#Dinner

Kalau bukan karena video nya yang takut tersebar, Magma benar-benar tidak akan datang untuk Dinner bersama Laura.

Selain tidak penting ini juga bukan termasuk pekerjaan. Tapi mau tidak mau, Magma harus datang akibat Laura yang mengancam.

Pria itu memarkirkan mobilnya di depan restaurant Redwine. Penampilan Magma terlihat biasa saja, memakai kaos polos hitam, dan celana panjang dengan rambut gondrongnya yang di ikat.

Langkahnya membawa masuk ke restaurant hingga seorang pelayan yang berdiri di depan pintu bertanya.

"Tuan Magma?"

Magma mengangguk.

"Mari saya antar ..." pelayan tersebut dengan ramah mengantarkan Magma menuju meja Laura.

Laura memesan tempat di ruangan kecil yang hanya bisa di isi oleh satu meja dan dua kursi saja. Dia tidak mau bergabung dengan yang lain, selain takut dirinya di kerumuni fans, ruangan ini membuat dia bisa lebih dekat dengan Magma.

Di sampingnya ada jendela yang terbuka untuk membiarkan angin malam masuk menerpa wajahnya. Ini lebih nyaman dari pada duduk di meja yang sama dengan pelanggan yang lain.

Magma berdecak ketika melihat Laura sedang mengisi gelas kecil dengan botol alcohol di tangan nya.

"Silahkan Tuan ..." Pelayan tersebut pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Magma duduk di depan Laura.

"Kau terlambat lima menit Tuan," kata Laura lalu menyimpan gelas kecil berisi wine itu di depan Magma.

Mata Laura perlahan menatap iris mata pria itu. Tampan, hanya itu yang ada di pikiran Laura. Walaupun dinner kali ini Magma terlihat memakai pakaian biasa tapi dia tetap tampan.

"Padahal aku sudah memakai dress mahal untuk malam ini. Tapi kau hanya memakai kaos hitam saja ..."

"Tidak ada yang bisa mengatur cara berpakaian ku!!" sahut Magma dengan geram lalu mengambil gelas kecil tersebut dan meneguk Wine nya sekali tegukan.

Laura tersenyum miring. "Tapi aku bisa mengatur waktumu Tuan ... Iya kan?"

Magma menyimpan gelasnya dengan kasar di meja mendengar ucapan Laura barusan. Benar, Laura bisa mengatur waktu Magma. Sampai bisa membuat pria itu datang ke restaurant.

Laura menopang dagu nya dengan satu tangan di atas meja, menatap Magma yang terlihat kesal. Laura tersenyum bak orang gila.

"Waktumu, milikku Tuan M ... kau harus datang setiap kali aku membutuhkan mu!!"

Magma mencengkram gelas kecil di tangan nya dengan kuat. Kenapa Laura semakin semena-mena dengan dirinya. Dia bos Laura, dia yang mempekerjakan Laura di perusahaannya, tapi malah Laura yang seenak jidat mengatur waktunya.

Tangan Laura yang lain mengelus punggung tangan Magma dengan lembut. "Jangan terlalu keras memegang gelasnya, nanti kau terluka Tuan ..." kata Laura dengan lembut dan nada seperti menggoda.

Magma menepis tangan Laura. "Kalau kau meminta waktuku malam ini hanya untuk Dinner. Bereskan sekarang!! setelah ini aku akan pulang!!"

"Sabarlah ... malam masih panjang."

"Permisi ..."

Keduanya menoleh dan tatapan Magma melunak seketika karena ada pelayan datang. Pelayan tersebut menyimpan beberapa makanan di meja lalu kembali pergi.

Magma langsung mengambil steak, ia hanya fokus dengan steak nya sekarang. Tidak mau mendongak menatap Laura di depannya, karena itu menjijikan menurutnya. Laura juga sedang memotong steak.

"Di masa depan, aku berani bertaruh. Aku lah yang akan mengatur caramu berpakaian ..."

"Jangan harap!" sahut Magma lalu menyuapkan daging ke mulutnya.

Laura tersenyum kecut. "Kau akan melihatnya nanti. Semua itu akan terwujud ..."

