#First kiss

"Magma ..." panggil Benjamin ketika melihat Magma menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Magma berbalik. "Ya?"

"Kemari, Dad mau bicara ..."

Pria itu pun kembali turun menghampiri Benjamin yang baru duduk di sofa. Magma duduk di seberangnya.

"Ada undangan dari De Willson group."

"Lalu?" tanya Magma dengan satu alis terangkat naik. Jangan, jangan sampai Benjamin meminta dirinya hadir di pesta perusahaan itu.

"Hanya undangan makan malam biasa saja, Winter mengundang Mahavir group juga, perusahaanmu ..."

"Dia tidak ada menelponku," sahut Magma.

"Kau tidak memblokir nomornya kan?" tanya Benjamin dengan satu alis terangkat naik membuat Magma menghela nafas, ia baru ingat kalau dirinya memblokir nomor Winter.

"Tanya Lail, pasti dia menghubungi Lail. Lagi pula, Winter bagian keluarga kita, adik iparmu ..."

"Dad saja yang datang. Aku malas." Magma beranjak dari duduknya mengacuhkan teriakan Benjamin yang kemudian berdecak sambil menggelengkan kepala.

Sebenarnya bukan karena enggan bertemu Winter. Tapi Magma yakin, di sana pasti ada Laura karena Arsen masih bekerja dengan De Willson group.

Dia tidak mau Laura membuat ulah di pesta untuk terus mendekati dirinya jika sampai Magma datang.

Magma membuka pakaian nya lalu merebahkan dirinya di kasur. Membiarkan celana saja yang menutupi bagian bawah tubuhnya, malam ini ia merasa sangat lelah sampai tidak punya selera untuk pergi ke klab.

Badan nya seakan remuk, dia butuh pijatan tapi malah bayang-bayang pijatan Laura yang masuk ke otaknya, Magma sontak mendesis sambil menggelengkan kepala dengan mata terpejam untuk menghilangkan bayangan perempuan itu. Hanya pijatannya yang nyaman yang membuat Magma ingat dengan Laura.

"Dia lebih pantas jadi tukang pijat dari pada model," gerutu Magma sebelum akhirnya ia memejamkan mata dan tertidur.

*

Laura turun ke bawah setelah mandi malam, dia hendak makan ikan goreng yang di promosikan olehnya hari itu. Beruntung sekarang Laura tidak diet, jadi dia bebas makan sepuasnya.

Terlihat Lalita yang tengah menyantap ikan goreng lebih dulu. Dia duduk sendirian di meja makan.

"Hei, ini enak. Beli dimana?" tanya Lalita ketika melihat Laura berjalan menuruni anak tangga.

"Jangan di habiskan!" pekik Laura menarik kursi lalu duduk di samping Lalita dan segera mengambil ikan di piring yang lain.

"Heh, kalau seperti ini. Lebih baik endorse mu di turunkan saja harganya agar kita punya banyak makanan enak ..."

Laura berdecak menatap Lalita. "Kau ini seperti orang miskin yang tidak bisa makan saja!"

"Gratis lebih enak," sahut Lalita lalu kembali makan.

"Tiap hari juga makan gratis, yang mengeluarkan uang makan kan Mommy," gerutu Laura lalu menyuapkan daging ikan ke mulutnya.

Perasaan nya selalu sama ketika makan ikan itu, rasa masakannya seakan tidak asing di lidahnya.

"Hei, kenapa?" Lalita menyikut kembaran nya yang melamun sambil mengunyah perlahan ikan di mulutnya.

"Aku seperti pernah makan ikan ini deh, Lita."

"Ah kau ini ... ya pasti pernah lah kalau makan ikan." Lalita menggelengkan kepala beberapa kali.

Laura berdecak. "Bukan itu maksudku. Bumbu ikan ini seperti berbeda dari yang lain, seperti punya ciri khas sendiri, aku seperti tidak asing dengan bumbu ikan ini tapi aku tidak ingat apa aku pernah makan ikan seperti ini atau tidak ..."

