Satu Dukungan

Bramantyo dan Sintia mendongak, menatap anak bungsu mereka dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

"Jangan main-main, Daniel," tegur Sintia.

"Tidak, Ma. Seseorang harus bertanggung jawab. Bagaimana nasib bayi dalam kandungan Kak Bianca? Apa Mama tidak merasa kasihan? Itu cucu Mama, itu cucu kalian!" ucap tegas Daniel.

"Kau tidak akan melakukannya, Daniel. Kau bahkan baru akan melanjutkan kuliah. Pikirkan masa depanmu!" tolak Bramantyo.

"Pa, tidak ada yang melarang pernikahan bagi mahasiswa, bukan? Sepertinya itu tidak akan jadi masalah."

"Tapi bukan begitu caranya, Daniel. Mama tidak setuju, masa depanmu masih panjang," sela Sintia.

Tidak satupun dari mereka yang mendukung keinginan Daniel. Mereka hanya menganggap Daniel terlalu berlebihan hingga rela mengorbankan diri atas kesalahan orang lain.

"Lalu bagaimana dengan pernikahan itu? Undangan sudah tersebar, semua persiapan sudah selesai. Apa yang akan kalian lakukan dan bagaimana cara kalian menjelaskan semua ini pada orang tua Kak Bianca?"

Daniel tidak ingin menyerah. Semua sedang dipertaruhkan di sini. Masa depan, harga diri, dan kehidupan.

"Jika diperlukan, Papa bahkan akan berlutut di hadapan kedua orang tua Bianca untuk memohon ampun," ujar Bramantyo dengan lirih.

"Apa Papa pikir mereka akan memaafkan Kak Darren begitu saja? Mereka akan menghancurkan hidup Kak Darren,, Pa!"

"Papa tahu. Tapi sebagai orang tua, Papa tetap harus bertanggung jawab, Papa gagal mendidik kakakmu."

Setelah mengatakan hal itu, Bramantyo beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamar menaiki anak tangga. Sementara Sintia masih duduk dan menatap lekat anak bungsunya.

"Ma," lirih Daniel. Hanya Sintia satu-satunya orang yang bisa memahami semua ini dengan perasaan.

"Tidak, Daniel. Kau tidak seharusnya mengorbankan masa depanmu," jawab Sintia. Wanita paruh baya itu sangat paham tujuan mulia anak bungsunya, yaitu menyelamatkan harga diri keluarga dan masa depan Bianca. Namun ini akan menjadi keputusan yang sulit.

"Ma, aku mohon. Aku berjanji akan melakukan apapun. Aku akan tetap lanjut kuliah, menyelesaikan pendidikan dengan baik. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan kalian semua," pinta Daniel memohon.

"Kau belum cukup dewasa untuk menikah, Daniel. Apa kau pikir menikah akan semudah itu?"

"Ma, percayalah padaku, Ma. Kasihan Kak Bianca. Bagaimana perasaan Mama jika Kak Bianca adalah anak perempuan Mama. Dicampakkan begitu saja setelah mengandung anak dari laki-laki kurang ajar seperti Kak Darren."

Sintia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia paham bagaimana sifat anak bungsunya.

Meski usia Daniel jauh lebih muda dari Darren, Daniel lebih dewasa dalam hal bersikap sekaligus bertindak. Dan bocah laki-laki itu tidak pernah asal bicara, ia selalu berpikir dengan matang sebelum mengutarakan keinginannya.

Jika Daniel sudah bersikeras dengan keinginananya, maka siapapun tidak akan mampu menghentikannya.

Sintia tidak bisa lagi berkata-kata. Hari ini penuh dengan kejutan dengan berbagai masalah. Semua ini adalah ulah Darren, anak yang terbiasa ia manja hingga benar-benar melewati batas.

Sintia beranjak dari kursi dan hendak pergi, namun Daniel memegang kedua tangan wanita itu dan duduk berlutut di hadapannya.

"Ma, pikirkan baik-baik," pinta Daniel.

"Jika kau bisa meyakinkan Papamu juga Bianca. Mama akan setuju," jawab Sintia.

Daniel tersenyum, dengan cepat ia berdiri dan memeluk tubuh wanita yang telah melahirkannya. Satu dukungan saja sudah cukup baginya untuk berjuang, ia akan berusaha sebaik mungkin demi bisa meyakinkan semua orang.

***

Satu bulan lagi Daniel akan memasuki hari pertama kuliahnya. Ia sudah disibukkan mengurus berkas-berkas untuk melengkapi syarat pendidikannya dan kini ia tinggal bersantai, menunggu kegiatan belajar mengajar dimulai.

Setelah sarapan pagi, Daniel sudah tidak lagi melihat keberadaan kakaknya. Rupanya benar, Darren memilih untuk meninggalkan rumah dibandingkan menikah dengan Bianca.

Kini Daniel sudah mengambil keputusan, ia mengendarai motor sport hitam miliknya menuju rumah villa milik Bianca untuk menemui wanita itu.

Tidak lupa, bocah laki-laki itu membawa beberapa bahan makanan yang baru saja ia beli dari minimarket.

Sesampainya di rumah Bianca, Daniel melihat pintu rumah wanita itu terbuka. Daniel masuk dengan perasaan cemas. Beberapa perabotan pecah, guci, vas bunga, pigura, semuanya hancur berserakan di lantai.

Daniel meletakkan barang yang ia bawa di meja, lalu mencari keberadaan Bianca.

"Kak, kau di mana?" teriak Daniel.

"Kak, apa kau di sini?" Daniel menggeledah seluruh ruangan, namun tidak ia temukan sosok wanita itu.

Saat terdengar gemericik air dari arah kamar mandi di kamar tamu, Daniel segera melihatnya. Sesuatu telah terjadi, Bianca pingsan di dalam kamar mandi dengan seluruh tubuh basah kuyup.

Daniel panik, ia menggendong tubuh Bianca dan membaringkannya di atas tempat tidur.

"Kak, Kak Bianca!" seru Daniel. Ia berusaha membangunkan wanita itu, namun Bianca sama sekali tidak merespon.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

kasihan Bianca

2024-04-26

0

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-01-08

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!