Kebahagiaan tiada tara terpancar dari wajah cantik Eva, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan uang kiriman dari kakak iparnya, kesedihan dan kegelisahan karena kekurangan uang semua akan segera teratasi. Senyum manis tersungging dari bibir Eva.
"Beruntung aku memiliki kakak ipar yang baik hati dan pengertian,"desis Eva salam hati meskipun dia tak pernah sekalipun melihat wajah dari sang kakak ipar. Namun dia bisa membayangkan betapa kakaknya Vanesa sangat beruntung memiliki suami seperti itu jika sana seorang adik yang belum pernah dilihat nya saja sudah sangat baik apalagi sama kakaknya sudah pasti surga dunia yang akan kakaknya dapatkan.
"Wah ceria sekali kamu Va ada apa nih!"
"Coba tebak!"
"Apa, ya? aku ngak tau Va, kamu bahagia karena apa."
"Sini...! duduk sini, kamu kan tau kalau kakakku baru Nikah kan?
"ya aku tau trus apa hubungannya."
"Eih... tunggu dulu, jangan suka potong pembicaraan, aku belum selesai bicara."
"Ok.....ok... lnjut kan!"
"Begini aku kan telpon sama kakakku, ngak di angkat dan yang mengaggkat kakak iparku karena di tanya terus akhirnya aku cerita tujuan aku telpon kakak, aku lagi butuh uang dan kakak iparku bertanya berapa aku jawab sepuluh juta dan kau tau.....tanpa bicara apa apalagi kakak ipar ku langsung mengiyakan dan dia bilang secepatnya,"
"Wah, baik banget tuh kakak iparmu, kalau aku biro biro punya kakak ipar baik, dia mau menegurku saja aku sudah bersyukur, terkadang aku binggung dan kasian sama kakakku kok bisa bisanya mau di nikahi laki laki keras dan angkuh seperti itu, di rumah selalu bikin kesal karena sikap nya yang tak mrngaggap keluarga ku ini saudara."
Wah kalau begitu kakak dan keluarga ku sangat beruntung punya kakak ipar seperti dia."
"Bagaimana rencana besok, apa kamu jadi ikut atau tidak?"
"Sudah pasti lah ikut, kan ini kesempatan, lagi pula aku akan segera mendapatkan transferan uang."
"Cieee..... traktir aku dong jika uang kiriman nya sudah datang."
"Tenang saja, pasti itu." ucap Eva sambil tersenyum bahagia.
Di sisi lain Vanesa yang sudah selesai mandi dan sudah Menganti bajunya keluar kamar mencari keberadaan suaminya.
"Mas...! kamu dimana, mas.....!
"Non Nesa mencari Pak Rendra ya?"
"Iya, Bik! dimana Mas Rendra."
"Baru saja berangkat Non,"
"Oh jadi sudah berangkat kerja,"
"Iya, Non batu saja berangkat nya."
"Oh ya sudah Mbok Yem Kembali kerja saja ya."
Vanesa pergi mencari ponsel yang seingatnya di taruh di atas narkas.
"Di mana ponselku tadi kan ada disini, kok tidak ada " Gumam Vsnesa dalam hati.
Ketika pikiran nya sedang binggung mencari tiba-tiba terdengar bunyi telpon yang berasal dari ponselnya. Mata Indah Vanesa membulat seketika ketika bunyi suara dering ponsel itu berasal ruang tamu dan ternyata ponsel nya tergeletak di dekat TV.
"Kenapa bisa ada di sini!" dan ini siapa lagi yang telpon pakai nomor private.
" Halo....!
"Halo sayang ini Bunda, Nanti malam ajak suamimu makan malam di rumah ya, bunda lagi masak enak untuk kalian."
"Bunda .. kenapa repot repot segala, kami makan apapun asal itu masakan bunda pasti enak deh,"
"Ngak repot kok sayang, Nanti malam datang ya!
"Baik, Bunda! pasti kami datang, tapi kenapa bunda telpon pakai di private segala."
