Malam ini giliran Hoshi yang berjaga di kamar Bima bersama dengan Oomnya, Arya. Karena Arya masih urusan dengan kapten Kosasih, jadi dirinya yang datang terlebih dahulu.
Dengan wajah datar, pria itu datang ke rumah sakit dan membuat para perawat perempuan dan pasien yang melihatnya, menatap kagum. Namun Hoshi sudah biasa dilihatin seperti itu jadi dia cuek saja.
Sambil menenteng bucket berisikan ayam Kolonel Sanders, duffle bag Balenciaga pinjam dari Anarghya dan tas selempang dengan merk yang sama, Hoshi berjalan menuju kamar Bima.
Cucu Eiji Reeves itu pun mengetuk pintu dan membukanya melihat Bima sedang asyik menelpon Arimbi melalui video call.
"Sayang, si muka cewek yang jaga aku?"
"Iya mas. Malam ini Hoshi sama Oom Arya yang jaga. Sudah sana, jangan gelut ya." Suara Arimbi terdengar di seberang.
"Iyain ajah lah." Bima pun merengut.
"Met istirahat mas. Cepat sembuh ya" Arimbi memberikan kiss bye ke Bima.
"Muaaahhh!" ucap Bima yang membuat Hoshi males melihatnya.
"Jiaaaahhh, muka cewek yang nemenin gue malam ini. Kenapa nggak Arimbi saja!" cebik Bima malas.
Babang Hoshi ngajak gelut
"Bersyukur elu ditemenin ma gue daripada mbak Kunti? Secara ini malam Jumat Kliwon, Werkudara!"
"Terus? Apa hubungannya?"
"Gue dah bawa menyan nih, tar sekalian ngepet, lu jaga lilinnya yak!" jawab Hoshi asal sambil membuka bucket dan bau harum ayam goreng krispi semerbak di kamar Bima.
"Serius lu bawa kemenyan?" Bima bergidik mendengarnya. Yang bener aja bawa kemenyan? Yang ada pada datang dah semua penghuni beranak dalam kubur!
"Serius lah!" Hoshi mengeluarkan sesuatu dari paper bag dan mengeluarkan obat nyamuk bakar. "Nih menyannya."
Bima melongo. "Wagu!"
"Hah? Wagyu?"
"Wagu, muka cewek! Norak!" cebik Bima sebal. Tiwas kebayang kemenyan beneran, kan horor tuh! Kalau tiba-tiba nongol ada suster ngesot? Bisa nightmare gue!
Hoshi terbahak. "Ya salam gue beneran bawa kemenyan dimari, yang ada bokap gue langsung jewer gue!"
***
"Eh Werkudara" panggil Hoshi sambil memakan ayamnya.
"Apa muka cewek?" sahut Bima sambil minum teh nya yang disiapkan oleh Hoshi.
"Apa sih yang bikin elu tergila-gila sama adik gue?" Hoshi menatap tajam ke Bima.
"She's the most perfect girl that I really want" jawab Bima tegas. "Arimbi itu paket lengkap, Hosh. Cerdas, cantik... everything. Kamu mengakui juga kan?"
"Semua saudara perempuanku adalah wanita-wanita mengagumkan" jawab Hoshi. "Kami semua memiliki karakter tersendiri dan yah... karena bibit kami premium jadi kami semua punya fisik dan otak yang bisa dibanggakan."
Kumat deh dia songongnya meskipun apa yang dibilang bener sih. - batin Bima.
"Arimbi adalah saudara sepupuku yang paling dekat meskipun aku juga dekat dengan mbak Reana, Falisha, Freya, Fayza, Amaranggana, Anandhita, Safira dan Faranisa." Hoshi menyebutkan nama-nama sepupu perempuannya.
Falisha adalah putri Davina Arata dan Kareem Hassan, Freya dan Fayza adalah putri Kristal Ruiz dan Ashley Sky, Amaranggana adalah putri Kris Ruiz dan Kirana Indriani, Anandhita adalah putri Arya Ramadhan dan Amberley, Safira adalah putri Nathan Pratomo dan Haura, sedangkan Faranisa adalah putri Fuji Al Jordan dan Seira Hayami.
( kalau minta dibuatkan pohon keluarga lagi, tunggu mood ya. Hilang soalnya gara-gara hp error. )
"Kalian itu apa tidak pernah ribut soal harta?" tanya Bima yang menurutnya tidak mungkin orang tidak serakah.
