BUGH!
Sebuah tinju mendarat di wajah Hoshi yang mulus dari tangan Bima membuat cicit Alex Reeves terhuyung ke belakang. Sekejap Hoshi merasakan nyeri di pipinya namun sejurus itu dia mulai membalas pukulan Bima.
Keduanya terlibat adu jotos dan pada saat Hoshi hendak membanting Bima, Abi dan Rama pun masuk ke ruang gym setelah mendengar ribut-ribut disana.
"Hoshi! Bima!" seru kedua pria tampan bertubuh tegap itu. Ega yang mendengar kedua kakak sepupunya berteriak pun ikut berlari menuju ruang gym.
Hoshi yang masih mode bertarung langsung ditarik Abi, sedangkan Rama menarik Bima.
"Sudah! Sudah! Stop!" teriak Abi yang memang hendak nge-gym sedangkan Rama sudah rapi mau menengok kantor.
Bimasena Rahardian Baskara
Rama Altamis Samudera McCloud
Andrew Abiyasa Blair O'Grady
Pandega Adhinata Giandra Yustiono
Hoshi Paramudya Quinn Reeves
"Ada apa ini?" bentak Rhea saat melihat lima cucu prianya dalam ruang gym dengan posisi Bima ditahan Rama sedangkan Hoshi ditahan Abi.
Oma cantik itu lalu menghampiri Hoshi dan Bima, tanpa diduga langsung menjewer telinga keduanya dengan gemas.
"Aduh! Oma! Sakit!" teriak Hoshi sambil meringis.
"Auw! Auw! Omaaa" rengek Bima.
Kedua remaja itu tidak bisa melawan Oma cantik yang masih kuat menjewer keduanya bahkan menyeret hingga ke ruang makan dimana Duncan dan Arimbi sedang berada disana.
"Apa yang terjadi Rey? Kenapa mereka berdua kamu jewer? Jangan-jangan..." Duncan menatap wajah kedua remaja yang satu cucunya, yang satu calon cucu menantunya, tampak babak belur.
Arimbi menatap tajam pada Bima dan Hoshi. "Siapa yang mulai?" tanya gadis itu dengan nada dingin.
"DIA!" seru Hoshi dan Bima bersamaan dengan saling menunjuk satu sama lain.
Rama dan Abi tidak bisa menyembunyikan tawanya sedangkan Ega hanya menggelengkan kepalanya.
"Hosh, ikut aku. Akan aku obati bibirmu yang pecah itu. Rimbi, kamu rawat Bima" perintah Ega yang kesal melihat sepupunya seperti anak kecil semua harus pakai otot. Hoshi pun mengikuti Ega, sedangkan Bima duduk di sofa sembari dijewer Arimbi yang kesal.
Duncan tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan dua orang di hadapannya dan membuat Rhea kesal.
"Abang! Harusnya Abang marahi dong, bukan diketawain!" protes Rhea.
"Biarin saja, udah pada dewasa juga" ucap Duncan di sela-sela tawanya. "Toh sudah kamu jewer, Rey."
"Bah, gara-gara mereka berdua, aku harus ganti baju lagi!" sungut Rama yang sebal sweater nya kena keringat Bima.
"Mandi sekalian Ram! Kamu tuh dasar emang malas mandi!" omel Rhea yang gemas sama cucu satunya itu. Ganteng sih ganteng, tapi malas mandinya itu! Sekar ngidam apa sih waktu hamil Rama? Atau jangan-jangan Juna sempat malas mandi waktu Rama masih dalam perut?
"Biarpun belum mandi, yang penting sudah ganteng Oma" kekeh Rama.
"Kamu mau Oma jewer juga?" ancam Rhea galak.
"Nggak Oma. Rama mandi kok!" serunya sembari berlari menuju kamarnya. Abi sendiri memilih untuk kembali ke ruang gym.
Rhea mendengus kesal. Duncan pun berdiri dan memeluk istrinya dari belakang.
"Sayang, my Rey, sabar ya. Ingat tensi" kekeh Duncan sambil mencium puncak kepala Rhea.
"Ampun deh! Kayaknya aku harus cerita ke Ayame dan Yanti kalau Hoshi bikin ulah" sungut Rhea.
"Pasti besok bakalan ramai dan rusuh kalau si pianis durjana itu datang kemari dengan gayanya yang dramatis" ucap Duncan.
"Tergantung Ayame, bisa nggak pawangnya kak Eiji itu bertindak jika kak Eiji mulai kumat usilnya" senyum Rhea.