"Oh....itu!"bunda khawatir suami kamu yang angkat jadinya bunda private."
"Maksud nya mau buat kejutan buat mas Rendra ya Bun."
"Benar sekali, ya sudah bunda tutup dulu telpon nya ingat Nanti malam kalian datang untuk makan malam ya."
"Baik, Bun!"
Vanesa segera menutup telpon nya dan memasukkan ponsel hapenya ke dalam tas.
"Mbok..!
"Iya, Non!"
Dengan tergopoh-gopoh pembantu Vanesa langsung keluar, ketiika Mbok Yem sudah dekat Vanesa segera membuka pembicaraan.
"Mbok, Nanti malam aku dan mas Rendra tidak pulang makan, mbok masak untuk makan mbok sendiri saja."
"Oh, iya Non!
"Ya, sudah aku berangkat dulu ya mbok."
Vanesa segera menuruni anak tangga dan masuk ke dalam mobilnya. Vanesa dan Rendra sama sama bekerja sebagai Dokter meskipun dengan jabatan yang berbeda,Vanesa seorang perawat cantik di kantor tempat Rendra bekerja sebagai dokter dan mereka berdua menikah karena terlibat cilok, cinta lokasi karena sering, bertemu dan bersama akhirnya tumbuhlah cinta.
Vanesa datang dengan sedikit tergesa gesa menuju ruangan Dokter Rendra suaminya, tanpa menggetuk pintu Vanesa langsung membuka pintu, hal itu mengejutkan Rendra yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
"Kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu jangan asal masuk dan nylonong saja, ini kantor kamu harus bisa membedakan mana rumah mana kantor tempat bekerja." seru Rendra sedikit emosi tiba-tiba ruang kerjanya dibuka tanpa diketuk dulu pintunya.
"Maaf, mas! aku lupa, "
"Kalau lagi kerja jangan panggil Mas,kamu harus bisa bersikap bijak dan profesional."Vanesa menelan ludahnya dengan kasar ketiika suaminya menegur apa yang dilakukan nya.
"Maaf, mas!
"Ya, sudah lah cepat katakan ada apa? kenapa kau ke sini."
"Aku mau bilang Bunda meminta kita untuk makan malam di Rumah nya."
"Seperti nya aku tidak bisa Nis, kamu saja yang datang, aku sangat sibuk Nanti malam ada Acara yang tidak bisa di tunda sampein maaf ku ke bunda ya, kamu tidak apa apa kan sayang."
Vanesa menelan ludahnya dengan kasar ada secuil kekecewaan tapi mau bilang apalagi selain menerima.
"Gak papa kok Mas!ucap Vanesa dengan tersenyum kecut menahan kesedihan hatinnya.
"Trimakasih, atas pengertiannya sekarang kamu balik lagi ke tempat kerja mu aku juga mau cepat menyelesaikan pekerjaanku."
Vanesa mengagguk, kemudian melangkah pergi.
Menjelang Malam Vanesa sudah bersiap akan berangkat ke rumah Bunda meskipun tidak bersama dengan Rendra sang suami.
Jalanan terlihat macet Vanesa terpaksa harus sabar menunggu di tambah lagi dengan hujan yang tiba-tiba menguyur bumi. Satu jam kemudian Vanesa baru sampai di rumah sang Bunda.
Mendengar suara bel berbunyi seorang wanita cantik yang sudah berumur segera membuka kan pintu. Tidak menunggu lama pintu pun terbuka.
Senyum tersungging dari bibir wanita cantik paruh baya.
"Masuk, Nak! dengan senyum tertahan Vanesa pun masuk ke dalam Rumah, terlihat sang Bunda keluar pintu mata indahnya menegok ke kiri dan kanan kemudian kembali masuk ke dalam.
"Nesa...!dimana suamimu apa kamu tadi berangkat sendiri."
Dengan tersenyum kecut Vanesa menjawab.