Lalita menghela nafas kasar. "Makan saja lah, jangan banyak bicara!"

*

Malam dimana pesta De Willson berlangsung, Magma yang berniat tidak akan pernah hadir justru di paksa datang oleh Benjamin dan Bayuni.

Dengan malas dan tidak bersemangat, Magma berdiri di dekat Benjamin, mendengarkan Benjamin mengobrol dengan beberapa orang. Sesekali ia meneguk minuman di tangan nya. Bayuni terlihat mengobrol dengan Milan.

Magma mengedarkan pandangan nya, Winter sedang mengobrol dengan Maxime dan Summer. Sampai akhirnya Maxime berjalan menghampiri Benjamin setelah Benjamin selesai berbicara dengan college bisnis nya.

"Terimakasih sudah datang ..." Maxime tersenyum mengulurkan tangan menyapa besan nya itu.

"Sama-sama Tuan ... Semoga De Willson semakin berjaya dalam hal bisnis." Benjamin mendoakan yang mendapat decakan tidak suka dari Magma di sampingnya. Untuk apa mendoakan bisnis orang lain menurut Magma.

Maxime menatap Magma dengan ekor matanya kemudian mengulurkan tangan. "Selamat datang Mahavir group. Ini kali pertama kau ikut hadir di pesta De Willson ..."

"Hm." Sahut Magma sambil memalingkan wajahnya dan mengacuhkan jabatan tangan Maxime.

Maxime menurunkan tangan nya membuat Magma mendapatkan tatapan intimidasi dari Benjamin. "Seperti anak kecil saja!" gerutu Benjamin melihat sikap Magma seperti itu.

"Sudahlah ..." ucap Maxime.

"Yura tidak datang?" tanya Magma.

"Tidak, hanya pemimpin perusahaan yang datang," sahut Maxime.

Karena di acara itu, hanya ada dua perempuan saja. Milan dan Bayuni. Yang lain tidak ada yang membawa istri atau anak mereka.

"Oh." sahut Magma singkat. Magma kemudian menghela nafas lega. Kalau hanya pemimpin perusahaan yang datang, itu artinya Laura juga tidak akan datang.

Kemudian Magma melihat Arsen berjalan menghampiri Maxime dan Benjamin. Arsen berjabat tangan dengan Benjamin kemudian mengulurkan tangan ke arah Magma.

Magma menatap tangan Arsen lalu beralih menatap mata pria itu. Matanya tidak mirip dengan mata Laura, mungkin Laura lebih mirip dengan Miwa.

Sama sikapnya kepada Maxime tadi, Magma pun enggan berjabat tangan dengan Arsen. Apalagi mengingat Arsen mempunyai anak perempuan yang mengganggu dirinya.

Arsen menurunkan tangan nya kembali, berdecak menggelengkan kepalanya beberapa kali melihat sikap Magma yang tidak ramah, pria itu malah meneguk minuman nya.

"Aku ke kamar mandi dulu ..." Magma melengos meninggalkan mereka.

"Maafkan sikap dia ya ..." Benjamin merasa canggung tidak nyaman dengan sikap Magma.

"Tidak apa, kami dulu bermusuhuan jadi tidak mudah jadi dekat," sahut Maxime.

*

Laura berlari di lobby, ketika turun dari mobil dia benar-benar ingin buang air kecil. Laura masuk ke kamar mandi tanpa melihat tanda perempuan atau laki-laki di pintu kamar mandi tersebut.

"Aaaaaaa ..." Laura menjerit ketika tidak sengaja membuka salah satu toilet dan mendapati sosok punggung laki-laki yang sedang buang air kecil.

Magma menoleh ke belakang, melebarkan matanya ketika melihat Laura. Kemudian ia kembali menutup pintu.

"Si*l!!" kesal Magma lalu buru-buru mengancingi celananya kembali.

"Eh, tadi Magma kan ..." gumam Laura.

