Merasa tidak penting dan tidak tertarik untuk mengaggkat telpon Eva justru memilih untuk mematikan panggilan telepon.
Dengan santai Eva berjalan menuju dapur dimana karena malam panas kemarin Eva Belum sempat makan malam, ketika Eva lagi asik menikmati makan malam Kembali telpon Eva yang ada di dalam kamar di atas Narkas nya berbunyi.
Dengan langkah malas akhirnya Eva menggangkat telpon itu.
"Halo...!
"Halo, Va kenapa tadi telponnya kamu matikan?"
"Aku lagi makan Mbak, jadi ngak bisa angkat lagi pula kalau saat makan menerima telpon itu rasa dalam makanan kita jadi ngak enak."
"O, iya kamu benar itu, gimana sekarang Mbak telpon sudah ngga mengaggu kamu lagi kan."
"Ya, Mbak cepet ngomong ada apa telpon aku."
"Hmmm, galaknya masih Marah sama Mbak ya, jangan marah lagi besok Mbak transfer uang jajan kamu."
"Ngak perlu,"ketus Eva dingin.
"Hmmm, masih marah ya? Mbak minta maaf kemarin Mbak itu bukannya mau pelit ngak ngasih uang ke kamu, Mbak cuma mau kamu sedikit belajar berhemat dan sekarang sudah boleh jadi mbak bisa kirim, mana no rekening kamu besok Mbak transfer."
"Aku, bilang tidak perlu...! sebenarnya Mbak Nesa dengar tidak sih apa yang ku katakan."
Nesa menelan ludahnya mendengar ucapan kasar dari sang Adik, Nesa sangat memahami mungkin Adik nya masih sangat kesal dan marah padanya.
"Va .. Mbak minta maaf, sungguh Mbak ngak bermaksud....
"Sudahlah Mbak!" aku sibuk dan jika sudah tidak ada yang penting lagi lebih baik Mbak tutup telpon nya."
"Va...Mbak kan cuma...
"Tit.....!
Sambungan telpon langsung Eva matikan secara sepihak, Mendengar bunyi telpon di matikan Nesa sedikit panik.
"Halo...Va.....! Halo...!
Vanesa menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan ketika menyadari sambungan telpon sudah di matikan.
Sementara Eva mendengus dengan kesal.
"Rasanya muak sekali aku mendengar suara Mbak Nesa, jangan sampai Mas Rendra lebih menyayangi Mbak Nesa, pokonya aku akan Buat Mas Rendra jauh dan berpisah dari Mbak Nesa, cuma aku dan hanya aku yang akan boleh memiliki Mas Rendra, bukankah dalam cinta semua halal."desis Eva bermonolog sendiri.
*********
Di kamar hotel Rendra berkali-kali mengusap wajahnya dengan kasar, sambil mondar mandir tak karuan hingga membuat sang Sahabat Dokter Bambang melangkah mendekati nya.
"Dokter Rendra, ada apa kenapa kau terlihat begitu resah,"
"Aku pusing ."
"Kenapa, apa Suster Vanesa belum menghubungi mu,"
"Bukan!"
"Lalu ada apa?"
Dokter Rendra menatap tajam pada Dokter Bambang.
"Hei...! kenapa menatapku begitu bukankah kita teman, ayo bercerita lah ada apa siapa tau aku bisa membantu mu."
"Aku khilaf, aku sudah mengambil kesucian seorang gadis."
"Apa? Lo khilaf.... tunggu baru juga satu malam ngak di kasih jatah istri, Lo khilaf, yang benar saja,"
"Aku, serius!
"Trus, bagaimana?"
"Aku akan menikahinya."
"Apa? Lo gila apa ya, mau nikah, terus Nesa mau kamu kemanakan."
"Aku harus bertanggung jawab jadi aku harus menikahi nya dan aku akan menikah siri dengan nya nikah secara Agama, aku mau kau bantu aku,"
"Bantu apaan, Lo bener bener ngak punya hati kasian Nesa pasti hatinya hancur."
"Apa kau yakin,?" tanya dokter Rendra yang mana diam diam hatinya merasa sangat senang, sangat senang jika bisa membuat hati Vsnesa hancur.
"Tentu saja, Wanita manapun kalau tau suaminya Nikah lagi pasti hancur lah, urungkan niatmu kasih uang sajalah dia aku ngak tega lihat Nesa sedih, tapi ngomong-ngomong kok bisa Lo khilaf itu bagaimana?"
"Aku mabuk!
"Oh, pantas, sudahlah bilang sama wanita itu kamu melakukan karena pengaruh minuman jadi kamu ngak sadar gitu."
"Tidak bisa! aku sudah berjanji akan menikahinya hari ini juga."
"Busyet..! Lo bener bener nekad."
"Bantu, aku untuk menjadi saksi, sekali ini saja."
"Kau benar-benar, mau menikah."
"Tentu saja anak orang masak aku mau campakkan begitu saja."
"Terserah kamulah,"
Sesuai apa yang di janjikan dan yang sudah di rencanakan akhirnya hari itu juga Rendra membawa Eva Menikah secara siri dengan di saksikan dua orang temannya Dokter Rendra yaitu Dokter Bambang sebagai saksi dari mempelai pria dan satu orang teman wanita Eva sebagai saksi dari mempelai wanita.
Meskipun serasa tidak setuju dan tidak suka terpaksa Dokter Bambang memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai dan setelah Acara selesai Dokter Rendra memilih untuk tinggal dan menginap di kamar hotel milik Eva.
Semua di lakukan agar kekesalan dan kekecewaan dari Dokter Bambang sahabat nya sedikit berkurang, bagaimana pun dokter Bambang juga berteman dengan dengan Suster Vanesa untuk itu sudah bisa di pastikan jika keadaan nya saat ini pastilah belum bisa diterima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
iskandar trilaksono
waduh pola ceritanya semakin panas, tapi sedikit ada memaksakan ya.....tapi engga mengapa karena sebuah fiksi
2024-04-16
0
Mamaperri
bangga mau jadi istri Rendra. kalo aku sih ogah, udah tau blusuknya 🤣🤣
2022-07-05
0
VLav
skenarionya rendra bener2 top markotop. semoha kedepannya skenario dia justru jd boomerang buat rendra. ga sabar nunggu saat2 itu 🤭
2022-07-03
0