Safira manyun harus ikut dengan Bagas di dalam mobil Range Rover nya. Bahkan tadi di dalam ruang VIP Hoshi dan Bagas saling mengingatkan barang-barang bawaan gadis itu.
"Handphone."
"Dompet."
"Kunci mobil jangan lupa" ucap Hoshi dengan tatapan judes.
"Iya maaasss, iyaaaa oooommm" ucapnya sebal.
"Kamu tuh dikasih tahu mesti begitu! Mas bilangin ke papamu nanti!" ancam Hoshi.
"Jangan! Bahaya kalau papa tahu, bisa-bisa aku dimarahi habis-habisan." Wajah Safira tampak memelas membuat Rina kasihan melihatnya tapi keseleboran gadis itu memang keterlaluan.
"Kalau kamu nggak mau dimarahi, jangan ceroboh lah Fir!" bentak Hoshi kesal.
Safira semakin manyun tapi semakin membuat wajahnya menggemaskan dan membuat Bagas ingin mengarungi gadis ceroboh itu lalu dia bawa ke museum dengan katalog 'Gadis paling ceroboh di dunia.'
"Dah sana pulang sama Oom Bagas" usir Hoshi.
"Mas Bagas, Quinn!" balas Bagas.
"Itu kan maumu! Sana bawa pulang adikku. Awas kalau lecet!"
"Mas, tagihan aku gimana?" Safira bersiap membuka dompetnya.
"Sudah, kamu nggak usah mikir. Mas yang bayar!" Hoshi menatap adiknya lembut tapi sambil bersedekap.
Safira langsung mencium pipi Hoshi dengan wajah sumringah. "Makasih mas! Yuk Oom!"
"Mas, Safira, mas Bagas!" cebik Bagas kesal.
"Oke pakdhe" balas Safira cuek yang membuat Rina tertawa sedangkan Hoshi tersenyum sinis.
"Kapok lu Gas!" ledek pria cantik itu.
"Brengsek lu Quinn!"
Kini setelah sampai di kantor pusat Bank Arta Jaya, Bagas memarkirkan mobilnya di parkiran khusus Direktur Utama.
"Sudah, jas aku jangan lupa kamu dry clean sampai bersih! Kamu sudah janji Safira." Bagas melepaskan sabuk pengamannya sembari memandang gadis cantik itu.
"Iya. Apa lagi?" Safira menatap Bagas sebal.
"Jangan ceroboh!"
"Iya Oom. Sudah, Safira harus ke tempat dry clean." Gadis itu melepaskan sabuk pengamannya lalu membuka pintu penumpang dan turun dari mobil mewah itu. Dia membuka pintu belakang dan mengambil tas jas milik Ermenegildo Zegna.
"Aku pulang dulu Oom!" pamit Safira setelah mengambil tas itu dan menutup pintunya.
Bagas pun turun mendekati Safira yang menyampaikan tas itu ke punggungnya.
"Hati-hati" ucapnya dingin.
"Iyaaa Oom" balas Safira sambil berjalan tanpa melihat kiri kanan hendak menuju mobilnya.
"Safira awas!" Bagas langsung menarik tubuh Safira yang hampir tertabrak sebuah mobil yang sedikit mengebut dan mobil itu pun langsung tancap gas. Bagas bertekad untuk mencari tahu siapa pemilik mobil ugal ugalan itu.
Namun harum parfum lembut membuat Bagas menoleh ke obyek yang dipeluknya. Safira dengan masih memeluk tas jas Bagas diam saja dipeluk erat oleh pria itu. Jantung keduanya pun berantakan dengan kondisi berbeda. Bagas yang sudah lama tidak bersama dengan wanita itu, terkejut karena dirinya tidak pernah merasakan seperti ini. Meskipun dia dulunya player, jantungnya tidak pernah seberantakan ini hanya karena memeluk seorang perempuan, masih kecil pula!
Apa gue tendensi jadi pedofil? Jantung gue berantakan karena kaget lihat Safira hampir tertabrak. - monolog Bagas.
Safira sendiri merasakan jantungnya berdetak tidak beraturan karena ini kali pertama dia dipeluk seorang pria selain keluarganya. Mungkin kalau dilihat grafik EKG, pasti berantakan seperti benang ruwet. Harum parfum Bagas yang maskulin tapi tidak terlalu tajam tercium di hidung mancung gadis itu.
"Oom... Oom. Mau sampai kapan peluk Fira? Engap ini!"
Bagas melepaskan pelukannya lalu menoyor Safira. "Kamu tuh cerobohnyaaa. Kalau tadi kamu kenapa-kenapa, apa aku nggak habis dihajar oleh kakak-kakakmu?"
Safira memegang dahinya. "Kan salah mobilnya tadi ngebut!"
