Dua tahun Kemudian... Massachusetts
Hoshi duduk di kursi interogasi kantor polisi Boston didampingi James dan Travis Blair, sedangkan Abi O'Grady diluar bersama Levi Reeves.
Dua orang detektif bernama Henry Smith dan Lucas Wong menatap wajah songong Hoshi. Remaja itu tanpa beban menatap balik kedua detektif.
"Mr Reeves. Apa maksudnya anda menodongkan senjata ke kepala orang itu?" tanya Henry Smith.
"Jelas, saya menolong orang yang hendak mencoba membunuh Sangaji Lau. Jadi sebelum mereka membunuh Sangaji, saya hajar lah. Toh pistol PPK saya hanya untuk menakuti." Hoshi menjawab dengan santai yang membuat kedua detektif itu kesal sedangkan James dan Travis hanya menggelengkan kepalanya.
"Sekarang saya tanya, apakah anda sudah menangkap orang yang hendak mencelakakan Sangaji?" Hoshi bertanya balik.
"Kami sudah menangkapnya, terima. kasih atas bantuan kalian" jawab Lucas.
"Apa orang yang saya hajar menuntut balik?"
Kedua detektif itu saling berpandangan dan memandang Hoshi. "Tidak."
"Jadi tidak ada masalah kan?" Hoshi tersenyum smirk. "Saya paling akan anda tuntut mengeluarkan senjata tapi hakim akan membebaskan saya karena minor lawsuit Dan pasti hanya membayar jaminan.."
Hoshi Paramudya Quinn Reeves
James dan Travis memutar mata mereka dengan malas. Kalau elu tahu, kenapa butuh kita jadi pengacara cumiii ! - batin Travis sebal.
Henry Smith dan Lucas Wong hanya bisa menatap sebal ke putra Levi Reeves itu. Kalau bukan karena ayahnya penerima Nobel...
James dan Travis Blair akhirnya menyelesaikan semua masalah Hoshi termasuk untuk tidak ada catatan kriminal di data cucu Eiji Reeves itu.
Levi dan Abi melihat Hoshi bersama James dan Travis keluar dari ruang interogasi dengan wajah tersenyum. Sumpah demi apapun, Levi melihat Hoshi itu perpaduan dirinya dan ayahnya. Songong dan menyebalkan.
"Gimana James?" tanya Levi.
"Beres lah! Minor lawsuit Dan sudah aku bereskan supaya nggak ada di data pribadi Hoshi" jawab James Blair.
"Thanks James sudah membantu anakku" ucap Levi.
"Sebenarnya anakmu itu nggak butuh pengacara soalnya dia juga paham hukum hanya saja Hoshi kan tidak punya lisensi hukum." James melirik ke Hoshi yang sedang ngobrol dengan Travis dan Abi.
"Setidaknya anak yang ditolong Hoshi selamat nyawanya" ucap Levi.
"Sebenarnya siapa sih Sangaji itu?" tanya James.
"Aku hanya tahu dia seangkatan Hoshi tapi jurusan IT."
"Kabarnya dia tuna rungu?"
"Iya. Bahkan Hoshi membelikan hearing aid buat Aji karena rusak."
"Memang ada apa sampai-sampai dia diincar?" tanya James penasaran.
"Itu aku yang tidak tahu" jawab Levi.
***
Hoshi berjalan menuju ruang praktek Sangaji dan mencari cowok itu.
"Sangaji Lau!" panggilnya dengan cueknya membuat orang-orang di ruang praktek itu menoleh. Mereka terkejut melihat Paramudya Quinn berdiri disana mencari Sangaji.
Aji yang sedang membuat program pun mendongakkan kepalanya ketika sesosok pria yang menjadi topik pembicaraan di MIT berdiri menjulang di hadapannya.
"Halo Quinn."
"Kamu ikut aku!" Hoshi pun membalikkan tubuhnya membuat Aji melongo.
Sangaji Aryaseta Lau
Ada apa Quinn mencariku?
***
Hoshi menatap tajam ke Sangaji atau biasa dipanggil Aji. Dalam hati pria berwajah cantik itu menyesal tidak mempelajari bahasa isyarat seperti sepupunya Falisha. Kenapa juga Falisha memilih kuliah di Jakarta sih? Keduanya kini berada di sebuah cafetaria dekat gedung komputer MIT.
"Ada apa kamu mencari ku Quinn?" tanya Aji sedikit celad khas tuna rungu.
"Aku ingin tahu siapa yang ingin mencelakakan dirimu?"
"Aku tidak tahu Quinn."
