yang mana lampu ruang tamu kini di padamkan dan dirinya duduk di sofa dalam suasana gelap.
Satu jam kemudian tepat pukul 12.00 malam terdengar suara langkah kaki memasuki Rumah, membuka pintu dengan perlahan lahan dan berjalan mengendap endap bagaikan seorang maling.
Perlahan lahan tangan halus itupun mulai membuka pintu kamar, Namun belum sampai tangan itu membuka pintu sebuah suara menghentikan langkah kakinya.
"Baru, pulang?"
Sontak saja wanita yang hendak membuka pintu kamar pun akhirnya menoleh.
"Mas Rendra, belum tidur."
"Aku bertanya belum kamu Jawab." tukas Rendra dengan suara tinggi sangat terlihat jelas jika dirinya sedang marah.
Vanesa menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan, mencoba tetap tersenyum dengan segala perilaku dan tingkah dari suaminya yang beberapa bulan terakhir ini sangat jauh berbeda dengan saat saat pertama mereka menikah.
Rendra yang penyayang, Rendra yang begitu lembut kini berubah menjadi sosok laki-laki yang sangat dingin dan mudah marah.
"Iya, mas! tadi di jalan ada kemacetan."
Rendra bangkit dari tempat duduknya setelah menghidupkan lampu Yang ada di ruang tamu. Dengan langkah tegap Rendra menghampiri Vsnesa yang berdiri di depan pintu kamar.
Tatapan mata tajam Rendra begitu terlihat menakutkan, Vanesa tetap berusaha tenang meskipun hatinya sedikit bergetar dan gugup, terlebih tanpa sadar netra indah Vanesa sempat melihat tangan suaminya menggepal dengan kuat.
Vanesa menggigit bibir bawahnya ketika Rendra semakin dekat.
"Apa kau berkata dengan jujur.'
"Tentu saja, Mas, aku berkata jujur."
Rendra tersenyum miring sebelum tiba-tiba dia mencengkram rahang istrinya dengan kasar.
"Bicara yang jujur atau aku akan lebih bersikap tidak baik padamu."
"Mas, lepaskan sakit!
"Aku bilang bicara yang jujur."
"I-iya, Mas! aku sudah bicara jujur."
"Baiklah, kali ini aku mempercayaimu tapi jika aku mengetahui kamu berani bohong padaku, aku tidak segan segan akan memberimu pelajaran."ucap Rendra sambil melepaskan cengkraman tangannya.
Vanesa bernafas dengan lega.
"Aku pergi mandi dulu mas sudah malam ."
"Pergilah."
Didalam kamar mandi Vanesa menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar.
"Hampir saja, kenapa mas Rendra bisa securiga itu, dia sekarang benar benar aneh dan . menakutkan."desis Vanesa sambil menguyur tubunya dibawah shower, tiga puluh menit kemudian Vanesa sudah menyelesaikan ritual mandinya dan bergegas masuk ke dalam kamar, setelah Menganti baju kotor nya dengan baju tidur.
Ruangan kamar terlihat sepi Rendra tidak ada di dalam itu artinya Rendra masih berada di ruang tamu, Vsnesa berfikir mungkin Rendra lagi sibuk nonton TV.
Dengan santai dan dengan perasaan nyaman Vanesa segera menjatuhkan tubuhnya di atas Ranjang yang empuk.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu di buka.
"Kau sudah tidur."
"Belum, mas, tapi ini sudah ngantuk jadi aku tidur dulu ya mas."
"Tunggu....! badan ku terasa pegal semua tolong kamu pijit."
Vanesa mendelik tak percaya dengan apa yang suaminya inginkan.
"Ayo, kenapa diam saja!'
"Mas, sudah malam aku sudah mengantuk lagi pula aku tidak terlalu bisa memijit, mas besok pergi ke tukang pijit saja ya," tolak Vsnesa seraya merebahkan tubuhnya di atas Ranjang.
Rendra yang kesal dengan ulah sang istri langsung menarik nya dengan kasar, hingga menimbulkan jeritan kecil.
"Auuuw.... Mas, sakit."
"Kau mau membangkang perintahku?" Triak Rendra berapi-api, membuat Vanesa benar benar tercengang di buat nya.
"Mas sakit tau, kenapa kau marah marah begini, ini sudah malam besok aku harus masuk pagi, iya kalau Mas masuk sesuka hati boleh, sedangkan aku tidak bisa, aku hanya seorang perawat biasa yang harus melayani semua kebutuhan Dokter disana mengertilah mas."
"Oh, jadi itu alasan mu menolak bukanlah aku suamimu aku berhak meminta apapun darimu, layani aku malam ini juga."
