Langit yang sudah gelap semakin menambah gelapnya hati dan pikiran Rendra yang terus melampiaskan kemarahannya pada benda benda yang ada di sekitar nya.
Dengan perasaan gusar Rendra segera menghubungi salah satu teman yang juga menjadi salah satu orang kepercayaannya di sebuah perusahaan milik Ayahnya, yang mana jabatan sebagai Direktur perusahaan yang di berikan kepada nya terpaksa dia limpahan pada saudara sepupunya karena dirinya lebih suka menjadi seorang Dokter, hingga tugas penting dalam perusahaan semua dia limpahkan kepada nya, Dirinnya hanya datang sesekali ketiika ada tugas penting yang mewajibkan kehadiran nya.
Tak lama kemudian telpon pun tersambung.
"Halo, siapa ini." tanya seorang laki-laki yang suaranya terdengar sangat jauh, dia sengaja pura-pura tidak mengenal orang yang menelponnya hal itu di karenakan dia ingin mengerjain sang penelepon yang tak lain teman, saudara dan juga boss nya.
"Halo jangan berlagak tak kenal kau, atau akan ku potong gajimu bulan depan."Sungut Rendra berapi-api hatinya yang sakit dan marah justru di ajak bercanda membuat nya menjadi tambah marah.
"Eits.... janganlah, tega amat Lo main potong potong segala, iya deh ada apa, telpon aku bukannya bicara baik-baik justru marah marah tak jelas begitu."
"Makanya dengerin perintah ku."bentak Rendra dengan nada yang mungkin bisa dikatakan jatuh pada nada Mayor, keras dan bersemangat.
"Ok, katakan apa perintah mu."Seru suara seseorang dari sebrang yang mana dia tidak ingin membuat lawan bicaranya semakin emosi dan marah, Pemuda itu sangat hafal dengan sikap Rendah yang jika marah pasti akan sangat tidak terkontrol.
"Kamu cari di mana istriku sekarang berada."
"Apa? Lo gila apa ya, nyuruh gue nyari bini Lo yang benar saja Ren, ogah, gue ngak mau lebih baik Lo suru gue ngerjain tugas yang lain saja dari pada nyari bini Lo, seharusnya tuh Lo sendiri yang nyari bini Lo, bukan minta orang lain, itu kan bini Lo bukan bini gue, lagian kok bisa bini Lo ilang sih?"
"Aldo....!" yakin Lo tidak mau membantu gue mencari bini gue? baik, jika tidak mau tapi jangan salah kan aku jika....
"Baik....Baik...! Lo tuh bener bener ngak berprasaan, ya... baiklah aku cari?tapi ke mana?"
"Tau, itu urusan mu,"jawab Rendra enteng
"Hei...Ren, yang bener aja Lo suruh aku keliling kota ini cepat lacak keberadaan istrimu di mana dan kirim kesini."
"Jika aku tau ngapain juga aku nyuruh kamu Bego....! dah pergi sana cari sampai dapat, ingat jika gagal aku potong gajimu."ketus Rendra yang kemudian langsung mematikan sambungan telpon nya.
"Ren....halo...Ren lho kok di matiin sih, sial kenapa nasibku apes begini, punya Boss galak begitu, trus kemana aku harus mencari Vanesa memangnya ada masalah apa sih, kok pakai acara minggat segala, kehidupan orang berumah tangga itu memang serba menegangkan, awal awal bahagia eh .. belum satu tahun dah runyam dengan banyak masalah ini yang buat aku memilih jomblo abadi dari pada sakit hati." lirih Aldo sambil terkikik sendiri.
Di tengah malam yang mulai merangkak tinggi Aldo menyusuri setiap jalan berharap bisa menemukan istri dari saudara yang juga sekaligus menjadi boss nya.
"Duh, Nes kamu itu minggat kemana sih, bikin repot saja, bagaimana aku bisa menemukan jika aku tidak punya no telpon nya, tunggu bukankah aku punya nomernya Suster Yuni temannya Nesa di Rumah sakit, aku akan menghubungi dan meminta nomor telpon nya Vanesa biar aku bisa melacak keberadaan nya."
Sementara Rendra juga sudah bersiap untuk pergi keluar Rumah, dia juga berniat ingin mencari Vanesa.
"Vanesa ....!Lihat saja jika Nanti aku menemukan mu," geram Rendra dalam hati sanbil menyambar jaket kulit yang berada di atas kursi kunci, mobil dan tidak lupa ponsel pribadi nya, semua nya masuk ke dalam jas kulit berwarna hitam.
Baru juga dua langkah ponsel Rendra bergetar pertanda ada panggilan masuk. Tanpa melihat Rendra langsung mengangkat telpon dan menaruhnya di dekat telinga nya.
