Nathan, Cris dan Alex saling bertukar pandang saat melihat keberadaan seorang pemuda asing di rumahnya. Pemuda itu sedang berbincang dengan ayah mereka di ruang tamu. Dan ada juga Hanna yang duduk di samping Tuan Nero. Mereka tidak tahu siapa pemuda itu, dan apa tujuannya datang ke rumah.
Firasat Nathan pun menjadi tidak enak. Ia buru-buru menuruni tangga dan menghampiri mereka bertiga. "Siapa di, Pa?!" tanya Nathan sambil menunjuk pemuda itu.
Tuan Nero tersenyum. "Dia adalah, Jacky, orang yang akan Papa jodohkan dengan Hanna. Bagaimana menurutmu, bukankah mereka terlihat cocok dan serasi?!"
Pemuda bernama Jacky itu langsung menundukkan kepalanya melihat tatapan Nathan yang begitu tajam dan penuh intimidasi. "Tapi aku tidak setuju!!" Nathan langsung melayangkan protes nya, dengan menentang keras rencana ayahnya itu.
"Tapi kenapa?! Jacky, anaknya baik, ramah dan penyayang. Papa rasa dia adalah kandidat paling tepat untuk menjadi kekasih Hanna,"
Lalu pandangan Nathan bergulir pada Hanna. "Lalu bagaimana denganmu, apakah menerima perjodohan ini?!" Nathan menatap Hanna dengan serius.
Hanna mengangguk. "Jika menurut Papa baik, aku sih tidak ada masalah. Kenapa pasti sudah memikirkannya matang-matang," jawab Hanna.
Gyutt...
Nathan mengepalkan tangannya. Dia benar-benar tidak rela jika Hanna sampai dijodohkan apalagi dinikahkan dengan orang lain. Seharusnya, papa mereka memberikan kebebasan pada Hanna untuk memilih sendiri pasangan hidupnya.
"Hanna, Apa kau melupakan, apa yang pernah kau katakan padaku?! Pernikahan bukanlah sebuah permainan anak-anak. Menikah itu harus dilandasi cinta dan keterikatan hati!!"
"Aku~"
"Itu adalah kata-kata yang pernah kau katakan padaku, jika kau memang tidak menyukainya, untuk apa kau menerima perjodohan ini?! Dan kau, Pa. Sebagai orang tua, seharusnya kau tidak bersikap egois dan hanya mementingkan dirimu sendiri. Seharusnya aku lebih memikirkan bagaimana perasaan Hanna!!"
Alex dan Cris, tidak ada yang bersuara sama sekali. Mereka bingung harus berkata apa. Karena apa yang ingin mereka katakan sudah diwakili oleh Nathan. Mengatakan semua yang ingin mereka katakan.
"Nathan cukup!! Kenapa kau begitu menentang perjodohan ini?! Hanna yang menjalaninya, bukan kau. Jika dia saja setuju, kenapa kau yang harus keberatan?! Sebenarnya ada apa denganmu ini, hah?!"
"Lupakan!!" ucap Nathan dan pergi begitu saja.
Hanna hanya bisa menatap kepergian sang kakak dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Dia tidak tau kenapa Nathan bisa sampai semarah itu. Entah hanya perasaannya saja atau memang benar adanya, Hanna seperti melihat kecemburuan di sepasang biner matanya.
"Kakak, kau sungguh aneh!!" Ucap Hanna membatin.
-
-
Dentuman musik terdengar sangat keras kala Sang DJ terus memainkan alat musiknya. Dengan sangat lihai, jari-jari tangannya bergerak dari sisi lain kesisi lainnya, memutar serta menggeser apapun benda dihadapannya agar menghasilkan sebuah irama yang indah dan jauh dari kata mendayu-dayu.
Lampu-lampu disco yang berwarna-warni berkelap-kelip semakin meramaikan hingar bingar suasana yang ada dan lantai dansa di Club malam itu, semakin malam bertambah semakin ramai, penuh dengan orang-orang yang menari, berteriak bahkan tertawa dengan keras seolah ingin menyaingi kerasnya suara yang ada di dalam sana.
Nathan berjalan dan menempati salah satu kursi kosong yang berjajar di depan meja bar sambil mendesah lelah. "Seperti biasa?" Tanya si bartender pada pemuda itu. Nathan hanya berdehem mengiyakan.
