Haikal tersenyum lebar memperhatikan Ghisell yang tidak kelihatan sedih lagi, bahkan tidak malu dia mengajak Ghisell mengobrol sambil sebentar-sebentar mencubit harum manis milik Ghisell, satu untuk berdua memang rasanya lebih enak.
Bahkan Ghisell sedikit terlupakan dengan rasa sedihnya, termasuk rasa bencinya pada Haikal, dia malah saat ini tengah asik memperhatikan atraksi badut disana, beberapa kali Ghisell tertawa kecil melihat kelucuan saat badut itu beratraksi, beberapa kali juga Haikal terpesona olehnya, matanya tak bisa lepas terus memandangi kecantikan Ghisell.
"Ada game yang ingin kamu mainkan?" tanya Haikal kepada Ghisell.
Ghisell memperhatikan sebuah boneka panda kecil berwarna biru di dalam game capit boneka, "Aku ingin boneka itu!"
"Kalau begitu kamu harus bisa menangkapnya." Haikal membawa Ghisell tempat capit boneka itu.
Haikal sudah memasukan beberapa koin tapi Ghisell selalu gagal.
"Nah itu sudah ke capit tuh!" seru Haikal saat melihat Ghisell berhasil mencapit boneka yang lain.
"Gak, aku ingin boneka yang berwarna biru itu." Tanpa disadari Ghisell mengatakannya dengan nada manja, ya wanita berusia 21 tahun itu aslinya memang selalu bersikap manja, dia hanya bersikap ketus pada satu orang, yaitu Haikal.
Jadi begini sikap aslimu? Oh Tuhan menggemaskan sekali. seru hati Haikal, rasanya dia ingin membawa pulang wanita itu.
Ghisell bersikap dingin lagi, dia tidak boleh terlihat ceria di depan Haikal. Namun dia berseru saat dia berhasil mencapit boneka yang dia inginkan. "Ow...ow... kecapit juga." serunya.
Haikal semakin mengembangkan senyumnya. Rupanya dia telah berhasil menghibur Ghisell, begitu bahagianya dia hari ini, tidak sia-sia membawa Ghisell ke Festival.
Namun.... tuiiingg...
Boneka itu terlepas dari capitannya, Ghisell mengumpat karena boneka panda berwarna biru itu seperti sedang meledeknya.
"Ah aku malas bermain lagi." Ghisell segera melangkahkan kaki untuk meninggalkan permainan itu.
"Mas, saya beli boneka panda berwarna biru itu." pinta Haikal dengan nada memohon kepada pemilik game capit boneka disana.
"Aduh gak bisa mas, rugi saya!" Tapi pemilik game tersebut malah menolak permintaan Haikal.
"Hmm... ya udah aku beli game ini, berapa harganya?" Haikal keukeuh ingin membawa boneka yang diinginkan Ghisell sambil terus memperhatikan Ghisell yang semakin melangkah jauh darinya.
"Aduh Mas, kalau gamenya di beli, saya usaha apa?"
"Maksud saya, saya beli game ini dan tolong ambil boneka panda biru itu. Setelah itu gamenya buat mas aja, saya cuma mau boneka itu."
Tentu saja sebuah keuntungan yang sangat menggiurkan, dengan mudahnya si pemilik game itu membawa boneka yang diinginkan Ghisell dan memberikan boneka itu pada Haikal, "Ini Mas."
"Sudah aku transfer ya, cek aja." Haikal membawa boneka itu dengan terburu-buru, lalu mengejar Ghisell yang semakin jauh jaraknya dengannya.
"Oh iya Mas, terimakasih banyak."
"Hei ini bonekanya!" teriak Haikal sambil memperlihatkan boneka panda berwarna biru itu.
Ghisell menghentikan langkahnya, dia pikir Haikal tidak mengikutinya. Ghisell terperangah saat dia melihat Haikal memperlihatkan boneka panda berwarna biru itu.
"Kamu berhasil membawanya?"
"Tentu saja, padahal gampang sekali membawanya. Kamunya aja yang gak sabaran." Haikal terpaksa berbohong, dia memberikan boneka itu kepada Ghisell.
Ghisell menerimanya dengan malu-malu.
"Ada satu game lagi yang harus kita ikuti." ucap Haikal sambil menarik tangan Ghisell.
Ghisell terkejut saat membaca tempat yang terlihat menyeramkan itu dengan dinamai RUMAH ZOMBIE. Bulu kunduknya langsung merinding saat membaca nama tempat game itu.