"Kok dia di kamar mandi perempuan ..."

"Tidak, ini tidak bisa di biarkan. Dia pasti mau mengintip perempuan di kamar mandi ini!"

Laura segera menggedor pintu toilet. "Magma keluar!" teriaknya.

"Magma!!"

Ia terus menggedor pintu toilet tersebut. Merasa geram karena Magma masih saja belum taubat dari suka main perempuan.

Magma dengan geram membuka pintu toilet. "Kau--"

Belum selesai bicara Laura mendorong tubuh Magma sampai akhirnya keduanya masuk ke toilet karena barusan Laura mendengar suara Ayahnya, Arsen.

"Kau---"

"Sssttt!!" Laura membungkam mulut Magma dengan tangan nya. "Ada Daddy ku ..." Laura berbicara dengan nada berbisik.

Magma hanya ingin bertanya kenapa Laura ada di sini padahal tadi Maxime bilang yang datang hanya pemimpin perusahaan saja, tidak membawa anak atau istri.

Magma hendak menepis tangan Laura tapi Laura menahannya. "Dia tidak tau aku ada di sini!!"

Magma memutar bola matanya jengah dengan mulut yang masih di bungkam oleh Laura.

Mereka masih hening, terdengar suara seseorang yang memutar kran air. Arsen sedang mencuci tangan di wastafel setelah dari toilet.

Arsen berbalik hendak pergi tapi tatapan nya terhenti ketika melihat sepatu dan heels perempuan di bawah pintu toilet.

Arsen pun menggelengkan kepala, perempuan masuk ke kamar mandi pria, itu hal yang sangat buruk menurutnya. Pacaran di kamar mandi, seperti tidak ada tempat lain saja.

Laura menghela nafas lega ketika mendengar langkah kaki Ayahnya menjauh dari kamar mandi. Ia pun menurunkan tangan nya.

"Kenapa kau ada di sini, Laura!!" Kini Magma yang tidak tahan akhirnya membuka suara.

"Kenapa? ya, memangnya kenapa?" Laura balik bertanya.

"Pergilah, aku tidak mau melihatmu!!"

Laura menarik ujung bibirnya tersenyum dengan tangan bersedekap dada. "Kau sudah melihatku Tuan," kata Laura sembari mendekatkan mukanya ke arah Magma.

Magma mendorong kening Laura dengan jari telunjuknya untuk menjauh. "Dan sekarang, aku tidak mau melihatmu lagi. Jadi pergi dari sini karena kau salah masuk kamar mandi!!"

"Aku suka kesalahan yang membawaku bertemu denganmu ..."

Magma menghela nafas kasar, kenapa sulit sekali berbicara dengan perempuan yang satu ini.

"Minggir!" Magma menarik pintu untuk keluar dengan menabrak tubuh Laura.

Laura berbalik. "Magma kau ---- Aaaaa ..."

Laura memejamkan mata ketika sadar dirinya hendak terjatuh, dia sudah siap jika pinggangnya harus mendapatkan perawatan, tapi sedetik, dua detik, dia tidak merasakan rasa sakit apapun di tubuhnya. Malah ia merasa ada sesuatu yang kenyal di bibirnya.

Perlahan Laura membuka mata dan sontak matanya membulat sempurna kala tersadar Magma menc*um dirinya dengan tangan kekarnya yang melingkar indah di pinggang gadis itu.

Magma sendiri tadi spontan berbalik untuk menangkap tubuh Laura dengan tubuhnya yang sedikit membungkuk sampai tak sengaja menc*um perempuan itu.

Laura sontak berdiri dengan mendorong tubuh Magma. Itu di lakukan karena Laura takut Magma yang sadar lebih dulu akan melepas pelukannya dan membiarkan dirinya jatuh.

Si*lnya, ini first kiss Laura.