"Ada apa lagi Aldo, mengapa kau menelpon ku."teriak Rendra dengan keras karena dia merasa sangat kesal.
"Mas ..ini aku Eva, kok Mas tega membentak sih! sungut Eva kesal
Menyadari jika yang sedang melakukan panggilan telepon adalah Eva istri keduanya Rendra cepat cepat mengusap wajahnya dengan kasar menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan mencoba menahan diri agar tidak terlihat jika sedang marah.
"Kamu, Va! maaf Mas tidak tau."
"Kok bisa tidak tau kan sudah ada namaku."
"Iya, Mas lupa tidak membacanya, maaf lagian kamu telpon aku ada apa?"
"Lho, Mas Rendra kan suamiku, jadi aku bisa telpon Mas Rendra kapan saja, kok ini Mas justru bertanya, apa seorang istri tidak boleh telpon Suami." cecar Eva dengan nada penuh Emosi.
"Sial...ini cewek kelewatan banget sih ngak tau apa, aku lagi malas, mendingan aku matiin saja nih telpon, males kalau harus ngomong sama anak seperti itu."gumam Rendra dalam hati yang mana langsung mematikan sambungan telpon nya.
"Tit... panggilan telepon pun terputus secara sepihak, Eva yang menyadari panggilan telepon nya sudah di matikan memaki dan marah marah.
"lho kok panggilan teleponku dimatikan sih, ini sengaja pasti karena mas Rendra lagi bersama Mbak Nesa, pasti seperti itu biar aku tidak mengganggu, enak saja mau ngabein aku akan aku ganggu terus dia."
Tak lama kemudian Kembali Eva menghubungi Rendra lewat telepon, Mendengar ponsel nya kembali bergetar Rendra Kembali mengangkat telpon itu dengan malas.
"Ya, Halo...!"
"Mas kenapa Mas Rendra matiin telpon nya, oh aku tau pasti mas Rendra lagi seneng seneng dengan mbak Nesa makanya tidak mau di ganggu." seru Eva dengan suara berapi-api, Rendra hanya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Batre nya lowbret, maaf aku lagi nakan dan aku tidak bersama Vanesa lihat ini, aku sendirian."
Rendra menunjukkan Video dirinya yang sedang sendiri, maaf aku cas ponselku dulu."
"Tit, kembali Rendra menutup telponnya secara sepihak, Eva yang tadinya tertegun menjadi terkejut karena Rendra Kembali memutus panggilan telepon secara sepihak.
Di sisi lain Vanesa yang mendapat kan telpon segera menuju ke tempat yang telah di kirimkan alamatnya dengan menggunakan angkutan taksi.
Setelah hampir dua jam berada di dalam taksi akhirnya Vanesa sampai juga pada tempat yang telah ditentukan oleh seseorang yang menghubunginya lewat telpon.
Sebuah hotel mewah yang keindahan nya tak kalah dengan hotel bintang lima, Vanesa yang masih tertegun dan melamun karena menggagumi gedung yang begitu indah terpaksa tersadar dari lamunannya ketika sebuah tangan kekar menyentuh lengannya.
"Kenapa bengong, ayo cepat masuk, aku sudah menunggu mu dari tadi, sampai habis nih badan ku gigit nyamuk, semua ini gara-gara kamu."crocos seorang pemuda bertubuh kekar yang mana dengan santainya melingkar kan tangannya pada pinggang ramping Vanesa.
Vanesa Tersenyum kecut
"Aku masih tidak percaya mengapa kau mengajakku ke hotel ini," tanya Vanesa sambil melepaskan tangan pemuda yang melingkar di pinggang nya. Tanpa ada perasaan marah ataupun tersinggung ketika Vanesa melepaskan tangannya pemuda itu justru terkekeh.
"Jika kau saja terkejut begitu juga aku kan, ngomong ngomong kamu tambah cantik saja, suster Vanesa,"ucap Pemuda itu sambil tersenyum smrik ke pada Vanesa
Merasa jengah dan risih dengan tatapan Pemuda yang ada di sampingnya Vaneaa segera memberikan cubitan kecil di pinggang sang pemuda hingga membuat pemuda itu meringis.
"Aduh, sakit Nes, kuku kamu harus dipotong itu."ringis pemuda yang ada di samping Vanesa.
"Bodoh...! seru Vanesa yang langsung masuk ke dalam hotel tanpa menunggu pemuda yang ada di sampingnya.
"Vanesa, tunggu, bareng dong masuknya kalau kamu nyasar aku ngak tanggung jawab lho."
Vanesa tidak. memperdulikan teriakan pemuda yang ada di belakang nya dengan santai dia melenggang masuk ke dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta mampir
2022-07-13
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
wkwk ribut lg nih
2022-07-11
0
VLav
episode selanjutnya mana ya ka? mau liat kegilaan rendra nihh
2022-07-07
0