Hening, Magma tidak menjawab apapun selain terdengar suara denting pisau dan garpuh yang saling beradu.

"Bagaimana pakaianku? apa terlihat cantik?" tanya Laura kemudian.

"Dress dengan belahan dada terbuka. Itu memang ciri khas mu ..." jawab Magma tanpa menatap Laura.

Lagi-lagi Laura tersenyum kecut. Ia menyimpan pisau dan garpuh lalu bersedekap tangan di atas meja dengan menatap Magma.

"Pakaianku memang terbuka Tuan ... tapi harga diriku tertutup!! Bukan kah perempuan virg*n yang sering kau tiduri itu pakaiannya tertutup. Cih, tapi harga dirinya terbuka lebar ..."

Magma berhenti mengunyah mendengar itu. Ia menghela nafas sejenak, s*alnya ucapan Laura selalu tepat sasaran.

Perempuan yang menjual harga dirinya kepada Magma memang kebanyakan memakai pakaian tertutup ketika masuk ke kamar klab. Tapi mereka justru berpakaian seperti itu untuk menjual harga diri mereka.

Laura kembali memakan steak nya dengan sesekali menatap Magma dengan senyuman miringnya.

"Kalau kau ingin tau, aku tidak berbuat apa-apa kepadamu karena kau keturunan De Willson ..." kata Magma yang kemudian menatap Laura setelah menyimpan pisau dan garpuh di tangan nya.

"Kalau kau mau berbuat sesuatu kepadaku. Lakukan saja ... karena hal itu juga yang aku inginkan. Berakhir di ranjang bersamamu ..." Laura mengedipkan sebelah matanya dengan menggoda.

"Benarkah?" satu alis Magma terangkat naik. Dia ingin tahu, sebesar apa nyali Laura.

Paling kalau sudah di ajak ke kamar, Laura akan menolak dan ketakutan. Magma yakin itu.

"Kita ke kamar sekarang ..." ucap Magma dengan iris mata menatap lekat bola mata Laura.

"Kau pikir aku takut?"

Laura beranjak dari duduknya setelah mengambil tas di belakang tubuhnya. Ia berjalan keluar dari ruangan itu.

"Cih!!" Magma pun beranjak mengikuti Laura.

Mereka pergi untuk mencari hotel di dekat Restaurant. Ketika mendapatkannya, mereka langsung memesan satu kamar.

Laura membuka pintu kamar di ikuti Magma dari belakang. Ia menyimpan tas nya di meja lalu duduk di ranjang dengan menyilangkan kaki membuat paha mulusnya terpampang nyata di depan Magma.

Magma masih berdiri dengan memasukan kedua tangan nya ke saku.

"Kulit dari De Willson bukankah haram kau sentuh Tuan ... tapi sepertinya sekarang sudah tidak lagi ..."

Laura tersenyum miring dengan mata kucingnya yang menatap tajam Magma. Pikiran Magma, Laura akan takut ternyata salah besar.

Perempuan itu justru malah membuka dress nya dan sekarang dia hanya memakai bra dan celana d*lam saja.

"Kemari ..." Laura memanggil dengan melentikkan jari tangan nya.

Magma terdiam. Dia sedang berpikir, harus mendekati Laura atau tidak.

"Ayolah ... bukan kah kau yang ragu kalau aku masih virg*n? tidak mau mencoba? perempuan yang terlihat baik menjual harga dirinya ketika umurnya di bawah dua puluh tahun, kau akan kaget jika menemukan perempuan di atas dua puluh lima tahun masih virg*n sepertiku ..."

"Perempuan yang lain aku bayar dengan harga tinggi. Bagaimana jika aku tidak membayarmu, bukankah itu merendahkan harga dirimu sendiri Nona L?" ucap Magma.

"Tentu tidak. Mereka di bayar dan berhenti berhubungan denganmu setelahnya. Tapi aku? jangan harap kau bisa lepas dari gangguanku Tuan. Gangguan dariku dalah bayaran darimu Tuan Magma Mahavir ..."