"Mas,aku capek ini sudah sangat malam sudah pukul satu lebih mas, besok saja ya?" rengek Vanesa meminta agar suaminya mau mengerti.
"Apapun yang aku minta dan suruh kau harus mengerjakan tidak boleh ada kata penolakan bukankah kau menolak memijit, jadi layani aku saja itu lebih enak kan?"ucap Rendra seraya menarik dan merobek baju sang istri dengan kasar.
Membuat Vanesa menjerit kecil, karena terkejut juga sakit.
Vanesa tidak pernah bermimpi jika Dokter Tampan yang menikahinya yang dulunya sangat lembut penuh cinta pengertian dan penuh kasih kini bagaikan seorang preman jalanan yang sangat brutal.
Seluruh tubuh Vanesa terasa remuk lebih lebih Rendra tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat meskipun hanya sepuluh menit, Rendra melakukan aksinya dengan sangat kasar bahkan sensitif milik Vanesa belum sempat basah masih kering bagaikan pohon yang tak pernah di siram sudah harus berkali-kali mendapatkan suntikan benda tumpul yang keras milik suaminya.
Rendra semakin liar dan brutal dengan aski Ranjang nya sedangkan Vanesa hanya bisa meringis menahan sakit, tidak ada kenikmatan sedikit pun yang dirasakan nya selain sakit dan sakit.
Entah sudah berapa kali Rendra melakukan nya, Vanesa seakan tak ingat apapun karena dia pingsan.
Sementara Rendra tersenyum puas melihat istrinya tak berdaya. Dengan cepat malam itu juga Rendra membersihkan dirinya didalam kamar mandi, kemudian menatap wajahnya pada dinding cermin.
"Kau yang membuat luka di hatiku maka terimalah semua hukumanmu jangan lagi kau pernah bermimpi hidup dengan ku hari harimu akan bahagia, kau akan menderita sama seperti hatiku yang sudah kau buat hancur dan menderita, aku tidak pernah menyangka jika kau ternyata wanita ***. *** yang tak lebih dari wanita wanita malam lainnya.
"Aaaaaraaaangh... !" pyar! kaca di dalam kamar mandi hancur akibat pukulan tangan Rendra.
Vanesa yang kala itu tersadar dari pingsan nya terbangun dengan tertatih tatih ke arah kamar mandi dimana dia mendengar suara benda keras jatuh.
Perlahan-lahan Vanesa membuka pintu kamar dan terlihat lah tangan Rendra yang berdarah dan kaca yang sudah tak berbentuk.
"Mas ..! kamu kenapa ayo aku obati lukamu."tawar Vanesa lembut.
Rendra yang tadinya sudah tenang melihat wajah cantik istrinya kembali bayang bayang menyakitkan menari nari di atas kepala nya membuat Akal Rendra tesulut emosi dan kembali' akal Rendra konslet.
"Kau sudah sadar rupanya, ayo!"
Rendra langsung menarik tangan istri nya dan dengan kasar langsung mengendorg dan melemparkannya di atas Ranjang, membuat Vanesa binggung dan Kembali ketakutan, terlebih Rendra pun mulai merangkak naik ke atas Ranjang.
"Mas ..!" kau mau ap-apa?"
"Kira bercinta lagi, puaskan aku."
"Kan sudah mas, kan....baru saja kita melakukan nya."
"Diam, kau....! apa kau pikir aku gila bercinta dengan orang pingsan."
"Kan sebelum pingsan sudah mas."
"Kau pikir tiga kali itu sudah memuaskan ku, kerjakan saja apa yang ku minta, awas jika kau pingsan lagi aku akan terus menunggu dan meminta sampai aku merasakan puas, kau mengerti.'
"I-iya!"
"Layani aku dengan benar,'
"I-iya..!"
Karena tidak mau mendapatkan pukulan dan terus terusan di mintai jatah akhirnya Vsnesa berusaha menikmati meskipun suaminya menyetuh dengan kasar.
Melihat Vanesa yang terlihat pasrah dan berusaha menerima setiap ulahnya yang brutal tiba-tiba hati Rendra sedikit luluh, permainan kasarnya perlahan lahan berubah menjadi sangat lembut dan memabukkan membuat Vsnesa sedikit demi sedikit menikmati nya hingga terdengar suara desa han yang indah hingga kedua nya mencapai puncak bersama sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
waduh Rendra
2022-07-08
0
VLav
hihh, semoga rendra impoten, ga bisa bangkit lagi!
2022-06-28
0
🍁𝐌𝐈❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Rendra suami psikopat😠 mending tinggalin aja suami kejam kayak gitu Vanessa diluar masih ada lelaki yang baik dan lembut yg bisa melindungimu💪
2022-06-23
0