Di bab ini ada dua satu plus nya harap yang masih singel jangan Baca otor tidak bertanggung jawab jika feel nya dapat trus terhanyut, ini cuma sebuah cerita hiburan belaka dosa di tanggung sendiri sendiri kalau
ada apa dengan hatinya.
Selamat membaca.
Ketika Rendra hendak menuangkan minuman ke dalam gelas nya.
"Kenapa sudah habis, dan ini lagi, siapa yang telpon mengagguku terus."
Dengan malas dan terbata bata Rendra menggangkat telpon yang berdering di dalam sakunya.
"Haalo...!
"Mas, aku telpon dari tadi kenapa tidak di angkat angkat jadi tidak kita pergi makan malamnya."
"Oh, Eva ya, kepalaku pusing dan berputar putar aku seperti nya tidak bisa ya hahaha...
"Idih mas Rendra kok tertawa tawa begitu, mas kamu lagi mabuk ya?
"Mabuk.!"tidak aku tidak pernah mabuk."
"Tapi, suaranya kok begitu, mas Rendra ada di mana sih, biar aku samperin."
"Aku, aku di sini di restoran bawa sini apa kau mau kesini, ayo kalau ke sini cepatlah temani aku minum aku haus sekali dan aku sangat kesepian."
"Mas Rendra mabuk ini, tunggu aku akan ke sana."
Hanya dalam beberapa menit Eva sudah turun dan keluar dari dalam kamar hotelnya dan berjalan menuju Restoran bawah menuju Bar, setelah beberapa saat celingukan dan pandangan matanya menyapu ke sekeliling akhirnya Eva menemukan sosok orang yang dicarinya.
Bergegas Eva menghampiri meja yang berada paling ujung, semakin langkah kakinya dekat dengan Rendra semskin detak jantung nya tidak karu karuan, gugup, ragu tapi mau itulah yang sedang dirasakan Eva ketika melihat sosok pemuda tampan Tersenyum di hadapannya.
"Sini..! aku baru saja memesan minuman lagi, ayo kita minum kita berpesta hari ini."
"Mas, cukup kamu sudah terlalu mabuk ayo, aku antar mas beristirahat ke kamar mas Rendra."
"Tidak, aku tidak mabuk aku masih bisa tau ini kamu Eva kan jadi aku tidak mabuk,"
"Iya, mas aku Eva."
"Sini, ayo, minum, tidak mas aku tidak mau, lebih baik aku antar mas ke kamar untuk beristirahat."
Tanpa menunggu jawaban Eva langsung membawa Rendra keluar dari Bat kecil itu dan membawanya pergi ke kamar hotelnya karena Eva tidak tau kamar hotel Rendra untuk itu Eva membawa nya masuk ke dalam kamar hotel nya.
Dengan susah payah akhirnya Eva berhasil membawa Rendra pergi dari bar. Sampai di dalam kamar Eva langsung membaringkan tubuh kekar dan berat di atas ranjang nya.
"Kau benar-benar sudah mabuk mas, lihat kau langsung tidur dengan pulas, biar aku bantu ambil air hangat untuk membasuh wajahmu agar tidak lengket karena minuman memabukkan itu."
Eva segera pergi mengambil handuk kecil dengan mengunakan air hangat dengan sangat lembut dan telaten Eva membersihkan wajah tampan yang ada di depannya.
"Kau benar-benar tampan," lirih Eva sambil membelai lembut wajah tampan yang sedang memejamkan mata.
Bibir Eva Tersenyum melihat dokter Rendra tak terganggu dengan apa yang dilakukan nya membantu membersihkan wajah dengan sesekali menyentuh lembut wajah tampan dengan jari jari lentiknya, ketika Eva hendak bangkit dan pergi tiba-tiba tangannya di gengam erat Dokter Rendra.
Eva sedikit terkejut tapi hatinya Tersenyum lega karena Rendra masih memejamkan mata dengan perlahan lahan dan dengan sangat halus Eva melepaskan genggaman tangan Rendra tapi pada saat itu juga Rendra membuka mata.
"Mau kemana, di sini saja temani aku."
"I-iya tapi lepaskan dulu tanganku."
Rendra bukannya mendengar permintaan Eva dia justru menarik tubuh Eva hingga jatuh menindih tubuh nya. tentu saja hal itu membuat jantung Eva semakin berdebar debar, bagaimana tidak kini tubuhnya dan tubuh Dokter Rendra sudah menempel bagaikan prangko dan sebagai seorang laki-laki Dokter Rendra merasakan benda kenyal yang pada menempel pada nya dan hal itu membuat otak nya yang sudah konslet menjadi lebih konslet karena terbakar api gairah yang tiba-tiba membuncah ke dalam otaknya.
