Belenggu Hasrat Kakak Angkat
Disaat hujan turun dengan lebatnya. Seorang gadis kecil dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil mewah oleh seorang pria yang merupakan ayah kandungnya.
Gadis kecil itu 'Hanna' tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini. Ayahnya sendiri menjualnya pada seorang Bos mafia demi melunasi hutang-hutangnya. Hanna ingin sekali menolaknya, tapi memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah berusia 10 tahun selain pasrah.
"Paman, apakah ayahku menjual ku untuk dijadikan seorang budak?" tanya Hanna pada salah seorang pria yang menjemputnya.
Pria itu menoleh dan lalu menggeleng. "Maaf, gadis kecil. Paman sendiri tidak tau, karena kami berdua hanya diperintahkan oleh bos besar untuk menjemputmu. Sebaiknya kau berdoa saja, semoga kau tidak mendapatkan kesialan hidup." Ujar pria itu.
mendengar jawaban pria itu membuat Hanna terdiam. Dia bingung harus berkata dan menjawab apa, Hanna ingin tau bagaimana nasibnya setelah ini. Apakah dia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dari hidupnya selama ini, atau malah sebaliknya.
"Gadis kecil, apa yang sedang kau pikirkan? Ayo turun, kita sudah sampai." Suara itu menginterupsi Hanna, gadis kecil itu mengangkat wajahnya dan mengangguk.
Di luar sedang hujan lebat sekali. Dan salah satu dari kedua pria itu telah berdiri di depan pintu dengan sebuah payung ditangannya. Dia tersenyum dan mengulurkan tangan padanya.
"Ayo, Paman akan memayungi-mu. Kau bisa basah kuyup karena tidak memiliki payung." Ujar pria itu dan membuat senyum Hanna mengembang lebar.
Meskipun dia seorang Mafia, tapi paman itu sangat ramah dan begitu baik padanya. Dan pandangan Hanna tentang Mafia berubah seketika, ternyata Mafia tidak selamanya jahat apalagi menyeramkan.
"Selamat datang, Nona."
Hanna terkejut setibanya di dalam dia langsung disambut oleh beberapa pelayan dan karpet merah dengan berhiaskan kelopak bunga mawar. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ada sebuah banner besar bertuliskan 'SELAMAT DATANG, NONA HANNA!!' dan Hanna tidak tau apa maksud dari semua ini.
"Selamat datang putriku yang cantik, Daddy dan kakak-kakakmu menyambut-mu di sini."
Seorang pria awal 40 tahunan terlihat menuruni tangga dengan tiga bocah laki-laki yang berjalan mengekor di belakangnya. Dua diantaranya terlihat tersenyum padanya, tapi anak laki-laki yang berdiri paling belakang justru memasang wajah dingin dan menatapnya dengan tatapan menusuk.
Pria itu menghampiri Hanna yang tampak kebingungan. "Hahaha..Pasti kau bingung dan bertanya-tanya kenapa kau bisa ada di sini. Sayang, mulai hari ini kami adalah keluarga barumu, dan aku adalah Daddy mu, mereka bertiga adalah kakakmu. Alex Nero, Cris Nero dan Nathan Nero. Dan aku sendiri adalah Hans Nero."
Cris dan Alex menghampiri Hanna sambil mengurai senyum lebar. "Selamat datang, Hanna. Mulai hari ini kau adalah putri bungsu keluarga Nero. Semoga kau betah dan nyaman berada di sini. Aku adalah Alex Nero, sulung dalam keluarga ini."
"Diantara kami bertiga, aku yang paling bijak dan paling tampan. Cris, meskipun kelihatannya tenang, tapi dia cukup tengil dan jahilnya minta ampun. Dan bocah kutub itu, aku harap kau tidak membeku dengan sikap dinginnya. Jangan kaget dan heran, dia memang seperti itu." ujar Alex panjang lebar.
Cris merangkul bahu Hanna sambil tersenyum lebar. "Ayo, Kakak akan menunjukkan kamar untukmu." Ucap Cris lalu membawa Hanna melihat kamar barunya.