"Aku gak mau main game ini." Ghisell menolak main game yang satu ini.
"Coba dulu lah satu kali." bujuk Haikal.
"Aku akan membunuhmu jika kamu membawa aku masuk ke dalam sana." ancam Ghisell saking takutnya.
Haikal malah terkekeh "Iya nanti bunuh aku setelah ini." Dia menarik tangan Ghisell membawanya masuk ke dalam sana.
"Aku beneran akan membunuhmu ya." Ghisell benar-benar takut memasuki tempat yang horor itu. Dia sudah berontak tapi pegangan Haikal begitu sangat kuat. Dan dia sudah terlanjur masuk ke dalam bersama Haikal.
Suasananya begitu menegangkan dan mencengkam, di tambah kondisi cahaya yang agak gelap, beberapa kali Ghisell telah mengumpat kepada pria pemaksa itu.
Mereka hanya diberi pistol mainan oleh penjaga disana, "Begitu ada zombie muncul, kamu tembak langsung ya." bisik Haikal sambil memperhatikan ruangan yang besar itu, melirik ke kanan ke kiri siapa tau zombie itu tiba-tiba muncul.
"Ishhh... kalau ini pistol beneran aku sudah tembak mati kamu." gerutu Ghisell.
Haikal malah nyengir mendapat umpatan dari Ghisell.
Ah wanita ini sungguh menggemaskan.
Ggrrrr....
Mereka merinding saat mendengar suara raungan zombie tersebut. Haikal langsung mengarahkan pistol mainannya untuk menembak zombie tersebut.
"Aaaa..." Bukannya menembak, Ghisell malah menjerit ketakutan memeluk Haikal dari belakang, dia tidak sanggup saat melihat ada segerombolan zombie datang dengan wajah yang menyeramkan, rasanya sepertinya nyata.
Haikal sangat kerepotan karena harus menembak para zomvbie itu sendirian, zombie yang terkena pistol mainan yang berisi cat merah itu artinya dia akan KO.
Sementara Ghisell masih ketakutan, dia tidak sanggup melihatnya, seolah sedang berada di film resident evil. Dia masih sibuk bersembunyi memeluk punggung Haikal.
Haikal semakin bersemangat untuk memusnahkan para zombie disana. Padahal dia sudah menang, dan tidak ada lagi zombie yang menyerang, tapi karena Ghisell masih terus saja memeluk punggungnya, dia memilih diam saja membiarkan Ghisell terus memeluknya, agar dia nyaman padanya.
Haikal tersenyum penuh rasa bahagia, dia sangat senang Ghisell memeluk dirinya. Hatinya seperti sedang ditaburi jutaan kupu-kupu.
(Sebenarnya othor pertama kali mau bikin novel itu tentang zombie yang dibumbui percintaan juga, tapi masih ragu buatnya sampai sekarang. Makanya di spill aja disini 😅)
"Apa zombienya masih ada?" tanya Ghisell dengan ketakutan. Dia masih memeluk erat punggung Haikal.
"Mereka sudah KO." jawab Haikal dengan jujur.
Ghisell baru menyadari bahwa dirinya kini sedang memeluk punggung Haikal.
Oh Astaga, apa yang aku lakukan? Mengapa aku memeluknya.
Ghisell langsung melepaskan pelukan, dia begitu canggung sekali. Dan hatinya terasa tidak karuan.
Setelah sampai di luar, mereka menerima hadiah kembali, sebuah cincin couple karena mereka datang dengan berpasangan.
"Apa kamu mau memakainya?" tanya Haikal.
"Hmm untuk apa?" Ghisell malah nanya balik.
Haikal memegang kedua pundak Ghisell, dia menatap Ghisell dengan begitu dalam "Besok mari kita bertemu lagi disini!"
Ghisell mengerutkan dahinya, "Tapi aku..."
"Aku tau kamu membenciku, dan awal pertemuan kita begitu sangat tidak wajar. Tapi aku ingin kita bisa saling memperkenalkan diri kita besok, itupun kalau kamu siap. Yang pasti aku akan datang kesini besok malam."
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Takdir Hidupku
Jangan swet swet amat dong Thor Ksihanilah jomblo ini😁
2025-02-25
0
Alexandra Juliana
Smg di Rafael msh sibuk dgn Chika shg Ghisell bisa datang
2025-02-21
0
Alexandra Juliana
Bikin kisah vampire juga kak Otor
2025-02-21
0