"Astaga Magma kau menciumku ..." Kata Laura sambil menutup mulutnya menatap Magma dengan raut wajah terkejut.
Magma menghela nafas, menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sama sekali. "Lupakan!"
Magma berbalik pergi karena dirinya pun merasa tidak enak setelah menc*um Laura, Laura pun tidak tinggal diam. Dia berlari mengejar pria itu.
"Magma ..." teriak Laura.
Magma berhenti dan kembali berbalik dengan kesal. "Apalagi? apalagi hah? tidak bisakah kau berhenti mengikutiku ... ci*man itu karena ketidaksengajaan jadi jangan berpikir berlebihan soal itu Laura!! salahmu karena salah masuk kamar mandi!!" geram Magma.
Magma benar-benar kesal karena sebisa mungkin dirinya untuk tidak menyentuh keturunan atau kerabat De Willson tapi kejadian menjijikan malah terjadi di kamar mandi barusan. Dia sudah biasa ci*man dengan wanita, tapi wanita dari kerabat De Willson ini seakan haram untuk di sentuh oleh dirinya dan sekarang Magma merasa jijik karena menc*um Laura.
"Dengar ya, Nona L ... sebarkan saja video ku kalau kau mau ... aku sudah tidak perduli dengan video itu!! asalkan kau menjauh dari hidupku sekarang juga!! Karena semua bagian tubuhmu itu sangat menjijikan!!" hardik Magma dengan emosi menyeruak di dalam dirinya.
Dia menatap tajam Laura yang tengah berdiri memberikan tatapan teduh kepada pria itu. Nyali Laura sedikit menciut melihat kemarahan Magma yang asli.
Wajahnya merah, rahangnya mengeras, tatapan tidak bersahabat dan penuh dendam di layangkan kepada perempuan di depan nya. Hanya karena cium*n ketidaksengajaan membuat pria itu seakan memunculkan identitas aslinya sebagai seorang mafia.
Laura mengerjapkan mata, tidak dia tidak boleh takut dengan Magma.
Laura berdehem dengan menyilangkan kedua tangan nya di dada, dagu nya terangkat naik sebagai tanda wanita angkuh yang pantang takut dengan lawan.
"Kau menantang ku menyebarkan video kotormu itu Tuan?" tersirat nada menantang dari cara Laura berbicara. Di tambah senyuman masam di wajahnya.
"Ya ..." satu alis Magma terangkat naik. "Bermainlah dengan rencanamu, maka akan aku mainkan rencanaku ..." Magma tersenyum miring, kalimatnya tadi seakan ancaman untuk Laura.
Laura sedikit mendekatkan wajahnya. "Aku tidak akan takut dan tidak pernah takut!"
Magma mundur beberapa langkah lalu berjalan pergi meninggalkan Laura yang mematung dengan nafas memburu melihat kepergian Magma.
"Laura ..." panggil seseorang.
Laura menoleh. Pria tinggi berkulit putih dengan rambutnya yang rapih menghampiri Laura, pria itu sempat menatap kepergian Magma lalu kembali menoleh ke arah Laura.
"Ya?" Satu alis Laura terangkat naik karena tidak kenal dengan pria di depan nya sekarang.
Pria itu tersenyum. "Apa kabarmu?"
"Hah?" Laura menautkan kedua alisnya, heran pria di depannya ini tidak ia kenal tapi menanyakan kabarnya.
"K-kau siapa?" tanya Laura kemudian.
"Aku owner ikan goreng yang kau makan ..." .
"A-apa?" Laura yang tidak percaya menatap dari atas sampai bawah pria di depannya ini. Sedikit ragu kalau pria tampan di depan nya ini pemilik @ikanku, ikan goreng yang dia makan. Laura pikir, pemiliknya perempuan yang sudah tua.
Kemudian Laura menatap pria lain di belakang pria tersebut. Mungkin dia asisten nya, pikir Laura.
"Kau pemilik @Ikanku?"
Pria itu mengangguk. "Namaku Kenzo, kau bisa memanggilku Ken ..." dia mengulurkan tangan nya.
Dengan ragu-ragu, Laura mengangkat tangannya dan menyalami pria itu. "Laura ..." ucapnya memperkenalkan diri membuat Kenzo tersenyum.
"Dia Ares, asistenku ..." Kenzo memperkenalkan Ares.