"Perempuan mana yang berani mengganggumu selain aku?" Laura menarik ujung bibirnya tersenyum.

Magma mengepalkan tangannya diam-diam di saku celana. Dan dia memilih keluar dari kamar tersebut karena enggan menyentuh tubuh Laura.

Laura memudarkan senyumnya dan berteriak. "KAU MAU KEMANA MAGMA ..."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hary

Hary

dasar dungu...!!!

2025-02-27

1

Upin Ipin

Upin Ipin

iya keluar😂😂

2024-04-19

0

Mr.VANO

Mr.VANO

laura ceplaan dr miwa,yg mengejar laki laki,

2022-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Nomor asing
2 #Ganti nomor
3 #Anak curut
4 #Bertemu Magma
5 # Nona L sebenarnya ...
6 #Kekesalan Magma terhadap Laura
7 #Magma di jual di shopee
8 #Perdebatan magma dan Laura
9 #Tes darah
10 #Dinner
11 #Mengikuti Magma
12 #Menabrak perempuan itu
13 #Catwalk
14 #Bertengkar dengan Miwa
15 #Endorse
16 #Orderan yang membeludak
17 #First kiss
18 #Kemarahan Magma
19 #Laura di pecat
20 #Pergi ke Spanyol
21 #Tidur bersama
22 #Jeni membuat ulah
23 #Ingin menikah dengannya
24 #Benjamin tidak merestui?
25 #Masuk ke kamarnya
26 #Merindukannya
27 #Berniat meminta izin (1)
28 #Berniat meminta Izin (2)
29 #Maxime akan membantu
30 #Kenzo dan Laura
31 #Merestui
32 #Kemarahan Magma
33 #Menikah
34 #Mencari Jeni
35 #Kembali ke Spanyol
36 #Perjanjian baru
37 #Memasak
38 #Jeni kesal dengan Laura
39 #Sibuk di pagi hari
40 #Mengantar pakaian
41 #Menonton bersama
42 #Sarapan bersama Byanca
43 #Kegalauan Kenzo
44 #Kesal dengan Magma
45 #Menelpon Arsen
46 #Kembali ke mansion
47 #Dinner yang gagal
48 #Bertemu Kenzo
49 #Makan bersama Kenzo
50 #Laura sakit
51 #Merawatnya
52 #Pikiran kotor Magma
53 #Jeni panik
54 #Pulang ke mansion
55 #Laura kecewa
56 #Rencana gila Laura
57 #Mencari Laura
58 #Kepanikan keluarga
59 #Max berjanji membunuh Magma
60 #Kemarahan Arsen
61 #Ayah Byanca meninggal
62 #Mereka yakin Laura masih hidup
63 #Lala kau dimana
64 #Merindukanku Tuan
65 #Mengikuti Jeni
66 #Melihat Laura
67 #Memberi waktu sendirian untuk Laura
68 #Magma tahu Laura masih hidup
69 #Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70 #Sikap Masam Laura kepada Magma
71 #Membawa Laura pulang
72 #Sampai di Spanyol
73 #Mengajakmu ke kamar, boleh?
74 #Shopping bersama
75 #Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76 #Kedatangan Lalita ke Spanyol
77 #Hendak melecehkan Laura
78 #Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79 #Byanca di penjara
80 #Kenzo dan Lalita
81 #Mengunjungi mertua
82 #Bayinya menendang
83 #Akhirnya ...
84 #Mengunjungi rumah Benjamin
85 #Hmmm ...
86 #First kiss Lalita & Kenzo
87 #Magma cemburu kepada Jeni
88 #Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89 #Cemburunya Magma
90 #Bertengkar
91 #Memperhatikan istrinya shopping
92 #Tidak suka melihat wajahnya
93 Laura hamil?
94 #Garis dua
95 Sabar, sabar dan sabar
96 Camping
97 Kedatangan Jeni
98 Lalita dan Kenzo
99 Mangga muda
100 Ngidam lagi?
101 Tidak mau kalah saing
102 Makan malam
103 Sembilan bulan
104 Akan melahirkan
105 Marvel, Marsel, Melvin
106 Pulang ke mansion
