#Menabrak perempuan itu

Magma berjalan menuju ruang kerjanya. Magma mendengus kasar ketika membuka pintu dan mendapati Laura duduk dengan tersenyum di kursi nya.

"Ayo sarapan ..." Ajak Laura lalu membuka kantung makanan di atas meja.

Magma menutup pintu dan dengan malas ia berjalan ke arah meja. Ia menarik kursi lalu duduk di hadapan perempuan itu.

"Pemotretan besok. Seharusnya hari ini kau tidak perlu datang ke kantor," ucap Magma mengalihkan pandangannya dari arah Laura.

"Sushi untukmu ..." Laura mengambil sushi dengan sumpit dan menaruhnya di piring Magma.

Magma menoleh dengan ekor matanya, terlihat Laura sedang tersenyum. Dengan malas ia mengambil sumpit di piringnya tapi tiba-tiba ponselnya di saku bergetar panjang. Ia kembali menyimpan sumpitnya lalu mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon.

Lail.

Magma langsung mengangkatnya. Ia hanya diam mendengarkan Lail berbicara sampai akhirnya sorot matanya beralih menatap Laura.

Satu alis Laura terangkat naik ketika melihat Magma menatapnya dengan tajam. Sepertinya pria itu kesal dengan dirinya.

Magma kembali mengantungi ponselnya setelah selesai berbicara dengan Lail.

"Apa yang kau lakukan dengan perempuan itu?" tanya Magma kemudian.

"Perempuan mana?" tanya Laura sambil mengunyah sushi di mulutnya.

"Perempuan yang malam itu ada di kantorku!"

"Namanya?" tanya Laura terus memancing Magma membuat pria itu semakin kesal.

"Jawab saja Laura!" geram Magma.

"Ya perempuan mana. Sebutkan dong namanya! mungkin bukan hanya dia perempuan yang kau ajak ke kantor malam-malam!"

"Hanya dia Laura!!"

"Namanya?"

Magma mendesis geram. Laura tertawa. "Namanya saja kau tidak tau, kau benar-benar pria yang hanya membutuhkan selangk*ngan wanita saja, Tuan M. Aku tebak, dari banyaknya wanita yang kau tiduri, pasti tidak ada satupun nama mereka yang kau tau. Iya kan?"

"Aku tidak membutuhkan nama mereka!"

Laura tersenyum miring, ia menggeser semua makanannya ke samping kemudian ia setengah berdiri dengan mencondongkan tubuhnya mendekati Magma.

Lalu ia memb*lai pipi dan rahang Magma. "Seandainya kau tidur denganku. Aku yakin, hanya namaku yang dapat kau ingat Tuan Magma Mahavir ..."

"Itu karena kau bekerja denganku!" sahut Magma sambil menepis tangan Laura.

Laura berdecak dan kembali duduk di kursinya. "Perempuan itu ... ah, aku hanya menabraknya saja. Beruntung dia tidak mati," ucap Laura enteng sambil kembali mengambil sushi miliknya.

"Apa?!" Magma menautkan kedua alisnya. "Kau g*la!!" Magma setengah membentak.

"Kenapa g*la? seperti kau tidak pernah membunuh manusia saja!!" Kemudian Laura menggelengkan kepalanya beberapa kali dan mengigit sushi nya.

Magma menghela nafas kasar dengan memalingkan wajahnya. Laura termasuk keluarga De Willson, dia perempuan dan kenapa dia berani melakukan hal seperti itu disaat keluarga De Willson hampir pensiun dengan organisasi mafia nya.

Magma kembali menoleh. "Aku akan memberitahu Maxime soal ini!"

"Kalau begitu aku akan menyebarkan video nya. Jangan berpikir video itu hanya ada di ponselku saja ..." Laura tersenyum kecut seakan menantang ancaman Magma.

"Lagipula perempuan itu hanya pincang sedikit, tidak sampai mati. Kalau kau masih meniduri banyak perempuan maka mereka akan bernasib sama ..."

"Terkapar di Rumah Sakit ..." lanjut Laura dengan penuh penekanan.

"Berani kau mengancamku Laura!" tangan Magma mengepal di bawah meja dengan kesal.