Hans Nero hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ketiga putranya. Sepertinya Cris dan Alex sangat bahagia, karena memang sejak lama mereka mendambakan seorang adik perempuan.
"Lapor, Bos."
Kedatangan seorang pria mengalihkan perhatian Hans Nero dari putra-putrinya. Ekspresi wajahnya berubah dingin dan senyum di bibirnya pudar, hanya ketegasan yang terlihat dari pria berusia 40 tahun tersebut.
"Bagaimana? Apa kau sudah menemukan dimana lokasi mereka menyembunyikan barang-barang itu?"
"Sudah, saat ini barang-barang itu ada di sebuah gedung yang tak jauh dari pelabuhan. Dan saat ini anak buah saya sedang mengintai tempat tersebut."
"Bagus, dapatkan kembali barang itu. Dan habisi semua orang yang berani menghalangi jalanku!!"
"Baik, Bos!!"
Hans Nero. Adalah seorang Bos besar mafia yang berkuasa di tiga benua. Dia begitu ditakuti dan disegani oleh lawan-lawannya. Tapi tak sedikit yang berani mencari masalah dengannya.
Tidak ada satupun pihak berwajib yang berani ikut campur apalagi menyinggung seorang Hans Nero. Dan mereka selalu tutup mata dengan semua kejahatan dan aksi kriminal yang Hans lakukan. Mereka memilih jalan aman daripada berakhir di tiang gantungan
-
-
"Hanna, ini adalah kamarmu. Mulai sekarang dan seterusnya, kau akan tinggal disini, semoga kau menyukainya." Ucap Cris.
"Ini lemari pakaianmu, dan Daddy sudah menyiapkan segala macam yang kau butuhkan. Mulai dari pakaian sampai hal-hal kecil yang disukai anak perempuan. Sebaiknya kau istirahat saja, kau pasti lelah. Kami bertiga akan keluar sekarang." Kata Alex masih dengan senyum lebarnya.
"Kalian berdua keluar duluan. Aku masih ada hal penting yang harus dibicarakan dengannya."
Sontak Alex dan Cris saling bertukar pandang. Mereka memiliki firasat buruk. Dan mereka berdua hanya berdoa semoga Nathan tidak melakukan hal buruk pada Hanna.
"Jangan aneh-aneh, apalagi melakukan sesuatu yang nantinya akan membuat Daddy marah. Hanna, sebaiknya kau berhati-hati ya. Jika bocah ini melakukan sesuatu yang tidak baik. Sebaiknya langsung berteriak atau pukul saja kepalanya dengan Vas bunga yang ada di atas meja itu." Saran Cris memberi nasehat.
"Jangan berlebihan, aku juga masih memiliki batasan!!" geram Nathan.
Tidak ingin membeku dengan tatapan dan sorot mata Nathan yang kelewat dingin. Mereka berdua pun buru-buru pergi sebelum dibekukan oleh adik bungsunya itu.
Hanna mundur beberapa langkah saat melihat Nathan yang semakin mendekat. Gadis kecil itu tampak ketakutan ketika melihat sorot mata Nathan yang begitu tajam.
"Aku hanya ingin memperingatkanmu, jangan karena semua orang disini baik padamu, terutama ayahku. Maka kau bisa besar kepala, sadari posisimu disini dan jangan sampai melewati batasanmu!! Ingat itu baik-baik,"
Kemudian Nathan meninggalkan kamar Hanna dan pergi begitu saja. Dan gadis kecil itu hanya bisa menatap kepergian Nathan dengan gamang. Terlihat jelas dari sikap dan cara dia menatapnya, Nathan memang tidak menyukai dirinya.
Dan mampukah Hanna bertahan dalam situasi semacam ini? Hidup satu atap dengan orang yang membencinya. Apakah Hanna akan bertahan, atau justru menyerah. Kita serahkan saja pada waktu.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
mampir=rr gw thor
2022-07-21
0
Areum
nyimak dulu 🥰
2022-06-03
0
Nina Melati
semangat thor
2022-06-01
0