"Yaelah, ya udah biaran aja, itu artinya cewek itu sering gitu. Gue juga sering kok tidur sama cewek gak dikenal, intinya sama-sama suka, sama-sama menikmati. Ya udah gak perlu ada hubungan apa-apa lagi." Raymond yang memang terbiasa seperti itu menganggap hal itu biasa saja.
"Gak Ray, dia masih perawan. Bagaimana kalau dia hamil? Apalagi Gue gak pake pengaman, soalnya gue gak tau bakal ngelakuin itu sama dia."
"Banyak kok yang pengalaman kayak gitu, gak langsung hamil. Jadi lu santai aja, mending cari cewek lain aja, gimana?" Raymond malah menawarkan cewek lain.
Haikal malah menggelengkan kepala, "Gak, pusakaku terlalu berharga untuk di kasih ke setiap cewek. Karena dia yang pertama menyentuhnya, dia juga harus terakhir."
Raymond malah cekikian, dia mengacungkan jempol, "Wah mantap! Mantap!"
Raymond harus menjadi pendengar yang setia sampai Haikal mengikutinya ke apartemennya, tak ada habisnya pria itu bercerita tentang cewek mempesona tidak taun namanya itu. Sampai Raymond terkantuk-kantuk mendengarkan curahan hati Haikal, "Kal, ini sudah malam, gebetan gue mau datang kesini."
"Ya elah, gue tadinya mau nginep disini." Haikal segera bangkit dari duduknya.
Raymond memang tidak ingin terganggu kencan panasnya.
Haikal segera keluar dari apartemen itu, tanpa sengaja dia melihat di sebelah apartemen Raymond ada dua orang wanita keluar dari sana, manik mata Haikal terus memperhatikan mereka, dia terperangah saat melihat salah satunya ada yang mirip sekali dengan wanita yang tidur dengannya.
Oh gadis itu? Benarkah dia?
Haikal terperangah, ada rasa bahagia dihatinya seperti ditaburi bunga-bunga, rasanya seperti mimpi, akhirnya dia bertemu kembali dengan wanita yang dia cari, Ghisell dan Bella tidak sadar kalau Haikal mengikuti mereka.
Haikal tersenyum dengan mata yang berbinar memperhatikan dari jauh Ghisell dan Bella sedang menikmati indahnya taman di tambah gemericik air mancur disana.
Haikal tidak dapat mendengar pembicaraan mereka, dia masih berpikir bagaimana caranya berkenalan dengan Ghisell.
Ghisell menghela nafas saat melihat layar ponselnya, banyak sekali pesan dari Rafael, dia memang ingin menenangkan diri di apartemen Bella, dan menyuruh kedua orang tuanya untuk tidak memberitahu Rafael dia berada dimana.
[Sayang, tante Ghea bilang kamu lagi menginap di rumah teman, dimana alamat rumah teman kamu? Aku ingin bertemu sama kamu, aku kangen. Kalau aku salah, tolong beritahu aku, jangan menghindari seperti ini]
[Sayang, kenapa gak di balas?]
[Sebentar lagi kita mau menikah lho, aku gak mau kita berantem terus.]
"Ya udah lah Sell, balas aja, kasian dia!" Bella mencoba memberikan saran kepada sahabatnya.
"Aku malah takut semakin tidak bisa kehilangan dia nanti. Bagaimana kalau dia kecewa saat malam pertama nanti?" Ghisell sangat merasa dilema, dulu dia memang lebih memilih melampiaskan kekesalan pada minuman dari pada harus berantem terus dengan Rafael, tapi yang ini beda ceritanya, dia sangat takut menjelaskannya.
"Sell, dingin banget, kita masuk ke dalam yuk." Bella menggigil kedinginan.
"Kan ini ada kopi hangat, Bell." Ghisell menunjukan kopi hangat di tangannya.
"Hmm... tetap aja dingin, aku lupa gak pakai jaket."
Ghisell tidak tega melihat Bella kedinginan "Ya udah kamu duluan aja, nanti aku nyusul."
Haikal tersenyum lebar saat melihat Bella pergi, ini kesempatan dia untuk mendekati Ghisell, dia menghirup nafas sebentar lalu menghembuskan nafas dengan pelan, rasanya sangat gugup sekali.
Ghisell sedang menikmati kopi hangatnya di taman sendirian, sambil menunduk memainkan kakinya ke rerumputan, lalu meneguk kembali kopi hangatnya. Dia terkejut saat melihat pria yang dia anggap brengsek itu tiba-tiba dihadapannya, "Ohok...ohok..." Ghisell langsung tersendak.
Haikal segera menepuk-nepuk pungung Ghisell, "Kamu gak apa-apa?"
Ghisell malah menepis tangan itu dengan kasar, "Kamu siapa?" Ghisell berpura-pura tidak mengenali Haikal, dia tidak ingin berurusan lagi dengan pria seperti itu.
"Kamu tidak mengingatku?" Haikal merasa kecewa bagaimana bisa dia melupakan wajah tampannya begitu saja.
Haikal duduk di samping Ghisell, tapi Ghisell memilih bangkit, Haikal segera menarik tangannya agar dia terduduk kembali, Haikal mencondongkan badannya, begitu tercium wangi aroma tubuh yang maskulin itu. "Jangan pura-pura tidak mengingatku, wajahku ini tidak mungkin bisa dilupakan begitu saja." ucap Haikal dengan percaya dirinya.
Ghisell mendengus kesal, "A-aku gak ngerti maksud kamu. Beneran aku gak tau siapa kamu, cepat menjauh dariku." Ghisell segera meninggalkan Haikal.
Bukannya menyerah, Haikal malah merasa tertantang , dia terus mengikutinya, dia yakin Ghisell hanya pura-pura lupa padanya.
Saat melewati basement, hampir saja jantung Ghisell mau copot karena tiba-tiba Haikal menarik tangannya dan membawanya ke dalam mobilnya.
"Lepaskan aku, kamu mau apa sih?" Ghisell terus berontak ingin keluar dari mobil itu tapi malah di tahan Haikal.
Haikal tidak menjawab pertanyaan dari Ghisell, dia memakaikan seat belt pada badan Ghisell dan segera menjalankan mobilnya.
"Kamu mau bawa aku kemana?"
Haikal hanya membalas pertanyaan Ghisell dengan senyuman manisnya. Ghisell akui pria ini memang begitu tampan bahkan senyumannya membuat dia hampir tersihir, tapi dia tidak pernah mengharapkan berurusan dengan pria kurang ajar seperti itu, apalagi pria itu sudah merenggut kegadisannya.
Oh ya ampun, kenapa aku harus berurusan dengan pria seperti ini.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Ternyata apartemen Bella tetanggaan sama unit apartemen Ray..Apa nanti ada part Bella sama Ray yaaa?
2025-02-21
0
nobita
pria itu calon masa depan mu Ghisell...
2024-08-24
0
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
💯 buat Haikal
2024-03-30
2