Eva yang sangat panik dengan keadaan Rendra di dalam kamar mandi mengedor gedor pintu agar segera di buka.
"Mas....kau tidak apa-apa kan? mas buka pintunya."
Awalnya Rendra tidak sedikit pun memperdulikan apa yang di teriakkan gadis di luar kamar mandi, dia sibuk membersihkan tubuhnya setelah puas menghancurkan kaca cermin di kamar mandi dan membuat sakit di tangannya.
Dengan perasaan malas Rendra membuka pintu kamar mandi, wajahnya yang terlihat segar dengan bulir bulir air yang masih menetes di Rambutnya yang basah tak terasa membuat Eva menggigit bibir bawahnya, kharisma ketampanan wajah sang kakak ipar begitu mengoda imannya.
"Ayo, mas! duduk aku akan buatkan air hangat untuk mu,"
"Tidak perlu, aku harus cepat kembali ke kamar hotel ku, bagaimana keputusan mu, kau menerima menjadi istri keduaku atau kau ingin uang dariku."
Eva menelan ludahnya dengan kasar sungguh tak pernah dia bayangkan bahkan tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku jika hidupnya akan menjadi istri yang ke dua itupun hanya istri siri.
"Berikan, aku waktu untuk berfikir mas,"
"Apa? waktu...! kau jangan main main aku tidak suka berbelit belit putuskan saat ini juga."seru Rendra dengan nada penuh penekanan.
"Mas..! kenapa kau begitu memaksa seolah olah kau tidak memiliki niat Ingin menikahiku."ketus Eva dengan perasaan kesal.
Rendra Tersenyum miring menanggapi sikap gadis yang baru semalam di tidurinya.
"Baguslah, jika kau berfikir begitu aku tidak perlu lagi menjelaskan nya." jawab Rendra santai.
Jawaban yang tidak pernah Eva pikiran sebelumnya, wajah cantiknya memerah urat lehernya pun mulai menegang dengan langkah tegap Eva berjalan mendekati Rendra dan dengan kasar mencengkram kuat krah laki-laki yang ada di depannya.
"Kau....tega sekali bicara seperti itu, seolah olah aku ini tidak berarti apa-apa bagimu mas, A-apa kau hanya Ingin menikmati tubuku lalu setelah itu.... hizk..hizk....kau mencampakkan ku."ucap Eva dengan terbata-bata yang kini air matanya mulai mengalir dan cengkraman tangan nya mengendur seketika dan akhirnya terlepas Eva jatuh terduduk di lantai sambil berderai air mata.
Rendra menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan mencoba menahan luapan emosi yang tersembunyi di dalam nya.
Perlahan-lahan Rendra menunduk dan berjongkok di depan nya kedua tangan nya menangkup wajah cantik Eva.
"Dengar, aku bersedia bertanggung jawab atas semua yang telah kulakukan padamu tapi jangan meminta aku agar bisa menjadi kanmu istri yang pertama, mengertilah, percayalah meskipun kau hanya istri keduaku aku akan memenuhi semua kebutuhan mu apapun itu, aku tidak akan membedakan dirimu dengan kakakmu, ingat istri kedua hanyalah se status, semua perlakuan ku akan sama dengan kakakmu mungkin aku justru akan lebih menyayangi mu,"
Eva yang tadinya menangis setelah mendengar kan perkataan dari Rendra mulai tersenyum.
"Benarkah, mas akan lebih mencintai dan memperhatikan ku."
Rendra mengagguk membuat hati Eva berbunga bunga.
"Baiklah, aku mau menjadi istri kedua mas."
"Nah, itu lebih bagus, baiklah kalau begitu aku pergi dulu ke kamar hotel ku, Nanti aku akan kesini lagi dan kamu harus dandan yang cantik."
"Mas, mau mengajak ku makan?"
"Tidak, aku akan mengajakmu menikah secepatnya."
"Serius...!
Rendra mengagguk membuat Eva semakin bahagia dan langsung memeluk tubuh kekar yang ada di depannya.
Rendra melepaskan pelukan Eva dengan perlahan lahan.
"Sudah, aku harus pergi."
Eva mengagguk dan membuka kan pintu untuk Rendra.
Setelah kepergian Rendra Eva bagaikan anak kecil yang baru mendapatkan hadiah dari kedua orang tua nya, dia menari sambil berputar putar semua karena dirinya kini sedang berbahagia.
"Aku akan menikah...yess....Mas Rendra akan jadi milikku dan Mbak Nesa tidak.....Mas Rendra tidak boleh menjadi milik Mbak Nesa, Mas Rendra hanya akan menjadi milikku ya.....hanya milikku seorang, Aku akan mencari cara agar Mbak Nesa pergi dari kehidupan kami, enak saja aku mau di jadikan istri kedua dan berbagai dengan nya harta dan cinta Mas Rendra harus cuma milikku, mungkin Mas Rendra tidak bisa menceraikan mbak Nesa karena Mas Rendra tidak memiliki alasan aku harus buat agar Mas Rendra memiliki alasan untuk bisa menceraikan nya."
Bibir Eva Tersenyum bahagia, di tengah tengah kebahagiaan hati yang sedang melanda Eva terdengar suara telpon berbunyi, dengan langkah cepat bergegas Eva mengambil ponselnya yang berbunyi di atas narkas kamarnya.
"Mas Rendra pasti kangen nih makanya telpon."
Benda pipih di atas narkas segera Eva ambil dan wajah Eva yang tadinya berbinar senang mendadak berubah masam setelah mengetahui satu nama yang tertera dalam panggilan telepon nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Putra Alif
gimana Rendra..adik kakak sekandung tidak boleh dinikahi,kecuali pilih salah satu...masa 22 y dijadikan istri..dalam Islam tidak boleh itu
2022-07-06
0
Mamaperri
siapa yg tlfpn🤔
2022-07-05
0
VLav
eva dan nesa bener2 jd korban rendra
2022-07-03
0