Karena hari ini hari minggu, Ghisell bisa sarapan bareng kedua orangtuanya dengan santai tanpa diburu-buru dengan pekerjaan.
Ghea tersenyum lebar memperhatikan Ghisell yang makan dengan begitu lahap, "Ya ampun, pelan-pelan sayang makannya nanti tersendak lho."
"Gak tau ni tiba-tiba Ghisell lapar banget. Masakan mama enak sekali," puji Ghisell, entah mengapa selera makannya kini terasa meningkat.
"Ya dong masakan mama emang bikin candu." Gibran ikut memuji masakan sang istri.
Ghea hanya tersipu malu mendapatkan pujian dari anak dan suaminya.
Sebenarnya hari ini Ghisell sedang terluka, tapi dia tidak siap menceritakan masalah hubungannya dengan Rafeal, dia takut mengrlecewakan kedua orangtuanya.
"Bukannya Adva akan membangun Departemen Store Fashian di kota C?" tanya Gibran kepada istrinya.
"Iya nanti, mungkin rencananya setelah Ghisell dan Rafael menikah."
Ghisell yang sedang makan langsung tersendak mendengar pembicaraan sang mama.
"Ohokkk...ohokkk..."
Ghea segera memberikan air minum pada puterinya itu, "Ya ampun makannya pelan-pelan sayang."
Ghisell langsung meneguk air minum yang diberikan sang mama, "Iya, Ma."
"Bagaimana pertemuan kamu sama Rafael kemarin?" tanya Ghea, biasanya Ghisell selalu bercerita apa saja tentang Rafael kepada mamanya, apalagi kemarin berpamitan mau bertemu Rafeal.
"Gak jadi bertemu." jawab Ghisell dengan nada kesal.
"Lho ko bisa? Kirain cincin couple dan boneka yang Ghisell bawa semalam itu dari Rafael."
"Itu hanya hadiah Ghisell main game. Gak tau lah Ma, Ghisell lagi malas bahas Kak Rafael." Selera makan Ghisell jadi hilang jika teringat lagi dengan Rafael.
Ghisell segera beranjak dari duduknya.
"Kamu mau kemana sayang?"
"Ketemu Bella, Ma." Ghisell mencium tangan papanya dan mencium pipi sang mama dengan memasang wajah memelas.
"Ya udah hati-hati di jalan."
Ghea memperhatikan anaknya yang semakin menjauh jaraknya, "Ada apa dengan Ghisell? Sepertinya dia agak murung akhir-akhir ini!"
"Ya udah biarin aja. Anak muda emang begitu, kamu aja dulu sering ngambek." Gibran malah menggoda istrinya.
"Ya tapi ini sebentar lagi mau nikah lho, masa mereka harus sering marahan seperti itu. Bagaimana rumah tangga mereka nanti?" Ghea mengkhawtirkan rencana pernikahan anaknya.
"Iya makanya tadinya papa ingin Ghisell fokus dulu di Adva, toh dia masih 21 tahun, masih muda. Tapi ya mau bagimana lagi, Ghisell orangnya gampang bucin." Gibran sudah selesai menikmati sarapan paginya.
"Ya seperti papanya." Ghea malah terkekeh.
"Lah emang kamu gak bucin dulu?"
Ghisell sedang menyetir mobil dengan santai, saat lampu merah, dia melihat ponselnya bergetar.
Drrtt.... Drrttt...
Ghisell mendapatkan pesan dari pria yang masih dinamai Brengsek itu.
[Pagi calon istri, Apa masih sedih? Sarapan yang banyak ya demi bayi kita. Jangan lupa nanti malam]
"Ishh... bayi, bayi gundulmu?" gerutu Ghisel.
Dia mengganti nama BRENGSEK itu menjadi COWOK NYEBELIN.
...****************...
Sementara itu, pagi ini Haikal sedang mengunjungi Festival, dia meminta kerjasama dengan seseorang, ingin memberikan kejutan pada Ghisell.
Haikal tersenyum saat pesannya sudah di read Ghisell, seperti biasa pasti pesannya tidak akan dibalas. Dia hanya membayangkan muka juteknya Ghisell yang menggemaskan.
Haikal ingin menyatakan perasaannya dan melamarnya, walaupun terkesan buru-buru, ini untuk kebaikan mereka berdua, dia takut akan segera hadir nyawa lain di dalam perut Ghisell, karena itu dia tidak bisa melepasakan Gisell, sebagai rasa tanggung jawab dan rasa cintanya juga.
Haikal berharap Ghisell mau membuka hati untuknya walaupun harapannya itu hanya 1% , apalagi Ghisell tidak pernah merespon pesan yang dia kirim, tapi dia tidak akan menyerah untuk memperjuangkannya.
...****************...
Rafel baru bangun dari tidurnya, dia langsung mengecek handphonenya, rupanya ada pesan dari Ghisell.
"Raf, aku lapar." kata Chika dengan manja.
"Bentar ya." Rafael ingin membuka pesan dari kekasihnya dulu.
[Kak, apa arti aku di hidupmu? Jika memang aku tidak berarti dibandingkan kak Chika, aku rasa lebih baik kita batalkan rencana pernikahan kita. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana kehidupan aku kedepannya jika perhatian kamu ke kak Chika begitu berlebihan. Mungkin kakak benar aku masih kekanak-kanakan yang tidak bisa mengerti persahabatanmu dengannya, karena itu aku rasa lebih baik aku yang mundur. Maafkan aku, aku memang tidak pantas untukmu.]
Tangan Rafael bergetar saat membaca pesan dari Ghisell, matanya berkaca-kaca. Sampai pikirannya terasa kalut. Rafael segera memakai jasnya yang tergeletak di sofa.
"Rafael kamu mau kemana?" tanya Chika memperhatikan sahabatnya itu.
"Aku mau bertemu Ghisell, Ka."
"Terus aku gimana?" Chika terlihat kecewa sekali.
"Maaf, Ka. Kita memang tidak bisa sedekat dulu. Aku sebentar lagi akan menikah. Sebenarnya aku mau beberapa kali mau mengatakan itu pada kamu. Tapi kamunya lagi sakit." Setelah berkata begitu, Rafael langsung melangkah pergi, dia seperti telah kehilangan arah setelah membaca pesan dari Ghisell.
Chika hanya bisa menangis mendengar ucapan Rafael.
Beberapa kali Rafael mencoba menelpon Ghisell namun Ghisell tidak menjawab telepon darinya. Semakin membuatnya frustasi. Tentu saja Rafael tidak mau kehilangan orang yang dicintainya itu dan tak akan membiarkan hubungannya dengan Ghisell kandas begitu saja mengingat sebentar lagi mereka akan segera menikah.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Hafifah Hafifah
udah terlambat deh kayaknya sighisell udah g percaya lagi ama kamu
2025-01-20
1
Fitrian Delli
dasar chika palkor d mn mn nm chika hobi ambil suami orang
2024-12-17
1
Alexandra Juliana
Baru sadar yaaa...Sayang Ghisel udh terlanjur KECEWA sm kamu Rafael..
2025-02-21
0