Kau Menyebalkan!!

Malam ini begitu indah. Jutaan manik-manik langit bertaburan di langit malam yang cerah, dan bulan berbentuk semangka yang dibelah dua turut serta menghiasi langit. Perlahan, Hanna melangkah ke balkon kamarnya untuk menikmati pemandangan indah tersebut.

Melihat bintang yang bertaburan di langit, adalah salah satu hobi Hanna sejak dia masih kecil. Itulah kenapa dia selalu merasa sedih ketika awan hitam menyembunyikan bintangnya dibalik kelamnya langit malam.

Diantara jutaan bintang yang menghiasi langit, hanya ada satu bintang yang selalu berhasil menarik seluruh atensi Hanna. Yakni bintang Rigel, Rigel sendiri adalah bintang raksasa berwarna biru yang merupakan bintang paling terang di rasi bintang Orion.

"Belum tidur?"

Hanna menoleh mendengar suara yang familiar itu. Terlihat Nathan berjalan menghampirinya. "Masih melihat bintang. Mau melihat bintang bersama?" Tawar Hanna pada pemuda itu.

Nathan tak memberikan jawaban apa-apa, pemuda itu hanya mengangguk lalu berdiri di-samping Hanna. Hanna menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Nathan dengan pandangan lurus pada langit malam.

"Kak, lihatlah bintang-bintang itu? Bukankah mereka sangat cantik? Aku ingat sekali, dulu saat masih anak-anak kita sering menyelinap keluar hanya untuk melihat bintang. Apa Kakak masih mengingatnya?" Kemudian Hanna menjauhkan kepalanya dari bahu Nathan dan menatapnya.

Nathan mengangguk. "Ya, aku masih mengingatnya. Dan kau selalu menangis ketika aku menolak untuk menemanimu. Hanna, dulu kau sangat cengeng dan penakut."

Hanna mencerutkan bibirnya. "Kakak, kau membuatku malu. Bagaimana bisa kau mengatakan jika aku dulu adalah seorang yang cengeng dan penakut tanpa rasa bersalah sedikit pun?!" Protes Hanna.

Nathan hanya terkekeh. Dengan gemas dia mengetok kepala Hanna dengan kepalan tangannya. "Dan kenapa setelah dewasa kau malah menjadi gadis yang barbar?!"

"Yakk!! Kenapa kau meledekku lagi!!" Keluh Hanna sambil menghentakkan kakinya. Dia benar-benar kesal. "Sudahlah, aku mau ngambek dulu. Sebaiknya sekarang Kakak keluar, aku mau tidur!!" Hanna mendorong Nathan keluar dari kamarnya. Tapi sepertinya pemuda itu enggan untuk pergi.

"Ahhh..."

Nathan menarik lengan Hanna lalu mendorongnya ke atas tempat tidur. Pemuda itu tersenyum jahil lalu membenamkan bibirnya pada bibir Hanna dan mel*matnya dengan penuh kelembutan.

Meskipun awalnya sempat terkejut dengan tindakan Nathan. Namun pada akhirnya Hanna menerima ciuman itu dengan baik. Kedua tangannya memeluk leher pemuda itu dan bibir mereka terus beradu. Nathan terus mel*mat dan memagut bibir Hanna atas bawah bergantian.

Tidak ada penolakan, karena Hanna menerima ciuman tersebut dengan sangat baik. Nathan benar-benar tau cara untuk membuat dirinya terlena.

"OMO!!"

Sementara itu... Tuan Nero yang hendak menemui putrinya terkejut dan langsung berbalik badan saat iris matanya tanpa sengaja melihat pemandangan yang begitu luar biasa itu.

Takut ada korban berikutnya. Buru-buru dia menutup pintu kamar Hanna dan memberikan sedikit celah agar dirinya bisa mengintip apa yang mereka lakukan.

Melihat apa yang Hanna dan Nathan lakukan membuat Tuan Nero begitu antusias, karena semua berjalan seperti yang dia harapkan.

Tak ingin melewatkan momen berharga tersebut. Dia pun segera mengabaikannya dalam sebuah rekaman video. Tuan Nero tersenyum lebar, dia sangat puas dengan hasil yang dia dapatkan, sempurna.

Klontang...

Buru-buru Hanna mendorong Nathan menjauh darinya ketika mendengar suara mirip sesuatu terjatuh itu. Tuan Nero yang tidak sengaja menjatuhkan tongkat besi di samping pintu kamar Hanna langsung merutuki kebodohannya.

