"Ganteng gak?" Bella malah menggoda Ghisell.
"Hmm... sekilas agak mirip kak Rafael sih, makanya aku kira kak Rafael. Walaupun lebih gantengan dikit si cowok brengsek itu." Ghisell mengepalkan tangannya saat mengingat wajah Haikal. Wajah pria yang sudah merenggut kehormatannya, seakan memanfaatkan dia yang sedang teler.
"Seharusnya kamu jangan langsung pergi dulu, Sell. Siapa tau dia mau bertanggungjawab sama kamu." Bella mencoba untuk memberikan saran kepada Ghisell.
"Ih ogah, cowok kayak gitu pasti ceweknya dimana-mana, makanya dia berani meniduriku. Apalagi status aku masih pacarnya Kak Rafael. Aishhh... apes banget hidupku." Ghisell mengacak rambut-rambutnya sendiri.
"Ya makanya jangan mabuk-mabukan lagi, oke di Singapura kamu mabuk di apartemen kamu, aman. Lah disini di rumah pasti di omelin Om Gibran dan Tante Ghea. Trus kalau di Klub ya gitu pasti ujung-ujungnya dibawa ke hotel."
"Iya aku nyesel, biasanya aku kalau kesel atau ada masalah suka gitu. Semoga aku gak ketemu lagi tuh cowok, kalau sampai ketemu lagi aku akan hajar dia kalau bisa aku potong anunya biar gak seenaknya meniduri anak orang." Ghisell berbicara begitu dengan penuh emosi sambil sedikit terisak.
...****************...
Haikal sangat terburu-buru kembali ke hotel, dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, bahkan saat tiba di hotel dia berjalan setengah berlari, dia takut wanita itu keburu pergi.
Haikal menghela nafas dengan penuh rasa kekesalan karena Ghisell sudah tidak ada disana, padahal dia sudah berpesan kepada resepsionis disana untuk mencegahnya pergi dan membayar resepsionis itu.
"Maaf mas, saat dia pergi aku sedang di kamar mandi." Hanya itu yang diucapkan resepsionis itu.
Haikal tidak menjawab apa-apa, dia sangat kecewa. Haikal kembali ke kamar di hotel itu, siapa tau wanita itu meninggalkan kartu id nya atau apa untuk meminta tanggung jawab darinya, tapi ternyata tidak ada yang ditinggalkan Ghisell sama sekali, dia duduk di tepi ranjang lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, masih tercium kuat aroma tubuh dan parfum yang digunakan Ghisell di ranjang yang belum dibersihkan itu.
Mungkin seharusnya dia merasa senang itu artinya dia tidak akan bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi kepada wanita itu, tapi rasanya mengapa dia begitu kecewa? Di Inggris sana, Haikal terbiasa meminum minuman beralkhol itu, tapi dia tidak pernah tergoda padahal wanita disana walaupun penampilannya begitu sangat sek si, berbeda dengan Ghisell, Haikal tak bisa menahan diri dari pesona wanita itu, begitu sangat cantik, bahkan kecantkannya itu membuatnya terhipnotis sampai lupa diri.
Haikal malah mentertawakan dirinya sendiri, dia merasa sial karena dia telah kehilangan keperjakaannya oleh wanita yang sama sekali tidak dikenalinya itu, bahkan namanya tidak tau.
"Hhh... sial sekali nasibku." Haikal mengutuk dirinya sendiri. "Dia harus bertanggung jawab, dia telah mengambil benih cintaku."
Mungkin karena pengalaman pertama, Haikal masih belum bisa move on dari kegiatan semalam, masih terasa disetiap dia menyentuh wanita itu, bahkan dia sangat menyukai wangi tubuhnya.
"Aghhh... siapa wanita itu? Aku harus mencarinya. Dia harus jadi milikku. Aku bisa gila kalau tidak bertemu lagi dengan dia."
Haikal segera menemui Raymond di rumah sakit karena Raymomd seorang Dokter sekaligus Direktur disana. Haikal tau Raymond berlanganan di Klub itu siapa tau Haikal dapat informasi tentang Ghisell.
"Gue dengar Rafael mau nikah, tuh anak memang tertutup anaknya, gak asik, makanya kita gak begitu dekat...." kata Raymond begitu Haikal datang.
Haikal malah memotong pembicaraan Raymond "Gue udah gak penasaran lagi soal calon kakak ipar gue, tapi gue sangat penasaran sama cewek yang semalam."
"Oh iya, lu tega ninggalin gue. Lu bilang cuma nganter dia sebentar, taunya lama. Malah gue ketiduran disana, untung gue gak di culik sama tante-tante." Raymond malah mengomel.
"Nah itu masalahnya, semalam gue dan dia....ah gimana ceritanya ya." Haikal sangat malu mengatakannya.
"Kalian ML?" Raymond mengatakannya dengan santai.
Haikal sangat malu mengakuinya, "Hmm.. ya...ya gitu!"
"Serius lu nidurin tuh cewek?" tanya Raymond, dia tidak percaya Haikal punya keberanian juga meniduri wanita cantik itu.
"Gue juga gak tau, Ray. Tiba-tiba gue melakukan itu." Haikal mengacak-acak rambutnya sendiri, "Tapi lu jangan cerita ke bonyok lu, entar gue habis dibikin perkedel sama bonyok gue."
"Ya gak lah, gue jarang ketemu sama bonyok akhir-akhir ini apalagi kita tidak serumah ini. Gimana? Enak kan?" Raymond malah cengengesan, menggodanya.
"Bukan masalah enak enggaknya, tapi cewek itu malah pergi, gue gak tau harus nyari dia dimana." Haikal kelihatan sangat frustasi.
"Yaelah, ya udah biaran aja, itu artinya cewek itu sering gitu. Gue juga sering kok tidur sama cewek gak dikenal, intinya sama-sama suka, sama-sama menikmati. Ya udah gak perlu ada hubungan apa-apa lagi." Raymond yang memang terbiasa seperti itu menganggap hal itu biasa saja.
"Gak Ray, dia masih perawan. Bagaimana kalau dia hamil? Apalagi Gue gak pake pengaman, soalnya gue gak tau bakal ngelakuin itu sama dia."
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Yaolooohhh ky Danu ini mah minta pertanggungjawaban krn sdh hilang perjaka..
2025-02-21
0
Alexandra Juliana
Hmm benar niihh Raymon anaknya Dokter Jesika dan Jo
2025-02-21
0
Alexandra Juliana
Ya ampuun Ray kau beda banget sama bapakmu yaaaa..
2025-02-21
0