"Va, kau cantik...!
"Mmmmp Mas, A-aku haus aku akan mengambil Air untuk minum." dengan gugup dan jantung yang berdebar-debar sangat hebat. Eva bangkit dari tubuh Rendra kali ini Rendra membiarkan saja Eva bangkit dari atas tubuhnya
Merasa tidak di cegah Eva langsung berdiri mengambil minuman yang ada di atas meja dan menegaknya.
"Glegek... glegek... glegek...! inikah rasanya orang jatuh cinta jantung ku terasa mau lepas saja." Gumam. Eva dalam hati.
"sudah minum nya."
"Deg....!
suara yang tiba-tiba terasa sangat dekat dengan nya, ternyata Rendra juga bangun dari Ranjang dan tanpa ijin langsung memeluknya dari belakang dengan membenamkan wajahnya pada punggung Eva.
"Mas, apa yang kau lakukan, kau ngagetin aku saja," seru Eva dengan jantung yang semakin bergetar ada gelayar aneh yang tiba-tiba merayap dalam jiwanya ketika Rendra membenamkan wajahnya.
Perlahan-lahan Eva membalikkan badan dan kini mereka berdiri berhadapan dengan sangat dekat.
"Aku, juga haus Va..!
"Kalau begitu tunggu aku akan ambilkan."
"Tidak usah,"cegah Rendra sambil menangkup wajah cantik Eva.
"Ka-katanya haus,"
"Hmmm, aku mau ini."ucap Rendea seraya melu. mat bibir Eva dan Eva yang tidak menyangka jika Rendra berani membungkam bibir nya hanya bisa mendelik tak percaya.
"Mmmmp.....mmmmp....mmmmp....!
Hanya suara itu yang keluar dari bibir Eva.
Merasa Gadis yang ada di depannya justru menikmati Rendra semakin berani dan nakal kini tangannya tidak mau diam kedua tangannya seakan berlomba mencari mainan kesukaan nya, setelah menemukan di tekan dan dipijit nya mainan bola kenyal yang ada di genggaman nya hal itu membuat Eva semakin menggelinjang karena rasa aneh yang belum pernah dia rasakan.
Rendra melepaskan bibir Eva dan memberikan kesempatan pada gadis di depannya untuk mengambil oksigen.
"Ma-as, ja-jangan."
lirih nya ketika tangan Rendra masih aktif.
"Nikmatilah, bukankah kau menyukai ku, aku mencintaimu sejak pandangan pertama.
"Be-benarkah itu mas,"
"Hmmm..!
"Merasa tidak ada perlawanan apapun bahkan sangat terlihat jika gadis itu begitu menikmati Rendra semakin bersemangat Ingin melakukan yang lebih, perlahan-lahan di bimbing nya tubuh gadis itu ke dekat Ranjang dan merebahkan nya.
Wajah Rendra yang sudah berselimut kabut.
"Boleh aku melakukan nya."
"Tapi, aku takut."
"Jangan takut aku akan melakukan dengan sangat pelan, bolehkah sayang, aku sudah tidak tahan."
Eva yang pada dasarnya sudah jatuh cinta pada Rendra akhirnya hanya bisa mengagguk pasrah.
Mendapatkan ijin dari Eva kini Rendra tak lagi sungkan dan basa basi lagi dia langsung tancap gas tanpa Rem.
Eva begitu menikmati setiap sentuhan yang di berikan Rendra, Eva seakan merasakan melayang di langit ke tujuh ngak ada langit ke delapan ya guys jadi langit ke tujuh aja.
Namun ketika benda asing dan keras milik Rendra mengetuk dan membuka sesuatu yang selama ini bagaikan benda keramat, Eva menjerit histeris karena sensasi rasa yang luar biasa sakitnya. Untuk beberapa saat Rendra memberikan jeda agar sensasi sakit itu sedikit berkurang tapi setelah nya Rendra bermain seperti harimau yang kelaparan hingga beberapa kali menikmati puncak kenikmatan.
Malam yang berbeda dengan malam malam sebelumnya karena malam ini Eva telah mempersembahkan apa yang selama ini di jaganya, Air mata menggalir dari sudut kelompok matanya yang indah hingga diapun tertidur karena kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Pangeran Matahari
aku ketinggalan jauh y
2022-07-17
2
Elisabeth Ratna Susanti
so sweet 😍
2022-07-16
0
💙« احت كمفرت»💙
Bola yang dua itu kah Thor ,🤭
2022-06-30
0