"Ah aku hanya memberi penawaran, Tuan. Bukan mengancam!" Laura tersenyum.

*

Pemotretan yang seharusnya di lakukan besok, akhirnya di lakukan hari ini.

Sepanjang pemotretan, Magma hanya duduk di samping Lail melihat Laura bergaya di depan camera dengan profesional.

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan ketika Laura selesai pemotretan. Jeni langsung memberikan sebotol air untuk Laura.

Laura kembali melempar botol itu setelah meminum airnya sedikit kemudian ia berjalan menghampiri Magma dengan pinggang nya yang melenggak-lenggok.

"Bagaimana?" tanya Laura sambil satu tangan di pinggangnya, ia tersenyum bertanya hasil pemotretan dirinya kepada Magma.

"Bagus ..." sahut Magma berdiri menatap Laura. "Itu jawaban yang kau mau kan Nona L?" lanjut Magma dengan wajah datar.

Laura menghela nafas dengan tangan bersedekap dada. "Kalau pun kau bilang aku jelek, aku tau itu bohong. Kau pasti terpesona melihatku, bukan ..." Laura menyunggingkan senyumnya lalu berjalan melewati Magma.

Jeni pun mengikuti Laura setelah menyunggingkan senyum sinis nya kepada Magma.

*

Selesai pemotretan di kantor Magma, kini Laura berada di butik Lalita. Lusa dia ada catwalk.

"Laura, jangan g*la!! setiap catwalk kau selalu menunjukan pakaian dari De Willson group, kenapa tiba-tiba mahavir group yang kau pilih!" kesal Lalita kepada kembarannya yang hanya duduk di sofa dengan menyunggingkan senyumnya dengan Jeni di samping nya yang sibuk selfie.

"Ayolah ... aku sudah sering memakai pakaian dari De Willson group. Dan masalahnya catwalk nya hanya sekali, jadi aku tidak bisa ganti-ganti pakaian."

"Tapi bagaimana dengan Winter, Mom, Dad, Paman Maxime ... mereka yang membesarkan perusahaan dari dulu, Laura!!"

"Kalau mereka tau ---"

"Aku ini model, aku terikat kontrak kerja bukan hanya dengan perusahaan keluarga saja, Lita!!" potong Laura.

"Lagipula mereka juga kenal siapa Magma. Kakaknya Yura, tidak salah kan aku membantu dia," lanjut Laura.

Lalita menghembuskan nafas lalu duduk di sofa, memang ada benarnya perkataan Laura. Tapi masalahnya sepanjang catwalk, Laura tidak pernah membawakan tas atau pakaian dari perusahaan yang di keluarkan orang lain selain keluarganya sendiri.

Dan lagi, Lalita tahu. Pasti Laura bukan ingin membantu Magma, tapi karena menyukai pria itu.

Lalita menatap Jeni, Jeni yang sadar akan tatapan Lalita sontak mengangkat kedua tangannya sambil berkata. "Lala keras kepala."

Maksud Jeni, dia sudah berusaha memberitahu Laura tapi perempuan itu tetap ingin membawakan pakaian dari mahavir group.

Lalita berdecak, menyenderkan punggungnya di sofa. Mau bagaimana lagi, mungkin sepanjang sejarah, hanya sekarang Lalita tidak di buat rumit dengan Laura yang akan catwalk besok.

*

Pulang dari butik kembaran nya. Ia masuk mobil dan kembali pulang ke rumah orang tuanya.

"Mom ..." teriak Laura lalu duduk di meja makan. Ia mengambil apel yang sudah di kupas.

Jeni duduk di sofa dan memilih menonton tv saja. Awalnya Laura ingin mengatakan soal catwalk besok, tapi ia merasa lebih baik orang tuanya melihatnya besok saja ketika catwalk.

"Diet lagi, La?" tanya Miwa menarik kursi duduk di samping Laura.

"Iya, Mom," sahut Laura.

Diet sebelum catwalk sudah seperti tradisi yang akan selalu di lakukan Laura. Biasanya satu bulan sebelum catwalk, Laura sudah menyiapkan tubuhnya untuk diet.

Karena menurunkan berat badan tidak selalu berhasil dalam waktu satu sampai dua minggu saja.