Bersambung

Terpopuler

Comments

lid

lid

ckck mau dong kek gitu🤣🤣🤣tp syangnya aku sukanya langsung🤣🤣🤣

2022-06-28

0

🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च

🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च

mau juga dong first kiss kek gitu🤣🤣

2022-06-21

8

🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च

🆃🅾🅱🅴🅻🅸 पञ्च

nah loh nah loh enak laura👀

2022-06-21

8

lihat semua
Episodes
1 Nomor asing
2 #Ganti nomor
3 #Anak curut
4 #Bertemu Magma
5 # Nona L sebenarnya ...
6 #Kekesalan Magma terhadap Laura
7 #Magma di jual di shopee
8 #Perdebatan magma dan Laura
9 #Tes darah
10 #Dinner
11 #Mengikuti Magma
12 #Menabrak perempuan itu
13 #Catwalk
14 #Bertengkar dengan Miwa
15 #Endorse
16 #Orderan yang membeludak
17 #First kiss
18 #Kemarahan Magma
19 #Laura di pecat
20 #Pergi ke Spanyol
21 #Tidur bersama
22 #Jeni membuat ulah
23 #Ingin menikah dengannya
24 #Benjamin tidak merestui?
25 #Masuk ke kamarnya
26 #Merindukannya
27 #Berniat meminta izin (1)
28 #Berniat meminta Izin (2)
29 #Maxime akan membantu
30 #Kenzo dan Laura
31 #Merestui
32 #Kemarahan Magma
33 #Menikah
34 #Mencari Jeni
35 #Kembali ke Spanyol
36 #Perjanjian baru
37 #Memasak
38 #Jeni kesal dengan Laura
39 #Sibuk di pagi hari
40 #Mengantar pakaian
41 #Menonton bersama
42 #Sarapan bersama Byanca
43 #Kegalauan Kenzo
44 #Kesal dengan Magma
45 #Menelpon Arsen
46 #Kembali ke mansion
47 #Dinner yang gagal
48 #Bertemu Kenzo
49 #Makan bersama Kenzo
50 #Laura sakit
51 #Merawatnya
52 #Pikiran kotor Magma
53 #Jeni panik
54 #Pulang ke mansion
55 #Laura kecewa
56 #Rencana gila Laura
57 #Mencari Laura
58 #Kepanikan keluarga
59 #Max berjanji membunuh Magma
60 #Kemarahan Arsen
61 #Ayah Byanca meninggal
62 #Mereka yakin Laura masih hidup
63 #Lala kau dimana
64 #Merindukanku Tuan
65 #Mengikuti Jeni
66 #Melihat Laura
67 #Memberi waktu sendirian untuk Laura
68 #Magma tahu Laura masih hidup
69 #Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70 #Sikap Masam Laura kepada Magma
71 #Membawa Laura pulang
72 #Sampai di Spanyol
73 #Mengajakmu ke kamar, boleh?
74 #Shopping bersama
75 #Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76 #Kedatangan Lalita ke Spanyol
77 #Hendak melecehkan Laura
78 #Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79 #Byanca di penjara
80 #Kenzo dan Lalita
81 #Mengunjungi mertua
82 #Bayinya menendang
83 #Akhirnya ...
84 #Mengunjungi rumah Benjamin
85 #Hmmm ...
86 #First kiss Lalita & Kenzo
87 #Magma cemburu kepada Jeni
88 #Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89 #Cemburunya Magma
90 #Bertengkar
91 #Memperhatikan istrinya shopping
92 #Tidak suka melihat wajahnya
93 Laura hamil?
94 #Garis dua
95 Sabar, sabar dan sabar
96 Camping
97 Kedatangan Jeni
98 Lalita dan Kenzo
99 Mangga muda
100 Ngidam lagi?
101 Tidak mau kalah saing
102 Makan malam
103 Sembilan bulan
104 Akan melahirkan
105 Marvel, Marsel, Melvin
106 Pulang ke mansion
107 Terjaga
108 Ingin kembali ke Spanyol
109 Lalita membantu merawat Tripel M
