#Perdebatan magma dan Laura

Magma memundurkan langkahnya ketika Laura bukannya sakit hati dengan ucapannya tapi malah menjawab 'Iya'.

"Kau sakit jiwa!" pekik Magma.

"Iya, sakit jiwa karena tergila-gila denganmu." Laura menggulum senyum di wajahnya dengan tangan bersedekap dada.

"Kenapa hm?" Laura berjalan selangkah demi selangkah mendekati Magma.

"Kenapa denganku kau berubah jadi seekor kucing? tidak berani menerkammu Tuan M?" Laura membelai pipi Magma dengan lembut.

Magma sontak menepis kasar tangan Laura. Matanya tajam dan berbicara penuh penekanan.

"Kulit dari keluarga De Willson haram aku sentuh!!"

Laura tertawa kecut mendengarnya. "Benarkah begitu Tuan M?" Tanya nya sambil mendekatkan wajahnya ke arah Magma.

"Kalau tubuhku haram di sentuh ..." Laura perlahan menyentuh dada pria itu dengan b*laian lembut.

"Biarkan aku yang menyentuh tubuhmu Tuan M. Aku akan membersihkan tubuhmu dari jejak perempuan virg*n yang sering kau tiduri ..." Laura tersenyum miring tepat di depan wajah Magma.

Magma tidak bisa mengartikan senyuman perempuan itu dengan matanya yang tajam seperti kucing marah.

Ketika tangan Laura hendak membuka kancing baju Magma, Magma segera menahan tangan nya.

"Enyahlah atau aku patahkan tangan modelmu ini!!"

"Cobalah Tuan M, tanganku patah maka Tuan Maxime Louis De Willson akan kembali menjadi mafia ..." ucap Laura dengan suara seakan menantang tanpa takut sedikitpun.

Magma langsung menghempaskan tangan Laura dengan kasar.

"Dengar ..." Dengan geram ia menunjuk wajah Laura.

"Kau beruntung karena bagian dari keluarga De Willson!! Seandainya tidak ada darah De Willson di tubuhmu, kau sudah mati Laura!!"

"Aku beruntung karena Yura adikmu, Tuan M." Laura kembali menyunggingkan senyumnya. "Jadi, jangan salahkan aku yang keturunan De Willson. Tapi karena Yura lah aku bisa mendekati mu ... seandainya adikmu tidak masuk keluarga De Willson kau pasti sudah berusaha membunuh kami semua ... Tapi sayangnya, Tuan Maxime lebih hebat darimu!! Grandpa ku selalu jadi yang terhebat!!"

Magma menarik leher Laura dengan kuat. "Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapanmu, model bod*h!! kau ingin memprovokasi aku dan kakek tua mu itu hah?"

"Tidak," sahut Laura dengan sedikit kesusahan bernafas karena cekikan Magma sedikit kuat di lehernya.

"Lalu apa tujuanmu mengangguku Laura!!" geram Magma.

"Me-menikah ..." ucap Laura terbata dengan wajah memerah.

Mendengar itu Magma langsung mendorong tubuh Laura sampai gadis itu mundur beberapa langkah dan segera mengatur nafasnya dengan menepuk-nepuk dada nya. Ia terbatuk sesekali.

Hal itu tidak membuat Laura takut toh ada Kakeknya yang akan membela nya kalau dia kenapa-kenapa dan juga ada Yura yang membuat Magma lemah.

"Aku tidak ada waktu untuk membahas hal konyol seperti itu!! hubunganku denganmu sebatas pekerjaan, lakukan kerjaanmu dengan profesional dan berhenti menganggu hidupku Nona L!!"

Magma berjalan keluar dari ruangan dengan membanting pintu membuat tubuh Laura terhentak kaget.

Laura menatap pintu tersebut. "Semakin mempesona saja kalau marah, cih ..." Laura tersenyum.

*

Malamnya Magma baru selesai olahraga dengan perempuan virg*n di klab. Ia merebahkan dirinya di kasur dengan selimut menutupi setengah tubuhnya.

Perempuan yang melayaninya sudah pergi dari kamar meninggalkan dirinya seorang diri yang hendak tidur.

"Tuan ...!!"

