Mawar Biru

"Aku ingin membatalkan pertunangan ku dengan, Amelia Cesar!!!"

Tuan Nero meletakkan cangkir kopinya lalu mengangkat wajahnya dan menatap sang putra bungsu dengan tatapan bertanya. "Apa? Kau ingin membatalkan pertunangan, tapi kenapa dan karena apa?" Tanya Hans Nero meminta penjelasan.

"Karena aku dan wanita itu tidak sejalan. Dan lagipula dia bukan wanita yang ingin aku nikahi dalam hidup ini!!"

"Tapi, Nathan. Jika kau membatalkan pertunangan begitu saja, lalu mau di taruh dimana muka Papamu ini?! Hubungan baik dengan keluarga Cesar juga bisa berantakan karenanya. Jadi pikirkan baik-baik ya tentang keputusanmu itu, dan satu hal lagi, cinta diantara kalian bisa tumbuh seiring berjalannya waktu."

Nathan menggeleng. "Keputusanku sudah bulat, Pa. Dan setuju tidak setuju, aku akan tetap membatalkan pernikahan itu. Ini masalah hati, lagipula pernikahan bukanlah sebuah permainan anak-anak, karena pernikahan untuk sekali seumur hidup!!"

Dan Tuan Nero tidak bisa berkata apa-apa lagi. Memang benar apa yang Nathan katakan, pernikahan bukanlah permainan anak-anak. Dan untuk apa sebuah pernikahan tercipta jika ujung-ujungnya tidak bahagia?! Seharusnya dia berpikir sampai sana sebelum mengambil keputusan besar itu.

"Baiklah, Papa setuju dengan keputusanmu itu. Tidak disangka, kau semakin dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan. Papa, akan bicara dengan keluarga Cesar." Ucap Tuan Nero sambil menepuk bahu Nathan.

"Baiklah, Pa. Kalau begitu aku keluar dulu." Nathan membungkuk dan pergi begitu saja meninggalkan kamar ayahnya. Satu masalah akhirnya teratasi juga, dan sekarang dia sudah bebas dari perjodohan konyol tersebut.

Tapp...

Nathan menghentikan langkahnya saat melihat Hanna tengah mengomeli Cris di taman belakang Mansion Nero. Nathan tidak tau apa yang sudah Cris perbuat sampai-sampai membuat Hanna semarah itu.

Penasaran apa yang terjadi. Kemudian Nathan menghampiri mereka berdua. "Ada apa ini?" Dan suara dingin terlewat datar itu menginterupsi perhatian mereka berdua. Keduanya menoleh dan mendapati kedatangan Nathan.

Melihat si pembela abadinya telah datang. Hanna pun segera menghampiri Nathan. "Kak, lihat apa yang Kak Cris lakukan pada bunga-bungaku. Dia merusaknya dan memetiknya tanpa ijin dariku." Adu Hanna pada Nathan.

Cris pun segera buka suara. "Bukan begitu kejadiannya. Awalnya aku hanya ingin meminta bunga Hanna beberapa tangkai saja, tapi karena aku tidak tau bagaimana cara memetiknya yang benar makanya aku mencabut sama pohon-pohonnya. Dan aku berencana untuk menanamnya kembali Kok." Tutur Cris menjelaskan.

Nathan menghela napas panjang. "Tidak perlu di perpanjang lagi masalah ini. Ayo, aku akan menemanimu membeli bibit bunga yang baru." Nathan merangkul bahu Hanna dan keduanya berjalan beriringan meninggalkan taman.

"Tapi, Kak. Aku belum menghukum, Kak Cris, dia sudah~"

"Aku akan mengganti semua bunga mu yang dia petik dan dia rusak." Ucap Nathan menyela kalimat Hanna.

Gadis itu mendengus dan mengangguk pasrah. Padahal dia belum puas menghukum kakaknya tersebut. "Baiklah, tapi aku minta bibit yang paling bagus dan paling mahal."

"Bukan masalah."

Sementara itu...

Ada sepasang mata yang menatap mereka berdua dari kejauhan. Orang itu memperhatikan interaksi antara Hanna dan Nathan. Dan sebuah senyum misterius tersungging di bibirnya. Kemudian dia beranjak dan meninggalkan tempatnya berdiri saat ini.

-

-

Nathan menghentikan mobilnya di sebuah toko bunga yang sangat terkenal di kota dan merupakan toko bunga langganan Hanna. Hanna turun lebih dulu dan meninggalkan Nathan begitu saja. Dia memang paling semangat jika sudah berhubungan dengan yang namanya bunga.