Mendengar derap langkah kaki seseorang yang datang membuat pria itu sangat panik. Dia bingung harus bagaimana, dia tidak memiliki cara selain harus cepat-cepat kabur dan menyelamatkan diri.

"Apa yang sedang Papa lakukan di sana?!"

Tapp...

Tuan Nero menghentikan langkahnya. Dengan kaku dia menoleh dan mendapati Nathan yang tengah menatapnya dengan tajam..."A..Anu, Papa ingin mengambil ponsel yang tadi siang tidak sengaja tertinggal di kamar Hanna." Jawabnya.

"Lalu yang ada di tangan Papa itu apa?!" Nathan menunjuk ponsel itu dengan mimik wajah dingin minim ekspresi.

"Hahaha!!! Rupanya ada pada Papa sendiri, bagaimana Papa bisa tidak ingat ya. Hahaha, Papa sangat pikun ya. Baiklah Papa pergi dulu, kalian lanjutkan saja bersenang-senangnya. Bye-bye..."

Nathan mendengus berat. Dia tidak tau kenapa ayahnya itu bisa bersikap sekonyol itu. Padahal jika sudah berhadapan dengan lawan dia bisa berubah menjadi seekor singa jantan yang mengerikan. Tapi dia tidak mau ambil pusing dan terlalu memikirkannya.

"Kak, aku seperti mendengar suara Papa. Apa dia ada di sini?" Hanna tiba-tiba saja muncul dan berdiri di samping Nathan.

Nathan mengangguk. "Ya, dan dia baru saja pergi. Sudah larut malam, sebaiknya kau cepat tidur." Nathan menarik bahu Hanna lalu mencium keningnya dan meninggalkannya begitu saja.

Gadis itu tersenyum sambil memegangi keningnya yang baru di cium oleh Nathan. Basah dan lembutnya bibir pemuda itu masih membekas di kening dan bibirnya. "Kakak, aku mencintaimu!!" Seru Hanna dengan suara sedikit meninggi.

Nathan tak memberikan tanggapan apa-apa atas ucapan Hanna. Dia tersenyum di tengah langkahnya. Hati Nathan menghangat mendengar kata cinta Hanna, Nathan sangat bahagia.

-

-

Mobil sport hitam metalic itu berhenti di sebuah pelabuhan yang terletak di kota Busan. Seorang pemuda terlihat keluar dari balik kemudi lalu menghampiri beberapa orang yang berkumpul di satu titik.

"Bos, akhirnya kau datang juga. Kami berhasil menggagalkan penyelundupan yang mereka lakukan."

"Kerja bagus!! Seret mereka semua dan beri hukuman seberat-beratnya. Aku tidak ingin hal seperti ini terjadi kembali di kemudian hari!!"

"Baik, Bos!!"

Mereka terus meronta dan berteriak ketika orang-orang itu menyeretnya dan memasaknya masuk ke dalam sebuah peti kemas yang sudah lama tak terpakai. Tidak tau bagaimana nasib mereka selanjutnya setelah dimasukkan ke dalam peti kemas tersebut.

Sedangkan pemuda yang dipanggilnya bos itu langsung melenggang pergi karena sudah tidak memiliki urusan apapun lagi di tempat ini. Memang tidak seharusnya dia datang, karena orang-orangnya selalu bisa di percaya dan diandalkan.

-

-

"Tuan, ini sudah jam 12 malam. Sampai kapan Anda akan tetap duduk dan menghadap laptop itu?!"

Seorang pria berkacamata menghampiri Alex yang masih sibuk dan berkutat dengan laptopnya meskipun jam dinding sudah menunjuk angka 12 malam. "Sebentar lagi, tanggung jika ditinggal sekarang. Ada beberapa file yang perlu aku periksa." Jawabnya.

Memang bukan rahasia lagi jika seorang Alex Nero adalah seorang workaholic, semua waktunya dia dedikasikan untuk bekerja dan bekerja. Sampai-sampai dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang kekasih apalagi pendamping hidup.

Amelia Cesar, sebenarnya adalah gadis yang di jodohkan dengannya. Tapi Alex menolaknya karena ingin fokus pada pekerjaannya. Sehingga Tuan Nero tidak memiliki pilihan selain menjodohkan Amelia dengan Nathan.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Areum

Areum

Melihat tingkah pp Nero jd gemes pengen juga membantu nya 🤣🤣🤣

2022-06-03

0

❥➻📴

❥➻📴

papa nero mergokin mereka mulu ya aduh2 ko jd aq yg malu ya 🙈

2022-05-20

2

Nova Susanti

Nova Susanti

wah papa Nero jadi salting ketahuan ngintip sama Nathan🤭

2022-05-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!