Magma membuka matanya kembali kala mendengar suara pintu yang di buka dengan keras. Lail, berdiri di dekat pintu dengan wajah panik.

Magma menarik dirinya untuk duduk. "Kenapa?"

Lail dengan ragu-ragu berjalan mendekati Magma dengan menunduk membuat Magma bingung.

"Ada apa?" ulang Magma.

Dengan gemetar Lail memberikan sebuah map kepada Magma. Magma mengambil dan membukanya.

Hasil tes kesehatan di salah satu Rumah Sakit. Hasil tes darah dengan nama Susi mengidap penyakit HIV menular. Susi adalah perempuan yang baru saja tidur dengan Magma.

Magma sontak melebarkan matanya lalu menatap Lail.

"Dia HIV?" tanya Magma dengan nada tidak percaya.

Lail mengangguk pasrah. Pasrah jika setelah ini ia harus di hukum oleh Magma.

"Lail kau--"

"Tuan maaf ..." Lail langsung bersimpuh di bawah ranjang dengan merapatkan kedua tangan nya untuk memohon ampun kepada Tuan nya.

"Dokter yang salah mendiagnosis penyakit, ada dua nama Susi ketika tes darah. Dan ternyata data nya tertukar Tuan ..."

Magma langsung mengacak-ngacak rambutnya frustasi dengan mendesis kesal pasalnya HIV bisa menular dengan berhubungan badan.

"Itulah kenapa punya bat*ng jangan celup sana celup sini ..."

Mereka langsung menoleh ke arah suara, Laura berjalan masuk ke kamar dengan tangan bersedekap dada. Ia menatap Magma dengan senyuman meledek.

"Enak? bagaimana kalau ternyata kau juga HIV nanti?"

Magma mengepalkan tangannya dengan amarah memuncak. Kenapa Laura suka sekali ikut campur dengan masalahnya.

"Ini bukan urusanmu Laura!!"

"Lail, keluarlah aku ingin bicara dengannya ..." titah Laura.

Lail sempat menatap Magma dan Magma mengangguk mengizinkan.

Laura menatap kepergian Lail dengan sinis lalu berjalan menuju ranjang. Ketika berada di samping ranjang, Laura mengambil kain yang ada di dalam tasnya.

Magma diam memperhatikan, mau apalagi perempuan itu.

Laura menyimpan kain itu di atas ranjang lalu ia duduk di atas kain tersebut.

"Maaf, kulitku gatal kalau duduk di seprai bekas perempuan rendahan ..." Laura berkata seperti itu untuk perempuan virg*n yang rela menjual harga dirinya kepada Magma.

"Kau tidak termasuk perempuan rendahan juga Nona L?" ucapan Magma terkesan meremehkan Laura. Tatapannya dari ujung rambut sampai ujung kaki Laura seakan tatapan ragu jika Laura masih virg*n.

Laura tersenyum miring menatap Magma. "Bahkan harta keluarga De Willson tidak mampu membeli harga diriku Tuan ... aku masih virg*n ..."

"Oh iya?" satu alis Magma terangkat naik. "Aku akan mencobanya kalau begitu ..."

"Maaf, mungkin virus HIV mu sudah menyebar sekarang ..."

Magma tertawa kecut. "Aku bukan orang bodoh Nona L ... kau yang merencanakan ini semua dan menukar data Pasien di Rumah Sakit itu kan ..."

Bukan kaget dengan tebakan Magma yang benar, Laura justru malah tertawa dengan bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Hebat ... hebat sekali ..." teriak Laura di sela-sela tawa nya.

Laura kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Magma. "Itu yang aku suka darimu ... tebakanmu tidak pernah meleset Tuan M."

"Dengar Laura, kau tidak jauh rendahan dengan perempuan yang tidur di kamar ini bersamaku!!"

"Kau benar Tuan M. Aku menjadi wanita rendahan setelah mengenalmu. Harga diriku yang mahal jatuh ketika berada di dekat pria pemain wanita sepertimu ...!!"

"Dia sudah sangat kotor dan rendahan bukan? karena celup sana celup sini, uppss!!" Laura menatap bagian bawah tubuh Magma yang tertutup selimut.

