Hoshi menatap tajam ke arah Bagas, begitu juga sebaliknya, sedangkan kedua wanita yang berada di ruang VIP itu memandang kedua pria dengan fisik berbeda tapi sama-sama memberikan damage itu seperti dua ekor singa yang sedang mode bertarung.
"Jadi ini Oom-oom yang malak kamu, Fira?" tanya Hoshi tanpa mengalihkan pandangannya dari Bagas.
"Enak saja bilang aku Oom-oom. Aku hanya tua sedikit darimu Quinn!" ejek Bagas.
"Selisih usia empat tahun itu tidak sedikit, Bagas!"
"Bagiku sedikit!"
"Kamu itu apa tidak malu memalak anak kecil?" sindir Hoshi.
"Aku bukan anak kecil, maaasss" rengek Safira.
"Shut up, Fira!" bentak Hoshi. Hatinya benar-benar jengkel karena acara kencannya dengan Rina berantakan gara-gara adiknya yang cantik tapi selebornya minta ampun. Hoshi sendiri heran kok bisa dia masuk fakultas kedokteran di Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore.
"Jangan galak sama perempuan!" hardik Bagas.
"Suka-suka gue! Adik, adik gue juga!"
"Adik sepupu doang!"
"Tapi tetap, adik gue, Bagas!"
"Safira! Ayo selesaikan urusan kita yang belum selesai!" Bagas menatap Safira tajam yang membuat gadis itu mengkeret dan memegang tangan Rina erat.
"Ada urusan apa kamu sama adikku?" Hoshi memicingkan matanya membuat Bagas menoleh kearahnya.
"Bukan urusan kamu, Quinn! Ini urusan kami berdua!" Bagas menoleh ke arah Safira. "Mau sampai kapan kamu ngumpet terus sama kakakmu? Begitu yang mau dibilang jadi wanita bukan anak ABG?"
"Mas Hossshiiii, pinjam kartunya. Besok ta ganti" rengek Safira dengan memelas.
"Dompet kamu kemana?" tanya Hoshi tanpa melihat ke arah adiknya.
"Ketinggalan di apartemen."
"Ada siapa di apartemen?"
"Bik Ninih."
"Suruh bik Ninih menyiapkan dompet kamu lalu suruh pengawal bayangan kamu ke apartemen buat ambil dompet kamu. Kenapa sih dibuat sulit, Safira?" perintah Hoshi kesal.
"Anu..." Safira menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Hoshi pun menoleh. "Anu apa?" bentaknya.
"Eeerrr... ponsel Fira juga ketinggalan di apartemen" cengirnya tanpa dosa yang membuat Rina tertawa terbahak-bahak sedangkan Bagas menepuk jidatnya dan Hoshi melotot tidak percaya.
"Astaghfirullah! Safiraaaaa!" bentak Hoshi benar-benar marah.
***
Hoshi lalu memanggil pengawal bayangan Safira dan menyuruhnya mengambil dompet dan Ponselnya setelah pria itu menelpon ponsel adiknya untuk memberikan petunjuk ke bik Ninih.
"Mas benar-benar heran! Kamu itu cerobohnyaaa minta ampun tapi kok bisa sih jadi mahasiswi kedokteran? Universitas bergengsi lagi di Singapore! Apa bisa kemungkinan nanti kejadian gunting ketinggalan di perut pasien gara-gara kamu ceroboh!" omel Hoshi kesal.
Bagas hanya bisa memijit pelipisnya. Safira memang cantik, imut bahkan lebih dari sepupu-sepupunya tapi cerobohnyaaa itu yang nggak nguati.
"Eh jangan doain gitu dong mas! Amit-amit, amit-amit" Safira komat kamit.
"Lagian kamu gimana ceritanya bisa sama si player satu ini" tunjuk Hoshi ke Bagas.
"Mantan player" sanggah Bagas karena merasa sudah bertobat sesuai dengan janjinya ke Javier Arata.
"Mana aku tahu" balas Hoshi cuek yang membuat Bagas ingin mencekiknya. "Fira, apa yang kamu perbuat sampai berhubungan sama Oom Bagas?"
"Brengsek kau Quinn!" umpat Bagas kesal.
Safira menatap kakak sepupunya dengan takut-takut. "Fira menumpahkan saus kambing guling ke jasnya Oom Bagas" bisiknya.
"Ermenegildo Zegna itu!" umpat Bagas.
"Kamu tuh Yaaaa, cerobohnyaaa amit-amit!" Hoshi memegang pelipisnya. "Terus?"
"Fira berjanji mau mendry clean jasnya. Tadi pagi ke kantornya Oom Bagas, eh Fira nggak sengaja nginjak sepatunya Oom Bagas pakai doc martens ini" Safira menunjukkan sepatu doctors martens warna ungunya.
"Yang kamu injak itu sepatu Berluti, Safiraaaa. Nggak sebanding dengan doc mart mu!" desis Bagas gemas.
