Hoshi melu*mat bibir Rina dengan penuh naf*su dan tangannya memegang kepala gadis itu agar tidak menjauh darinya. Rina memukul dada Hoshi dan berusaha meninjunya tapi pria itu jauh lebih kuat dan lebih berpengalaman dalam bela diri. Kedua tangan Rina pun dipegangnya erat.
Rina berusaha melepaskan diri dari Hoshi, terkejut ketika ciumannya menjadi lebih lembut dan tangannya yang semula memegang kepalanya, mengelusnya dengan mesra. Rina pun terhanyut mendapatkan perlakuan seperti itu dan ketika pegangan Hoshi mengendur, kedua tangannya pun memegang kepala pria itu. Keduanya pun asyik saling mema*gut bibir satu sama lain dan akhirnya saling terlepas setelah keduanya sama-sama kehabisan nafas.
Rina menatap Hoshi dengan tatapan yang tidak bisa dijabarkan. Keduanya saling mengatur nafas masing-masing.
Setelah mulai kembali ke normal, Rina langsung menggampar Hoshi keras-keras. Pria itu hanya diam saja, lalu menjalankan mobilnya sedangkan Rina hanya bisa menatap keluar jendela dan tanpa disadari dua butir air matanya jatuh di pipinya.
***
Hoshi mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya aku bar-bar seperti itu sama cewek Arab! Benar-benar tidak bermoral kau, Quinn! Brengsek benar kau jadi laki!
Rina hanya memandang pemandangan kota Jakarta waktu malam dan hatinya berantakan. Rasanya seperti selingkuh. Brengsek si muka pucat! Main sosor ajah kayak bebek! Tapi kok good kisser ya? Ya ampun Rinaaaa! Bisa-bisanya membandingkan ciuman?
Rina bukanlah gadis polos yang belum pernah berciuman. Selama pacaran dengan Yudha, dia dua kali berciuman sebelum pria itu kembali ke Qatar.
Dan kini, dia dicium paksa oleh pria yang paling membuat dia sebal dan ternyata di balik mulutnya yang pedas, Hoshi itu...
Wajah Rina memerah hingga ke telinga dan lehernya. Ya ampun Rinaaaaa! Ayo waraskan otakmu!
"Kamu tidak apa-apa, Rin?" tanya Hoshi lembut. Tangan pria itu mengelus kepala Rina dengan sayang.
"Jangan sentuh-sentuh muka pucat!" bentak gadis itu.
"Tapi aku ingin menyentuh kamu" jawab Hoshi kalem sambil menyingkirkan rambut jatuh Rina ke balik telinganya.
Rina hanya diam saja namun wajahnya menunjukkan dia marah. Apakah dia nggak mau minta maaf main sosor bibir aku?
"Apa?" Hoshi menoleh ke arah Rina karena mereka berhenti di lampu merah. "Aku nggak akan minta maaf karena sudah mencium kamu!"
"Hah? Hoshi! Ayo, minta maaf!" Hardik Rina kesal.
"Buat apa minta maaf. Pertama, aku memang ingin menciummu, kedua kamu sendiri menyukainya kan? Apa si tukang gali sumur itu nggak bisa berciuman? Tanya sama diri kamu sendiri. Enak mana?"
Rina menatap tajam ke Hoshi.
"Pending dulu, sudah hijau." Hoshi menjalankan mobil mewahnya lagi.
"Kamu mau bawa kemana aku?" tanya Rina panik karena tidak menuju arah rumahnya.
"Apartemen ku."
"HOSSHIIII!"
"Kenapa? Kamu takut aku apa-apain? Bagus kan? Sekalian saja panggil penghulu!"
Rina memukul bahu Hoshi sekuat tenaga.
"Bawa aku pulang sekarang atau aku loncat dari mobil?" ancam Rina.
"Coba saja buka pintunya kalau bisa. Semuanya terkunci dan hanya aku yang membukanya" seringai Hoshi jahil.
Rina hanya bisa menatap tajam. Mata coklatnya tampak berkilat-kilat marah.
"Kamu tambah cantik kalau lagi marah" goda Hoshi dengan wajah jahil.
"Brengsek kau Hoshi!" umpat Rina marah. Suara ponsel miliknya berbunyi dan gadis itu membuka tas pestanya. Nama 'Arimbi' muncul di layar.
"Assalamualaikum Rimbi" sapa Rina.
"Wa'alaikum salam. Kamu dimana? Aku cari-cari kok nggak ada?" tanya Arimbi cemas.
"Aku diseret pulang sama muka pucat bin mulut cabe!" cebik Rina kesal. Mulut cabe yang jago ciuman.