Hoshi melirik ke arah Bima. "Mau tahu kenapa kami kesannya tidak terlalu peduli dengan harta? Karena kami sudah kaya dari lahir. Semua sudah punya, mau cari apa?"
"Tapi Hosh, masa nggak ada satu pun yang ribut?"
"Aku kasih tahu ya Werkudara. Sejak jaman eyang buyut Pratomo, kami sudah mendapatkan saham dari PRC group apalagi yang keturunan langsung. Tapi karena pernikahan dan kebetulan yang menjadi pasangannya adalah pemilik AJ Corp, MB Enterprise dan Giandra Otomotif Co, jadi kami memergerkan semua."
Hoshi menenggak coke nya.
"Kamu bayangkan saja sendiri. PRC group itu kekayaan bersihnya sendiri berapa? AJ Corp sendiri, belum MB Enterprise punya Oom Aidan dan Opa Duncan, belum Giandra Otomotif Co dipegang sama Oom Bara. Kita turah duit, Bim. Mau serakah apa lagi? Lagipula ada aturan turun temurun, siapa berani serakah meskipun itu keturunan langsung, harus dicoret dari pohon keluarga. Semua asetnya diambil. Rugi banyak kan?"
Bima melongo.
"Eyang buyut tidak pernah memaksa keturunannya harus memegang semua perusahaan tapi bagi yang memegang harus memberikan transparansi para pemegang saham dan so far, kami semua selalu terbuka. Jadi kamu lihat sendiri kan, ada yang jadi dokter, guru, peneliti, pianis kayak opa durjanaku, artis seperti eyang buyut Adriana."
"Aku iri dengan keluarga mu, muka cewek" ucap Bima jujur.
"Jangan iri, nanti kamu pusing" kekeh Hoshi. "You have no idea kamu masuk ke dalam keluarga kacau."
"Tapi sekacaunya keluarga mu, Hosh, aku merasakan bagaimana kalian saling care satu sama lain. Aku sendiri yang notabene masih asing dan orang luar saja dibantu sedemikian rupa bahkan sampai Oma Alexandra meminta Tante Haura datang jauh-jauh dari Singapura kesini. Kamu datang dari New York bersama Arimbi" ucap Bima.
"Itulah kami, Werkudara. Kami selalu menscreening setiap orang yang datang ke keluarga kami dan nyatanya kamu lolos. Apalagi kamu mengalami kejadian seperti ini, membuat kami merasa harus melindungi kamu. Kamu itu pacar Arimbi dan siapa yang berani menyenggol kami, sudah pasti akan kami balas."
Bima tersenyum. "Terimakasih, muka cewek. Aku baru kali ini merasa memiliki keluarga besar karena selama ini hanya bersama Oom Radit dan Bang Jono serta anak buahku yang menjadi keluarga. Sejujurnya aku tidak tahu pada awalnya Arimbi anak siapa tapi begitu tahu, aku berusaha menjadi orang yang patut masuk ke keluarga kalian."
"Keluarga kami tidak melihat kasta dan kekayaan kalau soal pasangan. Lolos screening dan memang jodoh, it's okay" sahut Hoshi.
"Maksudnya?"
"Apakah kamu tahu, Eyang Heri, ayah mamaku, adalah tukang sate?" Bima melongo.
"Serius muka cewek?" seru Bima.
"Serius. Eyang Heri adalah penjual sate di Mojosongo Solo, mamaku dulu sekretaris Tante Danisha tapi Daddy ku jatuh cinta padanya."
"Kalian tidak masalah?" tanya Bima yang terkejut mendengar Opa Eiji berbesan dengan tukang sate.
"So what? Bagi Opa, tidak masalah selama lolos screening. Dari eyang Heri, aku banyak belajar soal hidup dan perwayangan. Jadi kalau aku manggil kamu Werkudara, pas kan?" cengir Hoshi. "Salah siapa namamu Bimasena."
Bima merengut.
"Eh kok bisa ya kita ngobrol begini tanpa gelut? Sek sek sek... apa efek malam Jumat Kliwon ya?" gumam Hoshi.
"Haaaahh?" Bima mendelik.
***
Yuhuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
sudahlah syahdu liat mereka ngobrol berdua akur gitu, eeehhhh ujung ujung-ujungnya bikin ambyar 😅😅😅😅
2024-09-20
1
Nurmawati
dari dulu suka hoshi........
2022-06-29
1
R@3f@d lov3😘
bahasamu hoshi?!?! sek...sek...sek😂😂😂persis kayak omongan qw sehari-hari
2022-05-29
1