"Kamu juga nggak hati-hati tahu!" bentak Bagas gemas. Tanpa disangka, mata biru kehijauan Safira mulai memerah dan setelahnya dia menangis keras membuat Bagas terkejut.
Anggep aja Safira nangis lebay begini Yaaaa
"Fira! Safira!" Bagas kebingungan sambil mengusap rambutnya kesal. "Jangan nangis dong!"
"Oom Bagas jahat!" serunya sambil menangis lebay membuat beberapa orang disana menoleh dengan tatapan menuduh ke Bagas.
Brengsek!
***
Hoshi masih di RR's Meal bersama dengan Rina menyelesaikan acara makan yang tertunda. Rina sendiri sudah menghabiskan beberapa menu favoritnya dan sekarang perutnya sangat kenyang.
Beneran deh si muka pucat bikin aku gemuk! Tapi kalau nggak dihabiskan eman-eman, dibawa pulang rasanya kurang. Ah galau saya.
"Kenapa cewek Arab?" tanya Hoshi melihat keraguan di wajah Rina.
"Aku kenyang tapi sayang kalau makanannya kalau nggak dihabiskan" Rina menatap makanan yang masih utuh.
"Bawa pulang saja tapi minta dipanaskan dulu. Kamu nanti ke tokomu atau kemana?"
"Aku nanti mau ke Arimbi. Bisa aku bawa kesana kan? Lagipula hari ini aku memang tidak ke toko dulu."
"Ya sudah, minta pelayan dipanaskan dan dibungkus buat dibawa ke PRC group."
Rina memanggil seorang pelayan yang kemudian membawa makanan yang masih utuh untuk dibungkus dan dibawa ke PRC group.
Hoshi menerima panggilan telepon dari Taufan sang asisten kalau tim desain interior dari kantor PRC group sudah datang dan mengukur semuanya. Besok akan dimulai pekerjaan mengganti interior ruang kerja Hoshi yang bekas ruangan Julian Handoyo.
"Yuk kita pulang" ajak Rina namun suara ponselnya membuat gadis itu mengurungkan dirinya berdiri. Wajahnya tampak bahagia melihat siapa yang menelpon.
"Assalamualaikum Yudha" sapanya dengan nada riang.
Hoshi menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar siapa yang menelpon Rina.
Benar-benar hari Senin yang bikin mood berantakan!
Hoshi teringat lagu kuno milik The Boomtown Rats yang berjudul I Don't Like Mondays
I don't like Mondays
(Tell me why)
I don't like Mondays
(Tell me why)
I don't like Mondays
I wanna shoot the whole day down
Hoshi menatap tajam ke Rina yang senyum-senyum mendengar ucapan di seberang yang terdapat di kotak pipih itu.
Sialan!
"Jadi kamu akan ke Dubai?"
" ... "
"Saudaranya Rimbi banyak di Dubai. Kan sepupunya pewaris Emir Al Azzam dan Al Jordan disana" ucap Rina.
" ... "
"Bulan depan resmi pindah ke Dubai?"
" ... "
"Asyik. Aku tunggu, Yudha."
" ... "
"Wa'alaikum salam."
Rina lalu memasukkan ponselnya setelah menggeser tombol merah.
"Tukang gali kubur ke Dubai? Ngapain?" tanya Hoshi judes.
"Namanya Yudha, Hoshi! Kamu tuh kenapa sih sukanya ganti-ganti nama orang!" Rina jengkel karena nama Yudha diganti seenaknya. Bagi Rina, namanya dipanggil seenaknya oleh Hoshi, dia tidak peduli asal jangan nama kekasihnya.
"Suka-suka aku lah!" Hoshi pun berdiri lalu berjalan meninggalkan Rina.
"Lho kok aku ditinggal? Woiii, muka pucat! Hoshiiii!" teriaknya sebal.
Hoshi pun berjalan menuju kasir dan membayar semuanya termasuk bil milik Safira dengan kartu platinumnya. Hoshi memiliki black card tapi jarang dia gunakan.
Dilihatnya Rina membawa paper bag berisi makanan yang akan dibawanya ke kantor Arimbi. Dan Hoshi merasa kesal melihat wajah sumringah gadis itu setelah ditelpon oleh Yudha.
Akan aku tikung kau!
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Bonus Anarghya Pradipta Giandra
Bonus Amaranggana Ruiz, kekasih Anarghya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ermi Sardjito
Akhirnya bakalan ada penyatuan saudara meski saudara angkat, tp mmg ga ada hubungan darah
2022-05-27
1
nandayue
mau tikung di mana hoshi. Oh si arga jadi sama si anaknya ruiz sesuai request dari siapa ya kemarin
2022-05-17
2
Nuril sofiyati
nikungnya di spertiga malam ya hoshi....ayo semangat...buat mbk hanna lanjut mbk....
2022-05-17
1