107 Terjaga
108 Ingin kembali ke Spanyol
109 Lalita membantu merawat Tripel M
110 Magma kembali
111 Tiga tahun kemudian
112 Frustasinya Lita
113 Marsel jatuh
114 Melvin juga jatuh
115 Ada yang mengintip
116 bertengkar di sekolah
117 Tamat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Nomor asing
2
#Ganti nomor
3
#Anak curut
4
#Bertemu Magma
5
# Nona L sebenarnya ...
6
#Kekesalan Magma terhadap Laura
7
#Magma di jual di shopee
8
#Perdebatan magma dan Laura
9
#Tes darah
10
#Dinner
11
#Mengikuti Magma
12
#Menabrak perempuan itu
13
#Catwalk
14
#Bertengkar dengan Miwa
15
#Endorse
16
#Orderan yang membeludak
17
#First kiss
18
#Kemarahan Magma
19
#Laura di pecat
20
#Pergi ke Spanyol
21
#Tidur bersama
22
#Jeni membuat ulah
23
#Ingin menikah dengannya
24
#Benjamin tidak merestui?
25
#Masuk ke kamarnya
26
#Merindukannya
27
#Berniat meminta izin (1)
28
#Berniat meminta Izin (2)
29
#Maxime akan membantu
30
#Kenzo dan Laura
31
#Merestui
32
#Kemarahan Magma
33
#Menikah
34
#Mencari Jeni
35
#Kembali ke Spanyol
36
#Perjanjian baru
37
#Memasak
38
#Jeni kesal dengan Laura
39
#Sibuk di pagi hari
40
#Mengantar pakaian
41
#Menonton bersama
42
#Sarapan bersama Byanca
43
#Kegalauan Kenzo
44
#Kesal dengan Magma
45
#Menelpon Arsen
46
#Kembali ke mansion
47
#Dinner yang gagal
48
#Bertemu Kenzo
49
#Makan bersama Kenzo
50
#Laura sakit
51
#Merawatnya
52
#Pikiran kotor Magma
53
#Jeni panik
54
#Pulang ke mansion
55
#Laura kecewa
56
#Rencana gila Laura
57
#Mencari Laura
58
#Kepanikan keluarga
59
#Max berjanji membunuh Magma
60
#Kemarahan Arsen
61
#Ayah Byanca meninggal
62
#Mereka yakin Laura masih hidup
63
#Lala kau dimana
64
#Merindukanku Tuan
65
#Mengikuti Jeni
66
#Melihat Laura
67
#Memberi waktu sendirian untuk Laura
68
#Magma tahu Laura masih hidup
69
#Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70
#Sikap Masam Laura kepada Magma
71
#Membawa Laura pulang
72
#Sampai di Spanyol
73
#Mengajakmu ke kamar, boleh?
74
#Shopping bersama
75
#Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76
#Kedatangan Lalita ke Spanyol
77
#Hendak melecehkan Laura
78
#Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79
#Byanca di penjara
80
#Kenzo dan Lalita
81
#Mengunjungi mertua
82
#Bayinya menendang
83
#Akhirnya ...
84
#Mengunjungi rumah Benjamin
85
#Hmmm ...
86
#First kiss Lalita & Kenzo
87
#Magma cemburu kepada Jeni
88
#Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89
#Cemburunya Magma
90
#Bertengkar
91
#Memperhatikan istrinya shopping
92
#Tidak suka melihat wajahnya
93
Laura hamil?
94
#Garis dua
95
Sabar, sabar dan sabar
96
Camping
97
Kedatangan Jeni
98
Lalita dan Kenzo
99
Mangga muda
100
Ngidam lagi?
101
Tidak mau kalah saing
102
Makan malam
103
Sembilan bulan
104
Akan melahirkan
105
Marvel, Marsel, Melvin
106
Pulang ke mansion
107
Terjaga
108
Ingin kembali ke Spanyol
109
Lalita membantu merawat Tripel M
110
Magma kembali
111
Tiga tahun kemudian
112
Frustasinya Lita
113
Marsel jatuh
114
Melvin juga jatuh
115
Ada yang mengintip
116
bertengkar di sekolah
117
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!