"Lho kok pulang? Kamu sama Hoshi? Aduh anak itu! Ya sudah, hati-hati. Kalau dia nakalin kamu, hajar saja! Aku kasih ijin" kekeh Arimbi yang sedang hamil tiga bulan.
"Siap!" ujar Rina.
"Besok jadi kan masak di rumah aku?" tanya Arimbi lagi.
"Jadilah! Besok aku ke rumahmu setelah berbelanja di pasar modern" jawab Rina.
"Oke. Kami tunggu." Arimbi pun memutuskan panggilannya.
"Kamu besok mau ngapain ke rumah Werkudara?" tanya Hoshi.
"Bukan urusanmu!" jawab Rina ketus.
"Urusanku juga karena Arimbi adalah adikku" sahut Hoshi kalem.
"Nggak usah kepo deh!" Rina memasang wajah jutek.
Hoshi hanya tersenyum tipis.
***
Hoshi memarkirkan mobilnya di sebuah restauran cepat saji. Pria itu lalu membuka jasnya dan hendak memberikan kepada Rina namun gadis itu menolak.
"Setidaknya rambutmu dilepas ikatannya jadi leher dan bahumu tidak terekspos" ucap Hoshi pedas. Rina menatap tajam ke pria itu sembari melepaskan ikat rambutnya, rambut yang jadi berantakan gara-gara kamu!
Hoshi pun keluar dari mobil dan membukakan pintu tempat Rina duduk. Gadis itu melihat pria itu sudah berantakan bajunya. Kemeja hitamnya dibiarkan keluar dan rambutnya pun berantakan.
Gimana nggak berantakan? Tadi aku acak-acak. Wajah Rina memerah lagi mengingat kejadian yang terjadi tidak lama sebelumnya.
Pening ya bang?
"Yuk turun! Aku lapar!" Hoshi mengulurkan tangannya dan disambut oleh Rina yang memang sedikit kesulitan dengan gaunnya keluar dari mobil mewah yang ceper itu.
"Seriously? KFC?" ledek Rina.
"Kenapa? Masalah?" sahut Hoshi cuek sambil menggandeng tangan Rina.
"Bisa nggak, kagak pakai pegangan tangan?" tanya Rina sambil berusaha melepaskan diri.
"Biar kamu nggak kabur!"
"Mau kabur gimana? Aku pakai heels sepuluh Senti, bajuku mahal harganya. Beli ini nabung lama aku!" Rina memperlihatkan sepatu Jimmy Choo nya.
"Copot sajalah! Capek aku lihatnya! Nanti kalau keseleo gimana?"
"Emang tadi kamu serat-serat aku, berapa kali aku hampir jatuh coba!"
Hoshi membawa Rina kembali ke mobil dan membukanya.
"Duduk!" Rina pun menurut dan terkejut melihat Hoshi berlutut untuk melepaskan sepatu mahalnya. Lalu dengan sembarang, dilemparnya ke belakang kursi.
"Hoshi! Itu sepatu harganya..."
"Bodo! Daripada kamu patah kaki!" Hoshi berdiri lalu membuka bagasi mobil dan mengambil sepasang sandal jepit bewarna biru keungua.
"Pakai ini!" Hoshi memberikan sandal itu dibawah kaki Rina.
"Hah? Nggak matching, muka pucat!" seru Rina meskipun dalam hatinya dia merasa lega kakinya terbebas dari heels tinggi.
"Apa kamu mau aku gendong?" tanya Hoshi sambil bersedekap.
Rina mendelik. "Nggak usah!" Gadis itu lalu memakai sandal jepit itu dan keluar dari mobil. Hoshi menutup pintu mobilnya dan menguncinya lalu menggandeng gadis itu masuk ke dalam restauran ayam terkenal itu.
Setelah memesan dan membawanya ke meja, Rina menatap Hoshi sambil manyun.
"Harusnya tadi nggak usah pulang dulu. Kan makanan disana enak-enak" ucapnya sambil manyun.
Hoshi hanya acuh mendengar Omelan Rina.
"HOSSHIIII! Kamu dengar nggak?"
Hoshi menatap Rina. "Apa? Mau makanan yang di pesta? Besok ke RR's Meal. Kamu pesan semua menu yang ada di pesta duo F! Aku bayarin!"
Rina menganga. "Ya ampuuunnn! Aku bukan cari makanannya doang tapi juga momennya muka pucat!"
"Ya besok kita bikin momen sendiri" sahut Hoshi cuek.
"Maksudnya apa itu?" tanya Rina bingung.
"Pikir saja sendiri!"
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
wa ha ha ha 🤣🤣🤣🤣
2023-12-09
1
za_syfa
bener bener deh Hoshi sama aja sama bapaknya kayaknya harus orang tua nya yg turun tangan lamarin Rina
2022-05-16
2
Verana Yunita
sama-sama tiger.....
2022-05-15
1