Magma menghela nafas kasar, kenapa Laura pintar sekali berdebat dengan dirinya. Ingin sekali membuat perempuan itu sakit hati dengan ucapannya tapi Laura selalu bisa menjawab.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

sy kpngin bngt klo orng yg kaya teh Sariwangi sperti ini klo udh ktmu pemeran cwenya itunya gmau bngun lagi klo mau gituan lagi sama cwe malem biar tau rsa

2022-07-27

1

lovely

lovely

gua rasa c Laura sma2 murahan ngapain ngejar2 cowok murahan macam magma yg rukang clup sana sini mnjijikan sekali 😠🥵

2022-07-07

0

lid

lid

batang jaga magmah jangan kek teh celup🤭🤭🤭

2022-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Nomor asing
2 #Ganti nomor
3 #Anak curut
4 #Bertemu Magma
5 # Nona L sebenarnya ...
6 #Kekesalan Magma terhadap Laura
7 #Magma di jual di shopee
8 #Perdebatan magma dan Laura
9 #Tes darah
10 #Dinner
11 #Mengikuti Magma
12 #Menabrak perempuan itu
13 #Catwalk
14 #Bertengkar dengan Miwa
15 #Endorse
16 #Orderan yang membeludak
17 #First kiss
18 #Kemarahan Magma
19 #Laura di pecat
20 #Pergi ke Spanyol
21 #Tidur bersama
22 #Jeni membuat ulah
23 #Ingin menikah dengannya
24 #Benjamin tidak merestui?
25 #Masuk ke kamarnya
26 #Merindukannya
27 #Berniat meminta izin (1)
28 #Berniat meminta Izin (2)
29 #Maxime akan membantu
30 #Kenzo dan Laura
31 #Merestui
32 #Kemarahan Magma
33 #Menikah
34 #Mencari Jeni
35 #Kembali ke Spanyol
36 #Perjanjian baru
37 #Memasak
38 #Jeni kesal dengan Laura
39 #Sibuk di pagi hari
40 #Mengantar pakaian
41 #Menonton bersama
42 #Sarapan bersama Byanca
43 #Kegalauan Kenzo
44 #Kesal dengan Magma
45 #Menelpon Arsen
46 #Kembali ke mansion
47 #Dinner yang gagal
48 #Bertemu Kenzo
49 #Makan bersama Kenzo
50 #Laura sakit
51 #Merawatnya
52 #Pikiran kotor Magma
53 #Jeni panik
54 #Pulang ke mansion
55 #Laura kecewa
56 #Rencana gila Laura
57 #Mencari Laura
58 #Kepanikan keluarga
59 #Max berjanji membunuh Magma
60 #Kemarahan Arsen
61 #Ayah Byanca meninggal
62 #Mereka yakin Laura masih hidup
63 #Lala kau dimana
64 #Merindukanku Tuan
65 #Mengikuti Jeni
66 #Melihat Laura
67 #Memberi waktu sendirian untuk Laura
68 #Magma tahu Laura masih hidup
69 #Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70 #Sikap Masam Laura kepada Magma
71 #Membawa Laura pulang
72 #Sampai di Spanyol
73 #Mengajakmu ke kamar, boleh?
74 #Shopping bersama
75 #Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76 #Kedatangan Lalita ke Spanyol
77 #Hendak melecehkan Laura
78 #Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79 #Byanca di penjara
80 #Kenzo dan Lalita
81 #Mengunjungi mertua
82 #Bayinya menendang
83 #Akhirnya ...
84 #Mengunjungi rumah Benjamin
85 #Hmmm ...
86 #First kiss Lalita & Kenzo
87 #Magma cemburu kepada Jeni
88 #Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89 #Cemburunya Magma
90 #Bertengkar
91 #Memperhatikan istrinya shopping
92 #Tidak suka melihat wajahnya
93 Laura hamil?
94 #Garis dua
95 Sabar, sabar dan sabar
96 Camping
97 Kedatangan Jeni
98 Lalita dan Kenzo
99 Mangga muda
100 Ngidam lagi?
101 Tidak mau kalah saing
102 Makan malam
103 Sembilan bulan