Hanna langsung menuju deretan bunga hidup terutama mawar. Begitu banyak jenis mawar yang langsung menarik dan menyita perhatiannya. Tapi dari semua jenis mawar yang ada, ada satu jenis mawar yang langsung menarik seluruh atensinya.

"Meimei, apakah ini baru datang? Sebelumnya aku belum pernah melihat ada mawar biru di toko ini."

Gadis bernama Meimei itu mengangguk. "Anda benar sekali, Nona. Ini baru saja datang pagi ini dan satu-satunya di toko kami."

"Apakah ini di jual?"

"Tentu, tapi harganya 10X lipat dari mawar yang biasanya Anda beli."

"Tidak masalah, aku ingin kau membungkus mawar ini untukku." Pintanya.

Meimei mengangguk. "Baik, Nona besar."

Tanpa di duga, Amelia juga mendapati toko bunga yang sama. Wanita itu tersenyum lebar melihat keberadaan Nathan di sana. Setelah memastikan tak ada yang kurang pada penampilannya. Kemudian Amelia menghampiri pemuda itu.

Nathan menoleh saat merasakan seseorang memeluk lengannya dengan begitu mesra. Tatapannya dingin dan mengintimidasi. "Kak Nathan, kebetulan sekali ya. Sepertinya kita berdua memang ditakdirkan untuk berjodoh." Ucap Amelia dengan senyum yang sama.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan!!" Nathan menyentak tangan Amelia dengan kasar. Tapi dasarnya bermuka tebal, Amelia hanya tersenyum dan tidak peduli dengan sikap dingin Nathan.

"Eo, bunga itu sangat cantik. Kak Nathan, bisakah kau membelikan bunga itu untukku? Aku sangat menyukainya dan menginginkan bunga itu."

"Beli saja sen~"

"Ahh, kau memang sangat baik." Ucap Amelia menyeka ucapan Nathan.

Raut wajah Hanna berubah murung ketika kembali dan melihat keberadaan Amelia. Perempuan itu terus saja menempel pada Nathan, dan itu membuat Hanna kesal setengah mati. Kemudian dia menghampiri mereka berdua.

Hanna memaksakan diri untuk tersenyum pada perempuan itu. "Oh, rupanya calon kakak ipar, kebetulan sekali ya kita bertemu di sini. Oya, bunga yang sangat cantik." Ucap Hanna sambil menunjuk mawar di tangan Amelia.

Wanita itu menyeringai sinis. "Tentu saja cantik, karena ini Kak Nathan uang membelikannya." Jawab Amelia.

"Oh,"

"Apa kau sudah mendapatkan bunga yang kau inginkan?" Tanya Nathan yang kemudian di balas anggukan oleh Hanna.

"Sudah, Meimei sedang mempersiapkannya. Dan itu adalah bunga yang paling-paling special. Tapi Kakak harus membayarnya 10 kali lipat dari bunga biasanya." Tutur Hanna.

"Bukan masalah. Jangankan 10 kali lipat, 100 kali lipat pun akan ku bayar asal itu membuatmu senang."

Hanna tersenyum lebar. Sedangkan Amelia langsung memasang wajah murung. Bagaimana bisa Nathan begitu baik pada Hanna, tapi dingin padanya. Bukankah itu sangat tidak adik. Karena yang calon istrinya adalah dirinya bukan gadis itu.

Sepertinya Amelia belum tau jika Nathan telah memutuskan pertunangan mereka.

"Nona Besar, ini bunga Anda." Meimei menyerahkan sebuah mawar biru yang sangat cantik pada Hanna. Gadis itu tersenyum lebar lalu membawa bunga itu pada Nathan.

"Kak, bagaimana menurutmu? Cantik tidak?"

"Ini sungguh biru?" Hanna mengangguk. Nathan mengusap kepala Hanna. "Sangat cantik, ayo kita bayar." Hanna mengangguk. Nathan dan Hanna menuju kasir dan meninggalkan Amelia begitu saja.

"Nathan Nero, kenapa kau begitu menyebalkan?! Sebenarnya yang tunanganmu itu aku atau dia?!" Teriak Amelia dengan suara meninggi.

"Amelia Cesar, mulai hari ini kau bukan tunanganku lagi!! Pertunangan kita, batal!!"

"Apa?!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Areum

Areum

syukurlah kalau batal tunangan dg s ulat bulu 😏

2022-06-03

0

Kiky Dwi

Kiky Dwi

lanjut Thor

2022-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!