Laura mengulurkan tangan nya ke arah Ares. Tapi Ares hanya membungkukan badan tanpa mengambil uluran tangan Laura. "Saya Ares, Nona ..." karena ia merasa tidak nyaman bersalaman dengan model terkenal seperti Laura. Apalagi dia hanya asisten biasa.
Laura mengangguk sambil menurunkan tangan nya.
"Senang bisa bekerja sama denganmu, Laura ... Restaurantku banjir pesanan setelah kau mempromosikan nya ..."
Laura mengangguk. "Kenapa kalian ada di sini?" tanya Laura menatap bergantian Kenzo dan Ares.
"Kami salah satu rekan bisnis Tuan Winter," kata Ares membuat Laura tercengang.
"Hah? De Willson buka bisnis kuliner lagi?"
Kenzo mengangguk. "Iya, kami akan bekerjasama dengan perusahaan De willson ..."
"Bagaimana bisa kalian bekerja sama dengan De Willson?" tanya Laura. Setahu Laura, tidak mudah bekerja sama dengan perusahaan sepupu nya ini, biasanya ada orang dalam yang memperkenalkan perusahaan lain kepada Winter.
"Lewat Ayahmu, Nona ..." Ares menjelaskan.
"Tuan Arsen memperkenalkan kami dengan Tuan Winter," timpal Kenzo.
Laura hanya bisa menyimpulkan, jika Ayahnya makan ikan goreng lalu mencari tahu siapa yang membuat ikan tersebut dan akhirnya mengajak kerjasama dengan De Willson.
"Oh ..." Laura mengangguk-ngangguk.
"Yasudah, selamat bergabung dengan De Willson. Saya permisi dulu ..." Laura berjalan melewati mereka dengan langkahnya yang elegan.
Kenzo dan Ares berbalik menatap kepergian Laura. Kenzo menarik ujung bibirnya tersenyum.
"Dia tidak berubah ya, Bos. Dia malah semakin cantik ..." cicit Ares yang mendapat anggukan setuju dari Kenzo.
*
Magma dengan geram menarik dasi nya dan melemparnya ke sembarang arah.
PRANG
Cermin di kamarnya pecah seketika ketika mendapat pukulan keras dari tangan Magma. Giginya menggertak marah, ia menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan tangan yang masih menempel di cermin yang sudah retak, perlahan darah mengalir di sela-sela pecahan cermin tersebut.
Semakin lama Magma menatap pantulan wajahnya di depan cermin, ia kembali mengingat cium*n tadi membuat emosi nya semakin memuncak.
"Aaarrggghh!!" sekali lagi cermin itu di pukul dengan keras sampai akhirnya pria itu merebahkan dirinya di kasur dengan tangan kanan nya yang terluka parah.
Mungkin orang lain akan berpikir pria yang suka bermain wanita berlebihan jika marah karena hal berci*man, apalagi ini hanya kecupan biasa. Tapi untuk Magma, De Willson dan kerabatnya adalah keluarga besar yang tidak Magma terima dalam hidupnya, dia hanya menerima setengah keluarga De Willson karena adiknya, Yura menikah dengan pemimpin De Willson sekarang.
Jika ada perempuan di dunia yang tidak akan pernah Magma sentuh, maka perempuan itu adalah keturunan atau kerabat De Willson.
Satu jam kemudian, Lail sudah berada di kamar Magma dengan membawa seorang Dokter untuk mengobati tangan Magma yang berdarah.
Beruntung, tidak ada pecahan kaca yang menusuk tangan Magma, jadi tidak ada operasi yang harus di lakukan. Tangan pria itu sedikit sobek saja dan perlu di jait beberapa jaitan.
"Selesai Tuan ..." ucap Dokter tersebut.
Dokter itu membereskan peralatannya, Magma hanya diam menatap langit-langit kamar yang kosong. Setelah selesai Lail mengantar Dokter itu keluar terlebih dahulu lalu kembali ke kamar.
"Tuan ... apa yang harus saya lakukan?" tanya Lail.
"Pecat Laura!" sahut Magma tanpa menoleh ke arah Lail.
"T-tapi ..."
"Aku tidak butuh saran apapun, pecat saja. Perusahaan urusanku!!"
Lail menghela nafas panjang. "Baik Tuan," jawab Lail yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti Tuan nya ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च
ga sabar baca part magma bucin🤣
2022-06-21
9
🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च
magma kemakan karma wkwk
2022-06-21
8
Mr.VANO
maqma karna sumpahny jd dia menolak,kyk menjilat ludahny sendiri yg sdh di buang
2022-06-13
0