110 Magma kembali
111 Tiga tahun kemudian
112 Frustasinya Lita
113 Marsel jatuh
114 Melvin juga jatuh
115 Ada yang mengintip
116 bertengkar di sekolah
117 Tamat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Nomor asing
2
#Ganti nomor
3
#Anak curut
4
#Bertemu Magma
5
# Nona L sebenarnya ...
6
#Kekesalan Magma terhadap Laura
7
#Magma di jual di shopee
8
#Perdebatan magma dan Laura
9
#Tes darah
10
#Dinner
11
#Mengikuti Magma
12
#Menabrak perempuan itu
13
#Catwalk
14
#Bertengkar dengan Miwa
15
#Endorse
16
#Orderan yang membeludak
17
#First kiss
18
#Kemarahan Magma
19
#Laura di pecat
20
#Pergi ke Spanyol
21
#Tidur bersama
22
#Jeni membuat ulah
23
#Ingin menikah dengannya
24
#Benjamin tidak merestui?
25
#Masuk ke kamarnya
26
#Merindukannya
27
#Berniat meminta izin (1)
28
#Berniat meminta Izin (2)
29
#Maxime akan membantu
30
#Kenzo dan Laura
31
#Merestui
32
#Kemarahan Magma
33
#Menikah
34
#Mencari Jeni
35
#Kembali ke Spanyol
36
#Perjanjian baru
37
#Memasak
38
#Jeni kesal dengan Laura
39
#Sibuk di pagi hari
40
#Mengantar pakaian
41
#Menonton bersama
42
#Sarapan bersama Byanca
43
#Kegalauan Kenzo
44
#Kesal dengan Magma
45
#Menelpon Arsen
46
#Kembali ke mansion
47
#Dinner yang gagal
48
#Bertemu Kenzo
49
#Makan bersama Kenzo
50
#Laura sakit
51
#Merawatnya
52
#Pikiran kotor Magma
53
#Jeni panik
54
#Pulang ke mansion
55
#Laura kecewa
56
#Rencana gila Laura
57
#Mencari Laura
58
#Kepanikan keluarga
59
#Max berjanji membunuh Magma
60
#Kemarahan Arsen
61
#Ayah Byanca meninggal
62
#Mereka yakin Laura masih hidup
63
#Lala kau dimana
64
#Merindukanku Tuan
65
#Mengikuti Jeni
66
#Melihat Laura
67
#Memberi waktu sendirian untuk Laura
68
#Magma tahu Laura masih hidup
69
#Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70
#Sikap Masam Laura kepada Magma
71
#Membawa Laura pulang
72
#Sampai di Spanyol
73
#Mengajakmu ke kamar, boleh?
74
#Shopping bersama
75
#Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76
#Kedatangan Lalita ke Spanyol
77
#Hendak melecehkan Laura
78
#Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79
#Byanca di penjara
80
#Kenzo dan Lalita
81
#Mengunjungi mertua
82
#Bayinya menendang
83
#Akhirnya ...
84
#Mengunjungi rumah Benjamin
85
#Hmmm ...
86
#First kiss Lalita & Kenzo
87
#Magma cemburu kepada Jeni
88
#Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89
#Cemburunya Magma
90
#Bertengkar
91
#Memperhatikan istrinya shopping
92
#Tidak suka melihat wajahnya
93
Laura hamil?
94
#Garis dua
95
Sabar, sabar dan sabar
96
Camping
97
Kedatangan Jeni
98
Lalita dan Kenzo
99
Mangga muda
100
Ngidam lagi?
101
Tidak mau kalah saing
102
Makan malam
103
Sembilan bulan
104
Akan melahirkan
105
Marvel, Marsel, Melvin
106
Pulang ke mansion
107
Terjaga
108
Ingin kembali ke Spanyol
109
Lalita membantu merawat Tripel M
110
Magma kembali
111
Tiga tahun kemudian
112
Frustasinya Lita
113
Marsel jatuh
114
Melvin juga jatuh
115
Ada yang mengintip
116
bertengkar di sekolah
117
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!