"Sebenarnya kamu buat apa sih? Program apa?" tanya Hoshi.
"Aku membuat program aplikasi untuk kaum difabel. Yang sudah aku patenkan setahun lalu dan sekarang sudah di-upgrade."
Hoshi menatap Aji. "Berapa nilainya di lantai bursa? Apa kamu sudah dapat investor?"
"Alhamdulillah sudah. Makanya aku bisa bekerja dengan tenang. Soal nilai di lantai bursa, kamu bisa lihat sendiri." Aji memperlihatkan saham perusahaannya.
Hoshi mengangguk. "Apa kamu tahu siapa investor nya?"
"Semua diatur oleh asistenku Nadya."
"Dimana kamu menemukan Nadya?" Hoshi merasa aneh mendengar tiba-tiba pria itu memiliki asisten.
"Aku memang membutuhkan asisten yang mampu berbahasa isyarat dan Nadya melamar, aku terima. Dan dia sangat kompeten."
Hoshi memandang wajah Aji yang tampan khas oriental. Aji memang anak angkat keluarga China dan Indonesia. Tak heran namanya sangat Indonesia karena ibu angkatnya orang Jawa.
"Apa kamu tidak curiga dengan investornya?" tanya Hoshi lagi yang entah kenapa merasa ada sesuatu dan dia tidak pernah percaya akan kebetulan.
"Insyaallah benar kok investornya."
Semoga perasaan lu bener.
"Aku merasa bahwa yang mencoba membunuhmu ingin mengambil prototipe aplikasi yang kamu buat, Ji, mengingat harganya bernilai seperti itu."
"Aku juga merasa demikian, Quinn tapi aku harus tetap maju ke depan kan?" Aji tersenyum.
"Belajar beladiri lebih kencang lagi, Ji. Kalau perlu belajar menembak."
Aji melongo. "Me... menembak?" bisiknya. "Tapi aku bukan tipe..."
"Kamu itu harus bisa semuanya, Ji, karena menjadi orang yang diincar itu harus bisa membela diri. Mungkin aku bisa melindungi kamu selama di MIT tapi ada baiknya kamu memiliki pengawal kalau sudah selesai kuliah."
Aji menatap Hoshi bingung. "Kenapa kamu baik seperti ini Quinn?" Dirinya tahu kalau Hoshi bukan tipe orang yang gampang perduli dengan orang lain. Bahkan menurut kabar, saat dirinya diserang, Hoshi sedang dalam perjalanan presentasi bersama Abi O'Grady kakak sepupunya. Bahkan presentasi pun dia menyeret alumnus MIT yang notabene kakak sepupunya.
"Entah feeling atau nggak, sepertinya kamu akan berhubungan terus dengan keluarga besarku." Hoshi tersenyum smirk membuat Aji merinding.
Berhubungan dengan keluarga besar Quinn? Klan Pratomo ? Masa sih?
***
Di Tempat Lain...
"Jadi cucuku yang songongnya amit-amit plus mulutnya seperti makan breath dragon itu mulai mengusik soal Aji, Nad?"
"Iya tuan. Bahkan dia berani mencari tahu siapa saya yang menjadi asisten tuan Aji" jawab Nadya yang berada di seberang sana.
"Susah kalau punya cucu cerdasnya nggak ketulungan!" gelak pria paruh baya itu. "Lama-lama aku kirim ke hell week biar berkurang tuh mulut pedasnya."
Nadya hanya memegang pelipisnya. Bossnya satu ini memang hobinya seenaknya sendiri. Masa tuan Hoshi mau dikirim ke hell week?
"Nadya, biarkan si macan pedas itu berbuat seenaknya untuk melindungi Aji tapi jika dia mulai bisa meraba dirimu, tutup semua akses bagaimana caranya!" perintah pria itu sambil tersenyum smirk. Bagi pria itu, menggoda cucunya yang satu itu sangat menyenangkan.
"Baik Tuan Javier Arata, akan saya pantau terus perkembangannya penyelidikan tuan Hoshi" jawab Nadya.
"Have fun Nad!" kekeh Javier Arata.
Have fun dari Monas, Sir?
"Jangan memakiku, Nadya!" gelak Javier durjana.
Oh my God.
***
Yuhuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Lusy Aristiani
Javier Arata ini anaknya Jamie Arata n Vievet Neville ya?
2024-08-03
1
🍌 ᷢ ͩꋬꋪ_💜❄
jadi kangen opa javier😆😆😆
2023-03-18
1
za_syfa
ternyata aji emang udah di lindungi sama Javier
2022-05-16
1