"Jadi aku mengajak Oom Bagas makan siang lah biar nggak marah-marah. Aku ajak kesini dan tadi lihat mas Hoshi masuk ruang VIP. Aku tadinya mau ambil ruang VIP juga tapi nggak deh, kan Oom Bagas bukan siapa-siapa, hanya orang yang apes ketemu aku" ucap Safira mengacuhkan pelototan Bagas dan Hoshi.
"Pas aku mau bayar, aku baru sadar salah ambil tas. Pas aku cari ponselku, ternyata aku lupa ponselku masih di dalam tas pesta" sambungnya sambil manyun.
"Jadi kamu nyetir kemana-mana nggak bawa dompet, nggak bawa ponsel, nggak bawa SIM? Bagus banget teledormu nak!" sarkasme Hoshi yang semakin membuat Safira manyun.
Suara ketukan di pintu VIP terdengar dan Hoshi pun berdiri membukanya. Tampak pengawal bayangan Safira membawakan tasnya dan Hoshi memeriksanya sudah ada dompet beserta ponselnya.
"Nona Safira, kunci mobilnya tertinggal di meja" ucap pengawal itu sembari menyerahkan kunci mobil HRV milik gadis itu.
Hoshi semakin mendelik ke arah adiknya sedangkan Bagas menatap tidak percaya bahkan kunci mobil pun bisa tertinggal? Untung tadi kesini memakai mobil Bagas, bukan mobil Safira. Bisa hilang tuh mobil!
"Eh? Makasih ya" cengirnya lalu menunduk setelah melihat wajah Hoshi yang ingin menjitak dirinya.
Fira, Fira... Payah deh kamu! - batin Safira.
***
"Apa kamu mengejar adikku lainnya?" tanya Hoshi tanpa basa-basi ke Bagas setelah dia meminta Rina dan Safira makan sedangkan dirinya beserta Bagas berada di meja lain.
"Aku tidak mengejar adikmu Quinn. Aku hanya menerima itikad baik adikmu berusaha membersihkan jas milikku."
"Berapa harga jasmu? $10,000? $20,000?"
"$15,000." Bagas menatap Quinn.
"Akan aku ganti" jawab Hoshi.
"Jangan Quinn. Seperti aku bilang, biar Safira dewasa" jawab Bagas. "Dia terlalu parah cerobohnya tapi aku ingin tahu apakah dia bisa bersikap benar memperbaiki kesalahannya."
"Oke. Papamu gimana? Sudah bisa menerima kematian Yudistira?"
"Alhamdulillah sudah hanya saja masih berusaha untuk hijrah meskipun godaannya banyak. Papa lebih cenderung menyalahkan dirinya sendiri."
"Kakakmu Chandra? Bagaimana?"
"Percaya atau tidak, mas Chandra sekarang menyepi ke pesantren" kekeh Bagas. "Setelah istrinya mengancam akan menceraikan dirinya kalau tidak mau berhenti minum dan ngobat."
"Kenapa ke pesantren?" Hoshi cukup terkejut mendengar keluarga berantakan itu.
"Di tengah galaunya mas Chandra, hampir menabrak seorang kyai dan disana takdir berjalan. Mas Chandra memutuskan untuk melepaskan jabatan di bank dan mencari siraman rohani di pesantren milik pak kyai itu. Bahkan sekarang istrinya ikut kesana dan berdua sama-sama belajar agama"
"Jadi sekarang kamu yang memegang semuanya?" tanya Hoshi.
"Iya Quinn. Berat memang tapi insyaallah aku bisa. Mas Chandra berjanji akan kembali setelah hati dan kecanduannya sembuh."
"I'm so glad to hear that. Maaf kalau saat itu aku harus menghajarmu" ucap Hoshi.
"Tak apa, aku dan papa pantas kau hajar karena kami hendak mencelakakan dokter Haura saat harus mengidentifikasi jenazah mas Yudistira. Kami sangat emosi saat itu dan setelahnya baru mengetahui kalau dokter Haura adalah dokter syaraf mas Yudistira. Ironisnya, putri dokter Haura sekarang yang membuat tensiku naik!" cebik Bagas.
Hoshi terbahak.
***
Yuhuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Bonus Ortunya Safira Pratomo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
mamahe Lana
lanjutttt lagi donk kak
2022-05-16
1
Nuril sofiyati
sepatu jaman bauleha....dadi iling pas sekolah biyen....ngotot minta dibeli'in sepatu doc mart yg hit pada jaman itu....th 90an
2022-05-16
1
za_syfa
ini nanti jodohnya Bagas bukan kasian ah 3 anak cewek Pratomo nolak dia semua tp mungkin dia brengseknya kayak Edward tp apesnya mirip Jammie Arata yg dulu harus berhadapan sama Viviane Neville yg bar bar dan sekarang Bagas menghadapi Safira Pratomo yg ceroboh
2022-05-16
2