"Sudah kurus, loh." ucap Miwa memperhatikan tubuh Laura.

"Anggap saja ini menjaga makanan agar besok aku tidak ada hambatan, Mom."

Miwa mengangguk. "Kau sudah ke butik Lalita?"

"Sudah mom."

"Sudah pilih pakaian seperti apa yang akan kau kenakan besok, La? tas nya juga, heels ..."

Laura berhenti mengunyah. "Liat saja besok mom."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Santi Lestari

Santi Lestari

Bagus lauraa...bikin magma insyaf😄

2022-06-25

1

Mr.VANO

Mr.VANO

cinta laura membuat org marah ke pd laura krn memakai brend dr produk maqma

2022-06-13

0

Nana Diana

Nana Diana

lanjut thor

2022-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Nomor asing
2 #Ganti nomor
3 #Anak curut
4 #Bertemu Magma
5 # Nona L sebenarnya ...
6 #Kekesalan Magma terhadap Laura
7 #Magma di jual di shopee
8 #Perdebatan magma dan Laura
9 #Tes darah
10 #Dinner
11 #Mengikuti Magma
12 #Menabrak perempuan itu
13 #Catwalk
14 #Bertengkar dengan Miwa
15 #Endorse
16 #Orderan yang membeludak
17 #First kiss
18 #Kemarahan Magma
19 #Laura di pecat
20 #Pergi ke Spanyol
21 #Tidur bersama
22 #Jeni membuat ulah
23 #Ingin menikah dengannya
24 #Benjamin tidak merestui?
25 #Masuk ke kamarnya
26 #Merindukannya
27 #Berniat meminta izin (1)
28 #Berniat meminta Izin (2)
29 #Maxime akan membantu
30 #Kenzo dan Laura
31 #Merestui
32 #Kemarahan Magma
33 #Menikah
34 #Mencari Jeni
35 #Kembali ke Spanyol
36 #Perjanjian baru
37 #Memasak
38 #Jeni kesal dengan Laura
39 #Sibuk di pagi hari
40 #Mengantar pakaian
41 #Menonton bersama
42 #Sarapan bersama Byanca
43 #Kegalauan Kenzo
44 #Kesal dengan Magma
45 #Menelpon Arsen
46 #Kembali ke mansion
47 #Dinner yang gagal
48 #Bertemu Kenzo
49 #Makan bersama Kenzo
50 #Laura sakit
51 #Merawatnya
52 #Pikiran kotor Magma
53 #Jeni panik
54 #Pulang ke mansion
55 #Laura kecewa
56 #Rencana gila Laura
57 #Mencari Laura
58 #Kepanikan keluarga
59 #Max berjanji membunuh Magma
60 #Kemarahan Arsen
61 #Ayah Byanca meninggal
62 #Mereka yakin Laura masih hidup
63 #Lala kau dimana
64 #Merindukanku Tuan
65 #Mengikuti Jeni
66 #Melihat Laura
67 #Memberi waktu sendirian untuk Laura
68 #Magma tahu Laura masih hidup
69 #Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70 #Sikap Masam Laura kepada Magma
71 #Membawa Laura pulang
72 #Sampai di Spanyol
73 #Mengajakmu ke kamar, boleh?
74 #Shopping bersama
75 #Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76 #Kedatangan Lalita ke Spanyol
77 #Hendak melecehkan Laura
78 #Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79 #Byanca di penjara
80 #Kenzo dan Lalita
81 #Mengunjungi mertua
82 #Bayinya menendang
83 #Akhirnya ...
84 #Mengunjungi rumah Benjamin
85 #Hmmm ...
86 #First kiss Lalita & Kenzo
87 #Magma cemburu kepada Jeni
88 #Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89 #Cemburunya Magma
90 #Bertengkar
91 #Memperhatikan istrinya shopping
92 #Tidak suka melihat wajahnya
93 Laura hamil?
94 #Garis dua
95 Sabar, sabar dan sabar
96 Camping
97 Kedatangan Jeni
98 Lalita dan Kenzo
99 Mangga muda
100 Ngidam lagi?
101 Tidak mau kalah saing
102 Makan malam
103 Sembilan bulan
104 Akan melahirkan