104 Akan melahirkan
105 Marvel, Marsel, Melvin
106 Pulang ke mansion
107 Terjaga
108 Ingin kembali ke Spanyol
109 Lalita membantu merawat Tripel M
110 Magma kembali
111 Tiga tahun kemudian
112 Frustasinya Lita
113 Marsel jatuh
114 Melvin juga jatuh
115 Ada yang mengintip
116 bertengkar di sekolah
117 Tamat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Nomor asing
2
#Ganti nomor
3
#Anak curut
4
#Bertemu Magma
5
# Nona L sebenarnya ...
6
#Kekesalan Magma terhadap Laura
7
#Magma di jual di shopee
8
#Perdebatan magma dan Laura
9
#Tes darah
10
#Dinner
11
#Mengikuti Magma
12
#Menabrak perempuan itu
13
#Catwalk
14
#Bertengkar dengan Miwa
15
#Endorse
16
#Orderan yang membeludak
17
#First kiss
18
#Kemarahan Magma
19
#Laura di pecat
20
#Pergi ke Spanyol
21
#Tidur bersama
22
#Jeni membuat ulah
23
#Ingin menikah dengannya
24
#Benjamin tidak merestui?
25
#Masuk ke kamarnya
26
#Merindukannya
27
#Berniat meminta izin (1)
28
#Berniat meminta Izin (2)
29
#Maxime akan membantu
30
#Kenzo dan Laura
31
#Merestui
32
#Kemarahan Magma
33
#Menikah
34
#Mencari Jeni
35
#Kembali ke Spanyol
36
#Perjanjian baru
37
#Memasak
38
#Jeni kesal dengan Laura
39
#Sibuk di pagi hari
40
#Mengantar pakaian
41
#Menonton bersama
42
#Sarapan bersama Byanca
43
#Kegalauan Kenzo
44
#Kesal dengan Magma
45
#Menelpon Arsen
46
#Kembali ke mansion
47
#Dinner yang gagal
48
#Bertemu Kenzo
49
#Makan bersama Kenzo
50
#Laura sakit
51
#Merawatnya
52
#Pikiran kotor Magma
53
#Jeni panik
54
#Pulang ke mansion
55
#Laura kecewa
56
#Rencana gila Laura
57
#Mencari Laura
58
#Kepanikan keluarga
59
#Max berjanji membunuh Magma
60
#Kemarahan Arsen
61
#Ayah Byanca meninggal
62
#Mereka yakin Laura masih hidup
63
#Lala kau dimana
64
#Merindukanku Tuan
65
#Mengikuti Jeni
66
#Melihat Laura
67
#Memberi waktu sendirian untuk Laura
68
#Magma tahu Laura masih hidup
69
#Karier Byanca hancur & bertemunya Magma dengan Laura
70
#Sikap Masam Laura kepada Magma
71
#Membawa Laura pulang
72
#Sampai di Spanyol
73
#Mengajakmu ke kamar, boleh?
74
#Shopping bersama
75
#Menjodohkan Lalita dan Kenzo
76
#Kedatangan Lalita ke Spanyol
77
#Hendak melecehkan Laura
78
#Pertama kali memanggilnya 'Dad'
79
#Byanca di penjara
80
#Kenzo dan Lalita
81
#Mengunjungi mertua
82
#Bayinya menendang
83
#Akhirnya ...
84
#Mengunjungi rumah Benjamin
85
#Hmmm ...
86
#First kiss Lalita & Kenzo
87
#Magma cemburu kepada Jeni
88
#Pertengkaran Kenzo dan Lalita
89
#Cemburunya Magma
90
#Bertengkar
91
#Memperhatikan istrinya shopping
92
#Tidak suka melihat wajahnya
93
Laura hamil?
94
#Garis dua
95
Sabar, sabar dan sabar
96
Camping
97
Kedatangan Jeni
98
Lalita dan Kenzo
99
Mangga muda
100
Ngidam lagi?
101
Tidak mau kalah saing
102
Makan malam
103
Sembilan bulan
104
Akan melahirkan
105
Marvel, Marsel, Melvin
106
Pulang ke mansion
107
Terjaga
108
Ingin kembali ke Spanyol
109
Lalita membantu merawat Tripel M
110
Magma kembali
111
Tiga tahun kemudian
112
Frustasinya Lita
113
Marsel jatuh
114
Melvin juga jatuh
115
Ada yang mengintip
116
bertengkar di sekolah
117
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!