Tidak lama waktu yang diperlukan oleh bartender itu untuk menyiapkan minuman pesanan Nathan. "Kau terlihat sedikit agak buruk malam ini, apa kau sedang dalam masalah?" Tanya bartender itu sambil meletakkan minuman pesanan Nathan di atas meja.
Nathan menggeleng. "Hanya sedikit lelah saja."
"Kalau lelah, seharusnya kau tidak datang ke club' malam. Tapi beristirahat di rumah." Jawab bartender itu.
"Terlalu membosankan!!" Jawabnya sinis.
Inilah tempat yang selalu Nathan datangi ketika dia ada masalah atau ketika dalam suasana hati yang buruk. Dan sudah sangat jelas alasan Nathan berada di tempat ini malam ini. Dia selalu mencari pelampiasan untuk meluapkan kekesalannya.
Brugg ..
Tubuh Nathan terhuyung ke depan karena tidak sengaja di tabrak oleh orang yang sedang mabuk.
Nathan yang tidak terima pun langsung berdiri dan memukul orang itu dengan keras. Dan apa yang Nathan lakukan tentu saja mengundang keributan, rekan-rekan pria itu yang tidak terima langsung mengeroyok Nathan.
Perkelahian pun tak bisa dihindari lagi. Nathan yang hanya seorang diri di keroyok sedikitnya 10 orang. Dan keributan itu membuat para wanita langsung berteriak histeris karena ketakutan, suasana yang awalnya begitu tenang menjadi memanas.
Dan kurang dari 15 menit. Nathan berhasil menyelesaikan perkelahian tersebut. Orang-orang itu terkapar di lantai dan ada juga yang nyangkut di atas meja. Kemudian Nathan meninggalkan sejumlah uang yang jumlahnya lebih dari cukup untuk ganti rugi.
"Dasar brengsek, berani sekali mereka mencari masalah denganku!!" Geram pemuda itu sambil menyeka darah yang ada di bawah mata kirinya. Wajah Nathan pun tak lolos dari pukulan mereka.
-
-
Brakk...
Dobrakan keras pada pintu mengejutkan Hanna yang sedang membuat Ramen di dapur. Gadis itu pun berlari keluar untuk melihat siapa yang membanting pintu di tengah malam begini. Kedua matanya membelalak melihat Nathan pulang dalam keadaan terluka dan berdarah.
"Kakak!!!"
Hanna pun segera menghampiri Nathan dan bermaksud untuk membantunya. Tapi di tolak oleh pemuda itu. "Jangan menyentuhku!!" Pintanya dingin. Nathan melanjutkan langkahnya dan pergi begitu saja.
Hanna menatap kepergian Nathan dengan pandangan terluka. Pasti kakaknya itu marah dan kesal padanya karena kejadian tadi sore. Kemudian Hanna pergi ke kamarnya untuk mengambil kotak P3K, bagaimana pun juga lima di wajah Nathan harus dibersihkan dan di obati.
"Mau apa kau datang kemari?! Keluarlah, aku mau istirahat."
Hanna berdecak sebal. Dia tetap masuk ke dalam dan menghampiri sang kakak. Hanna duduk di samping Nathan. Hanna menarik lengan Nathan supaya pemuda itu menghadap padanya.
"Jangan keras kepala, Kak!! Kau itu terluka dan lukanya harus segera di obati, sebaiknya kau diam saja dan jangan banyak protes. Nanti saja lanjut ngambeknya, oke."
Nathan mendengus. Jika sudah seperti ini bagaimana dia bisa kesal dan marah pada Hanna. Gadis ini selalu memiliki cara untuk membuatnya luluh.
"Bagaimana kau bisa mendapatkan luka sedalam ini?! Apa kau terlibat perkelahian lagi dengan para gangster kota?!" Oceh Hanna di tengah kesibukannya.
"Hn,"
"Sebaiknya berhenti menempatkan dirimu sendiri dalam bahaya, Kak!! Kau selalu terlibat masalah dengan para gangster dan pulang dalam keadaan babak belur. Kau ini tampan, bagaimana jika wajah tampan mu ini malah jadi jelek karena sering terluka. Karena tak jarang lukanya meninggalkan bekas." Ujar Hanna panjang lebar.
"Hanna, batalkan rencana perjodohan itu!!!"
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
NAZERA ZIAN
banyak typo thor...
2022-10-20
0
Areum
Batalkan perjodohan itu cz yg pantas adalah Nathan seorang 😂
2022-06-03
0
aqshal
krn kamu cintaku han..🥰
2022-05-16
2