105 Marvel, Marsel, Melvin
106 Pulang ke mansion
107 Terjaga
108 Ingin kembali ke Spanyol
109 Lalita membantu merawat Tripel M
110 Magma kembali
111 Tiga tahun kemudian
112 Frustasinya Lita
113 Marsel jatuh
114 Melvin juga jatuh
115 Ada yang mengintip
116 bertengkar di sekolah
117 Tamat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Nomor asing
2
#Ganti nomor
3
#Anak curut
4
#Bertemu Magma
5
# Nona L sebenarnya ...
6
#Kekesalan Magma terhadap Laura
7
#Magma di jual di shopee
8
#Perdebatan magma dan Laura
9
#Tes darah
10
#Dinner
11
#Mengikuti Magma
12
#Menabrak perempuan itu
13
#Catwalk
14
#Bertengkar dengan Miwa
15
#Endorse
16
#Orderan yang membeludak
17
#First kiss
18
#Kemarahan Magma
19
#Laura di pecat
20
#Pergi ke Spanyol
21
#Tidur bersama
22
#Jeni membuat ulah
23
#Ingin menikah dengannya
24
#Benjamin tidak merestui?
25
#Masuk ke kamarnya
26
#Merindukannya
27
#Berniat meminta izin (1)
28
#Berniat meminta Izin (2)
29
#Maxime akan membantu
30
#Kenzo dan Laura
31
#Merestui
32
#Kemarahan Magma
33
#Menikah
34
#Mencari Jeni
35
#Kembali ke Spanyol
36
#Perjanjian baru
37
#Memasak
38
#Jeni kesal dengan Laura
39
#Sibuk di pagi hari
40
#Mengantar pakaian
41
#Menonton bersama
42
#Sarapan bersama Byanca
43
#Kegalauan Kenzo
44
#Kesal dengan Magma
45
#Menelpon Arsen
46
#Kembali ke mansion
47
#Dinner yang gagal
48
#Bertemu Kenzo
49
#Makan bersama Kenzo
50
#Laura sakit
51
#Merawatnya
52
#Pikiran kotor Magma
53
#Jeni panik
54
#Pulang ke mansion
55
#Laura kecewa
56
#Rencana gila Laura
57
#Mencari Laura
58
#Kepanikan keluarga
59
#Max berjanji membunuh Magma
60
#Kemarahan Arsen
61
#Ayah Byanca meninggal
62
#Mereka yakin Laura masih hidup
63
#Lala kau dimana
64
#Merindukanku Tuan
65
#Mengikuti Jeni
66
#Melihat Laura
67
#Memberi waktu sendirian untuk Laura
68
#Magma tahu Laura masih hidup
69
#Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70
#Sikap Masam Laura kepada Magma
71
#Membawa Laura pulang
72
#Sampai di Spanyol
73
#Mengajakmu ke kamar, boleh?
74
#Shopping bersama
75
#Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76
#Kedatangan Lalita ke Spanyol
77
#Hendak melecehkan Laura
78
#Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79
#Byanca di penjara
80
#Kenzo dan Lalita
81
#Mengunjungi mertua
82
#Bayinya menendang
83
#Akhirnya ...
84
#Mengunjungi rumah Benjamin
85
#Hmmm ...
86
#First kiss Lalita & Kenzo
87
#Magma cemburu kepada Jeni
88
#Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89
#Cemburunya Magma
90
#Bertengkar
91
#Memperhatikan istrinya shopping
92
#Tidak suka melihat wajahnya
93
Laura hamil?
94
#Garis dua
95
Sabar, sabar dan sabar
96
Camping
97
Kedatangan Jeni
98
Lalita dan Kenzo
99
Mangga muda
100
Ngidam lagi?
101
Tidak mau kalah saing
102
Makan malam
103
Sembilan bulan
104
Akan melahirkan
105
Marvel, Marsel, Melvin
106
Pulang ke mansion
107
Terjaga
108
Ingin kembali ke Spanyol
109
Lalita membantu merawat Tripel M
110
Magma kembali
111
Tiga tahun kemudian
112
Frustasinya Lita
113
Marsel jatuh
114
Melvin juga jatuh
115
Ada yang mengintip
116
bertengkar di sekolah
117
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!