Cinta Terlarang

Saat Daniel berjalan jauh, Bianca kembali merasa kesepian. Ia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi sambil melamun.

Bianca memikirkan dirinya sendiri. Selama satu bulan terakhir, ia menjalani hari yang berat dan menyiksa. Bahkan hari ini adalah hari pertamanya setelah sekian lama tidak keluar dari rumah.

Jika bukan karena kehadiran Daniel yang setia menemani dan mendukungnya, mungkin Bianca sudah mengakhiri hidupnya karena depresi dan kehilangan akal sehat.

Sebelum menginjak pedal gas, sekali lagi Bianca menoleh ke arah gerbang kampus. Ia tersenyum samar sebelum akhirnya mengemudikan mobilnya menjauh.

Tanpa Bianca ketahui, Daniel memperhatikannya dari kejauhan. Sebenarnya Daniel merasa tidak tega membiarkan Bianca berkendara seorang diri. Namun wanita itu butuh menghirup udara segar serta melihat dunia luar agar kembali sadar jika dunia harus tetap berjalan meski hidup penuh kehilangan.

Saat dalam perjalanan kembali ke rumah, Bianca melihat sebuah toko bunga di tepi jalan. Wanita itu memutuskan untuk berhenti dan melihat-lihat.

Karena toko bunga sedang sepi, Bianca bisa leluasa memilih berbagai jenis bunga yang ia suka. Ia memilih beberapa tangkai bunga mawar putih, bunga lily, serta bunga anyelir.

Bianca memenuhi jok belakang mobilnya dengan berbagai warna bunga. Wanita itu berpikir jika ia butuh suasana baru, ia ingin kembali mnjadi Bianca yang sebenarnya sebelum rasa sakit menghantamnya bertubi-tubi.

***

Pukul sebelas siang, suara taksi berhenti tepat di depan halaman rumah. Daniel turun dengan cepat. Ia setengah berlari memasuki rumah karena mengkhawatirkan kondisi Bianca yang tidak membalas pesan serta menjawab telepon darinya.

"Kak," sapa Daniel. Ia melihat seorang wanita yang menjadi istrinya sedang duduk menonton televisi.

Daniel cukup terkejut. Ia mendapati semua ruangan penuh dengan bunga. Ruang tamu, ruang tengah, dapur, hingga setiap vas di dalam rumah ini terisi dengan rangkaian bunga yang cantik.

"Hei, Dan. Kenapa pulang cepat sekali?" tanya Bianca.

"Aku mengkhawatirkanmu," jawab Daniel. Ia mendekati Bianca dan duduk di sampingnya.

"Apa kau suka?" Bianca bertanya lagi.

Daniel mengernyit, tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Bianca.

"Bunga-bunga ini, apa kau suka? Kau tidak keberatan, kan?" tanya Bianca lebih jelas.

"Tentu saja aku suka. Lakukan apa saja yang kau sukai, Kak. Kau bebas melakukan apapun," jawab Daniel sambil tersenyum.

Bianca memandang bocah laki-laki itu. Sikap perhatian dan kasih sayang Daniel sama seperti Darren saat awal-awal mereka bersama. Dua bersaudara itu sama-sama memiliki wajah yang tampan dan sikap yang lemah lembut. Namun entah apa yang sudah terjadi, Darren bisa menjadi sejahat itu.

"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau baru sadar jika aku ini tampan?" goda Daniel.

Bianca tersenyum sambil memalingkan wajah, kembali menatap layar televisi di depannya.

"Kak, katakan sesuatu," bujuk Daniel.

"Hmm."

"Aku tampan, bukan? Hari ini banyak sekali teman wanita mengajakku berkenalan. Aku mengatakan pada mereka bahwa aku punya istri, aku sudah menikah. Tapi satupun dari mereka tidak ada yang percaya," jelasnya.

"Lalu?" Bianca menoleh.

"Jadi, aku menolak saat mereka meminta nomor ponselku," lanjut Daniel.

"Begitu?"

"Hmm, ya. Tentu saja, aku tidak akan menyembunyikan statusku sebagai laki-laki beristri," ucap Daniel penuh percaya diri.

"Hei, berapa umurmu? Mana mungkin ada yang percaya jika kau sudah menikah saat baru saja lulus SMA?" tanya Bianca.

"Biar saja, aku akan tetap mengatakan yang sebenarnya."

Bianca kembali memalingkan wajah menghadap layar televisi. Daniel selalu saja bisa menyentuh hatinya. Dengan mengakui diri bahwa dirinya telah menikah dan beristri, artinya Daniel tidak malu atas statusnya saat ini.

"Mengapa kita tidak bercerai saja?" tanya Bianca tanpa menoleh.

"Memangnya kenapa? Apa kau tidak suka punya suami sepertiku?" Daniel balik bertanya. Ini adalah topik yang paling tidak ia sukai setiap kali Bianca membahasnya.

"Bukan begitu, tapi ...."

Kalimat yang belum diselesaikan oleh Bianca terpaksa dihentikan saat Daniel meraih tubuh wanita itu dan membuat mereka duduk berhadapan dengan mata saling bertatapan.

"Kau tidak menyukaiku karena aku masih belum cukup dewasa? Karena aku masih terlihat seperti anak-anak? Atau karena apa? Katakan agar aku bisa memperbaiki diri. Jangan terus menerus memintaku untuk bercerai, aku tidak main-main saat memutuskan untuk menikahimu, jadi aku berharap kita juga tidak main-main dalam menjalin hubungan ini," ujar Daniel panjang lebar.

"Kau tidak akan menyesalinya?" tanya Bianca.

"Menyesali apa?"

"Menikah denganku, menyia-nyiakan masa mudamu saat kau bisa memilih gadis manapun yang lebih baik. Kau hanya memungut barang bekas sisa kakakmu," terang Bianca.

"Jangan katakan hal seperti itu, Kak. Kau tidak serendah itu!" seru Daniel.

"Memang itu kenyataannya!"

Kini Daniel terdiam. Bahkan sedikitpun dalam hatinya tidak pernah beranggapan buruk tentang Bianca. Daniel tidak peduli sejauh apa hubungan Bianca dan Darren. Masa lalu hanya masa lalu, Daniel berusaha untuk memperbaiki semuanya.

Tanpa orang lain ketahui, ia sudah lama memendam cinta terlarang saat Darren memperkenalkan Bianca sebagai calon kakak iparnya.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

cintany Daniel jd kenyataan

2024-04-26

0

sari

sari

laaaanjut

2024-01-31

0

Indri Sukawati

Indri Sukawati

tuuu kannnn apa di bilang....

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!