***
Eiji melongo ketika mendengar dari Duncan kalau cucu kebanggaannya berbuat ulah di mansion Blair. Levi yang baru saja masuk rumah, langsung disuguhkan berbagai macam cerita.
"Papa nggak mau tahu Vi! Hoshi sudah membuat keributan di mansion Duncan dan sekarang papa nggak mengakui Hoshi sebagai cucu papa!" ucap Eiji dramatis yang sudah dihapal oleh Levi dan Ayame.
"Biarin saja papamu lebay, sok drama. Nanti juga paling cariin cucunya lagi" ucap Ayame cuek.
"Mas Levi, kita ke rumah Oom Duncan dan Tante Rhea? Aku sudah tidak sabar menjewer anakku itu!" sambung Yanti, istri Levi.
"Kita kesana sekarang. Papa terserah mau ikut atau nggak ke mansion Blair." Levi menatap tajam ayahnya.
"Ikut dong lah! Kapan lagi papa ada bahan godain Duncan?" seringai Eiji durjana.
Malah mikir usil ke Oom Duncan! Levi hanya bisa memijit pelipisnya.
***
Hoshi hanya menatap ke arah Opa dan Daddy nya dengan tatapan malas. Benar kan? Pasti datang dengan gaya dramatis deh si Opa.
"Duncan, maaf jika bocah tengil itu membuat keributan di mansion mu" ucap Eiji sambil memeluk sepupunya.
"Jadi hanya gara-gara kamu tidak mau Arimbi mendapatkan Bima yang level beladiri nya dibawah adikmu itu lalu kamu menantangnya?" bentak Levi Reeves.
"Lho bukannya kalau mau masuk di keluarga harus discreening Dad? Lagipula, si Werkudara duluan yang jotos aku!" balas Hoshi balik. Wajahnya masih membiru akibat kena jotos Bima.
"Toyib, kamu urus lah anak kamu! Papa pusing!" keluh Eiji yang langsung duduk di sebelah wanita paruh baya yang cantik dan modis. "Diajeng Aya-aya, apa yang terjadi dengan cucu kita? Kenapa dia jadi nakal begitu?" ucapnya dramatis.
"Oh papa ngaku si Hoshi cucu papa?" sindir Levi karena sebelum mereka sampai di mansion Blair, Eiji tidak mengakui Hoshi cucunya.
"Lha gimana tidak bisa mengakui Toyib? Fisik nya kan sama dengan kita!" balas Eiji. "Ganteng, paripurna..."
"Dan menyebalkan!" balas Duncan yang membuat Eiji makin manyun.
"Come on D! Harus kamu akuilah" cebik Eiji ke sepupunya.
"Fisik oke, akhlak minus, gesrek top! Itu kalian!" balas Duncan.
"D, akhlak kita nggak ada yang minus, tetap rajin beribadah dan menabung, ditambah rajin bersedekah. Minus dari mana?"
"Minus lah, karena kalian bertiga hobinya sama, menistakan orang lain!" kekeh Duncan.
"Oh my D. Kamu menyakiti hatiku. Diajeng Aya-aya, lihat tuh Duncan!" Eiji semakin manyun sambil bersender ke Ayame yang sebal melihat suaminya sok dramatis.
"Opa, stop dramanya!" Hardik Hoshi kesal melihat ulah Eiji.
"Eh cucu durhakim yang masih ada hubungannya dengan durjaksa dan durpengacara! Kamu itu harus mendelokkan situasi dan kondisinya!" omel Eiji sebal.
"Mendelokkan itu apaaa? Setahu aku, tidak ada kata bahasa Jawa 'mendelokkan' deh!" protes Rhea.
"Mendelokkan artinya itu memperlihatkan" cengir Eiji. "Kan bukan sekali ini saja aku membuat istilah yang keren punya?"
Duncan menatap Eiji dengan malas. "Kamu itu antara memang kreatif atau hanya ngadi- Ngadi?"
"Nggak ngadi-Ngadi, oh dear Duncan" ucap Eiji.
"Lalu? Apa?" tanya Duncan kesal.
"Suatu kata baru yang wajib dipatenkan demi menghargai hasil kinerja otakku. Sekalin aku menjadi pionir bahasa baru" gelak Eiji.
Kapan elu berubah Ji? Duncan hanya menggelengkan kepalanya.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
si tukang drama abal abal selalu punya kosakata baru 🤣🤣🤣
2024-09-19
1
Sri Widjiastuti
duhh mendelokkan, 😁😁eiji, levi turun lg ke hoshi... tukang drama nya turunan
2023-06-08
1
Nurmawati
mendelokkan.......
2022-06-29
1