Pantulan sinar matahari bersinar terang menyorot di balik jendela kamar hotel itu, Ghisell terbangun dari tidurnya, dia terkejut begitu dia tersadar dirinya berada di sebuah kamar hotel, dia lebih terkejut saat menyadari tubuhnya begitu polos tidak memakai kain satu helaipun, hanya ditutupi selimut saja.
"Dimana aku?" lirihnya , dia meringis saat merasakan kepalanya sangat pusing akibat pengaruh alkohol.
Ghisell segera bangkit, namun dia merasakan perih di daerah intinya, "Argghhttt..."
Ghisell membelalakan mata saat melihat ada noda merah di seprai sana, apakah artinya semalam dia telah kehilangan keperwanannya?
"Aishh... apa yang telah aku lakukan? Siapa yang melakukannya?"
"Dasar bodoh! Kenapa aku kecolongan seperti ini? Padahal sebentar lagi aku akan menikah? Bagaimana kalau Rafael marah saat tau aku tidak perawan?" Ghisell mengutuk dirinya sendiri.
Terpukul! Tentu saja dia sangat terpukul, bahkan dia tidak mengenali siapa pria yang telah merenggut kehormatannya itu.
Di bawah aliran shower, Ghisell membersihkan badannya, bahkan menyabuni tubuhnya dengan kasar agar hilang semua jejak disetiap sentuhan pria yang sudah menidurinya itu. Tangisan Ghisell pecah, diiringi dengan suara gemericiknya air shower, dia telah kehilangan harta yang paling berharga untuknya. Rasanya hidupnya sudah hancur.
"Mengapa nasibku selalu sial sepert ini?"
Setelah berpakaian lengkap, Ghisell pergi ke apartemen sahabatnya karena dia masih tidak bisa membendung air matanya, dia tidak ingin mama dan papanya melihat dia menangis.
"Ya ampun, Sell, bagaimana bisa kamu tidur dengan pria yang tidak kamu kenal?" Bella sangat shock mendengar cerita dari Ghisell.
"Aku juga gak tau, Bell. Bagaimana ini? Bagaimana kalau aku hamil?" Ghisell masih saja terisak.
Bella mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu, "Semoga aja nggak Sell, yang penting cukup satu kali aja, jangan terulang lagi. Lagian kamu kenapa harus mabuk segala." Bella mengusap-usap pundak Ghisell.
"Habisnya aku kesel dan kecewa sekali, aku sangat rindu dan ingin memberikan kejutan kepada kak Rafael. Eh ternyata dia malah asik berpelukan sama cewek itu, siapa yang gak marah coba. Kak Rafael kayaknya gak bisa juah dari Chika. Siapa yang gak enak kalau perhatiannya selalu terbagi, aku merasa dikhianati."
"Yah mungkin karena mereka sudah saling mengenal dari lama."
"Tapi setidaknya menghargai aku dong, Bell. Buat aku kedekatan mereka itu gak wajar, aku dan Galvin aja yang saudara kembar gak seperhatian itu. Oke aku mengerti kalau masih ada hubungan darah aku ngerti, tapi ini kan enggak. Tetap saja aku nyesek melihat kedekatan mereka."
Ghisell memandangi layar ponselnya, ternyata ada puluhan kali panggilan tidak terjawab dari Rafeal dan mamanya.
Drrrtt.... Drrrttt...
Kini giliran ada panggilan dari sang papa. Ghisell dengan memelas mengangkat telepon dari Papa Gibran.
"Ada apa, Pa?"
"Kenapa gak pulang ke rumah? Dimana kamu sekarang?" tanya sang papa dengan nada tegas, bagaimanapun Ghisell seorang wanita, pastinya Gibrab sangat mengkhawatirkan puterinya.
Ghisell berpikir sejenek, "Emm... Aku menginap di apartemen Bella , Pa." Ghisell mengacungakan dua jari kepada Bella sambil nyengir kuda karena telah membawa-bawa nama sahabatnya.
"Hhh..." Hanya itu reaksi Bella saat mendengar Ghisell membawa namanya sebagai perlindungan.
"Bella? Bella anaknya Reno?"
"Ya iya lah, Bella mana lagi? Ghisell cuma punya satu Bella. Nah ngomong saja sama orangnya." Ghisell malah memberikan ponselnya ke Bella.
"Ayo bantu gue Bell, please!"
Bella menghela nafas menatap tajam pada Ghisell, dia harus terpaksa berbohong demi melindungi sahabatnya. " Hallo om Gibran."
"Oh Bella, benar Ghisell menginap di apartemen kamu?"
" Emm... iya om." Bella berbicara begitu sambil memelototkan matanya kepada Ghisell.
"Oh ya udah bagus lah, om kira dia menginap di rumah Rafael, belum saatnya. Ya sudah om dan tante Ghea tenang kalau Ghisell beneran menginap di apartemen kamu."
Setelah menutup telepon, Bella mengeluh karena dia harus berbohong kepada Om Gibran dan Tante Ghea, "Ya ampun, demi kamu aku membohongi mereka."
"Ishh... kali-kali gak apa-apa kali, Bell." Ghisell teringat lagi dengan kejadian semalam, dia mengacak-acak rambutnya, "Aduh, nasib aku sekarang gimana Bella? Gimana caranya buat mengembalikan keperawanan aku? Apa bisa dijahit lagi Bell?"
"Ya gak bisa lah Sell, kalau Rafael terima kamu apa adanya pasti dia mau menerima kamu."
"Hari ini aku lagi gak mau bahas dia, aku masih kecewa sama dia."
"Iya setiap kamu teleponan sama aku, pasti bilangnya kecewa sama Rafael, tapi tetap aja besoknya bilang baikan lagi sama Rafael. Paling ntar juga baikan." Bella memang teman curhat yang baik untuk Ghisell.
"Enggak tau lah, ini di tempat umum mereka pelukan lho, aku gak tau sejauh mana kedekatan kak Rafael dengan cewek itu. Aku gak tau dibelakang aku mereka kayak gimana."
"Hmm... iya aku tau, Tapi yang pasti kamu lebih parah Sell, kamu itu sudah tidur lho sama cowok lain."
"Tapi itu saat aku gak sadar,"
" Tapi kamu ingat wajah cowoknya?"
Ghisell terdiam sejenak, dia menggetok-getok jidatnya, terlintas bayangan wajah Haikal saat menolongnya di Klub malam itu, "Emm... ingat sih, dia bilang mau antar aku ke hotel. Setelah itu aku gak ingat apa-apa lagi, beneran!"
"Ganteng gak?" Bella malah menggodanya.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Operasi Sell...tp klo kamu melakukannya berarti kamu membohongi dirimu sendiri terutama kamu membohongi suamimu nantinya..
2025-02-21
0
AldoArt85
Kenapa ga pulang rumah!?
Abis ng3wo sama orang asing, pa ☝️🤪🤣🤣
2024-06-12
1
AldoArt85
Kalo memang hormati pernikahan mah lo ga ngeluyur ke club malem. Jelas rafael ga berjodoh sm lo ini mah 🤣🤣🤣
2024-06-12
1