"Iya, Bun! Mas Rendra lagi sibuk,"
"Oh, begitu tapi seharusnya Suami kamu itu mementingkan kamu dari pada pekerjaan nya."
"Sudahlah, Bunda! Mas Rendra lagi sibuk sekali jadi di maklumi saja Bun."
"Baiklah, ayo kita makan."ajak sang bunda dengan perasaan kecewa.
Disisi lain Rendra sedang sibuk menelepon satu Nomor yang sudah dia simpan di dalam ponsel nya.
"Kring.... Kring...Kring...!tak lama kemudian terdengar suara jawaban dari sebrang.
"Halo...!"ini siapa ya?"
"Halo..!ini benar Eva bukan."
"Benar, ini siapa ?"
"Aku, Rendra!
"Oh, Mas Rendra suami kak Nesa ya.'
"Iya, aku cuma mau tanya sudah masuk Belum uangnya."
"Oh, ya aku lupa mas, Besok aku cek!
"Sekarang saja, coba telpon ke bank apa sudah masuk uang yang ku kirim."
"Mas, kirimnya kan baru tadi bagaimana bisa masuk dengan cepat."
"Pakai kilat Sayang!"
"Deg...!Eva menelan ludahnya dengan kasar Panggilan Sayang dari sang kakak ipar kenapa tiba-tiba serasa membuat jantung nya bedegup kecang dan Senang.
"Va ...! Apa kau masih disitu."
"I-iya, Mas!
Terdengar suara Rendra tertawa.
"Ha-ha-ha....!Pasti kamu lagi mikirin ucapanku dan pasti pipi kamu bersemu merah itu dan pastinya bikin gemes, sudah jangan pikirkan ucapanku cepat kau telpon Bank jika sudah masuk kamu telpon aku, ok."
"I-,iya, Mas!
"Aku tutup dulu telponnya."
Setelah telpon di matikan Eva segera menelpon Bank dan menanyakan tentang pengiriman uang, Alangkah terkejut nya Eva ketiika pihak bank menggatakan sudah masuk, Eva merasa tak percaya tapi hatinya langsung berbunga bunga senang dan seperti yang di pesankan oleh Rendra jika uang nya sudah masuk Eva Harus telpon Rendra.
Setelah memencet Nomor telpon, dan tak lama kemudian terdengar suara dari sebrang.
"Bagaimana?"
"Iya, Mas sudah masuk, trimakasih."
"Va...!
"Ya, Mas!
"Aku kan belum pernah melihat mu kamu kan tidak datang di pesta pernikahan kakak mu jadi boleh kan kita Video Call saja.
"Tapi, Eva jelek, Mas, Eva malu."
"Sudahlah tidak apa-apa, mau ya Video call sama Mas."
"Iya, Mas!
Tidak menunggu lama Rendra merubah panggilan telpon nya dengan Video Call, Eva menelan ludahnya dengan kasar ketiika melihat sosok tinggi putih bersih dan sangat rupawan.
"Hei....Mana wajahmu jangan sembunyi."
Dengan malu malu EVa memperlihatkan dirinya. Cantik dan berisi, itulah Pandangan pertama Rendra ketiika melihat Eva, merasa d tatap Eva menunduk kan kepala nya yang entah mengapa menjadi salting melihat Wajah Rendra yang tampan.
"Nah, sekarang kita sudah tau satu sama lain jadi kalau ketemu di jalan aku bisa tau kalau kamu adiknya Nesa."
"Iya, Mas!
"Ya sudah aku tutup telpon dulu ya, kalau butuh apa apa telpon aku ok."
EVa yang terpesona dengan ketampanan Rendra tidak bisa berbuat apa-apa selain mengagguk, ludahnya begitu kelu melihat wajah yang ada di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
😍syg lon 😍
mampir kx
2023-01-14
0
Nur Hidayah
Rendra, Rendra😠😠
2022-07-23
0
Elisabeth Ratna Susanti
langsung favorit ❤️
2022-07-08
0