"Ya ampun, kamu kemana aja sih Sell, tadi aku balik lagi ke luar, kamu gak ada." tanya Bella, dia begitu mengkhawatirkan sahabatnya.
"Tadi aku ketemu cowok brengsek itu, dia malah bawa aku ke hotel." jawab Ghisell dengan nada penuh emosi.
Bella membulatkan mata, "Terus apa yang terjadi?"
"Aku berpura-pura gak ingat sama dia, makanya dia bawa aku ke hotel untuk membuat aku ingat. Sumpah aku jijik banget kalau ingat hal itu." Ghisell padahal ingin sekali melupakan kejadian itu, menganggap semua itu hanyalah mimpi buruk.
"Jadi dia gak macem-macem lagi sama kamu?"
Wajah Ghisell memerah saat mengingat Haikal mencium bibirnya, kalau di bilang gak macam-macam tapi dia emang macam-macam sudah menciumnya secara paksa. Tapi kalau dia jawab iya pasti Bella berpikir jauh tentang mereka, "Ng-nggak."
"Hmm... syukurlah kalau nggak." Bella bisa bernafas lega, "Tapi buat apa dia ingin kamu ingat soal kejadian itu?"
Ghisell duduk di samping Bella sambil memakan chiki milik sahabatnya itu "Dia meminta pertanggung jawabanku, aneh banget gak tuh cowok?"
Bella yang lagi ngemil chiki tawanya langsung meledak, sampai chiki itu berhamburan ke lantai, "Hahaha... Tunggu, tunggu dulu. Jadi dia minta tanggung jawab sama kamu, emang dia rugi apa?"
"Dia bilang dia melakukannya secara gak sadar dan itu pertama kalinya menanam benih pada tubuh orang, aku juga gak ngerti sama alesannya."
Bella mencoba mencerna ucapan sahabatnya itu "Oh jadi mungkin maksud dia itu dia gak ingin sembarangan menanam benih ke rahim wanita soalnya tau resikonya seperti apa, mungkin kayak gitu Sell, dan tapi tanpa kesengajaan dia sudah menanam benih ke kamu, jadi dia ingin kamu bertanggung jawab atas benih yang ada di rahim kamu itu, ya secara tidak langsung dia ingin kalian menikah. Berarti dia cowok baik-baik dong!"
Ghisell menghela nafas, "Baik gimana, dia nyebelin banget."
Drrrtt... Drrrttt...
Ponsel Ghisell bergetar. Dia melihat ada pesan dari Rafael.
[Sayang, bisa kita ketemu besok? Kita harus membahas soal pernikahan kita.]
Nikah? Ghisell baru tersadar kembali dia akan menjadi istrinya Rafael. Setiap dengar kata nikah membuat Ghisell frustasi, bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan Rafael nanti yang selalu peduli sekali dengan sahabat wanitanya itu dan bagaimana dengan nasib dirinya jika Rafael menyadari dia bukan gadis lagi.
Ghisell memilih mengabaikan kembali pesan dari Rafael itu.
"Sell, sebentar lagi kamu akan menikah. Kedua orang tua kalian sudah pada setuju dan semakin akrab. Aku rasa kamu gak bisa menghindari terus dari pacar kamu itu. Kalian bicarakan lah secara baik-baik." Bella mencoba untuk memberikan saran lagi pada sahabatnya itu.
Ghisell hanya diam, dia merasa apa yang diucapkan Bella ada benarnya. Akhirnya setelah beberapa jam berpikir, Ghisell memutuskan untuk membalas pesan dari kekasihnya.
[Maaf baru balas pesan, oke kita ketemu besok.]
Rafael yang sedang mengobrol dengan adiknya di halaman depan rumah, dia nampak begitu sangat senang saat melihat pesan dari Ghisell. Rafael segera pergi ke kamarnya, dia langsung menelpon Ghisell sambil duduk di tepi ranjang.
"Hallo sayang, aku senang akhirnya kamu balas pesan aku, kamu kemana aja?" tanya Rafeal begitu Ghisell menjawab panggilan telepon darinya.
"Hmm... aku pikir mungkin kakak sibuk dengan sahabat kakak itu, sampai pelukan lagi. Kenapa gak sekalian aja jadian?" jawab Ghisell dengan juteknya.
"Jadi kamu datang ke pesta itu? Kamu cemburu sayang?"
"Memangnya aku gak boleh cemburu? Bukan cuma cemburu aja, aku merasa gak di..."
Rafael memotong pembicaraan Ghisell, "Sudah aku bilang beberapa kali sama kamu, aku dan Chika cuma temenan, aku harap kamu bisa ngerti itu. Di hati aku cuma ada kamu, jadi untuk apa kamu cemburu pada Chika? Sebentar lagi kita mau menikah lho, aku mohon kamu bisa bersikap dewasa sedikit."
Ghisell terdiam, setiap berdebat dia pasti yang kalah.
"Sayang, kita akan menikah. Tolong jangan membesarkan masalah yang membuat kita terus berantem." Pinta Rafael dengan nada memohon, "Tolong jangan curigaan gitu, aku cinta sama kamu, jadi udah ya jangan membahas masalah yang membuat kita berantem."
"Hmm... iya." hanya itu jawaban dari Ghisell.
"Udah jangan marah-marah, nanti luntur cantiknya. Kita ketemu besok ya."
Tetap saja Ghisell merasa kesal, tapi membahas di telepon gak ada gunanya juga. Lebih baik dia membahasnya saat bertemu nanti.
"Hmm iya, ya udah, aku capek kak, aku tidur dulu."
"Iya sayang, semoga mimpi indah."
"Iya makasih, semoga kakak juga mimpi indah."
Klik!
Ghisell menutup panggilan telepon, dia melihat ada pesan dari orang yang dia namai Brengsek itu.
[Hai Girl, siapa namamu? Ayo berkencan denganku besok.]
Dia ingin memblokir nomor Haikal, tapi dia berpikir sejenak, dia rasa ini saatnya membuat Haikal menyerah dengan memamerkan kemesraan dia dan Rafael nanti agar Haikal berhenti mengejarnya.
[Nanti besok sore kita ketemu di Cafe Star]
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Takdir Hidupku
wah wah tengelam sebelum berenang si haikal😁 jd ingat lgu ny alm alda hati haikal langsung patah jadi dua
2025-02-25
0
Alexandra Juliana
Cafe Star, cafe legend...
2025-02-21
0
Qaisaa Nazarudin
BODOH yg ada kalo kamu jadi nikah sama Rafael,Kamu yg selalu akan tersakiti..🙄🙄🙄
2023-12-19
1