Pilihan Sulit

Hari Pernikahan

Ini adalah hari yang sebelumnya menjadi hari yang paling dinantikan oleh Bianca. Ia akan menikah dengan laki-laki yang sangat ia cintai, laki-laki yang telah bersamanya menjalin asmara selama bertahun-tahun.

Meskipun ia memutuskan menikah muda di usia dua puluh empat tahun, Bianca tidak keberatan. Ia punya pekerjaan dan penghasilan cukup, hidupnya mapan dan terjamin, ia sama sekali tidak mengkhawatirkan masa depannya.

Bianca dan Darren menyiapkan semua acara pesta di sebuah gedung besar dan mewah. Bianca bahkan menggelontorkan biaya yang fantastis demi mewujudkan pernikahan impiannya.

Namun, semua berubah sejak dua hari lalu.

"Kak, kau baik-baik saja?" tanya Daniel. Ia menghampiri Bianca yang masih berada di ruang rias sendirian. Wanita itu hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun.

Melihat wajah Bianca tampak cemas sekaligus gelisah, Daniel meraih kedua tangan wanita itu dan menggenggamnya erat.

"Kau sangat cantik, Kak," puji Daniel. Wajah Bianca telah dirias dengan make up natural. Rambutnya di gelung indah dengan beberapa helai rambutnya dibiarkan menjuntai di samping kanan dan kiri pipinya.

"Jangan takut, jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja." Daniel memeluk Bianca.

Saat bocah laki-laki itu sedang berusaha menenangkan Bianca dengan memeluknya, tidak disangka pintu ruangan terbuka. Seorang wanita paruh baya dengan gaun putih anggun memergoki mereka dan sangat terkejut.

"Mama," lirih Bianca. Ia dan Daniel saling melepaskan diri.

"Apa ... Apa yang terjadi?" tanya Bellinda. Ia melihat Daniel mengenakan kemeja tuksedo berwarna putih dengan sekuntum mawar di sakunya. Itu adalah pakaian yang seharusnya dipakai oleh mempelai pria.

"Ma, aku akan menjelaskannya," jawab Bianca.

"Ini Daniel, mana Darren?" Bellinda kebingungan. Di belakangnya, Abraham pun berdiri dengan tatapan tidak mengerti.

"Kak Darren tidak pantas berada di sini menjadi mempelai pria. Aku akan menggantikannya," sela Daniel.

"Menggantikan Darren? Bagaimana semua ini bisa terjadi? Apa maksudnya?" Bellinda kesulitan mencerna setiap kalimat yang ia dengar.

Pasalnya, Bianca memutuskan untuk tidak memberitahu kedua orang tuanya sampai hari ini. Wanita itu kesulitan memberi penjelasan. Jadi, Bianca berpikir jika lebih baik kedua orang tuanya tahu di hari pernikahannya.

Bianca berdiri dengan tubuh gemetar, mendekati Bellinda dan memeluk mamanya.

"Maafkan Bianca, Ma. Ini semua salah Bianca," ucap Bianca sambil menangis.

Saat itu, kedua orang tua Daniel datang ke ruangan tersebut. Bramantyo menjelaskan apa yang sudah terjadi. Tanpa di duga, ia langsung berlutut di hadapan Abraham dan memohon maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan oleh anak sulungnya.

"Apa kau bilang? Darren membatalkan pernikahan dua hari lalu dan berselingkuh di belakang putriku?" tanya Abraham naik pitam. Laki-laki berumur lima puluh lima tahun itu hampir mengangkat tangannya untuk melampiaskan amarah, namun dengan cepat Bianca mencegahnya.

"Kami menerima Darren meski kami tidak mempercayainya. Itu semua kami lakukan karena Bianca mencintainya!" teriak Abraham. Wajahnya merah padam, matanya memerah menahan amarah.

"Maafkan kami, Abraham. Kami telah gagal mendidik Darren. Kami tidak punya pilihan selain menyetujui permintaan Daniel untuk menggantikan kakaknya, karena Bianca ...." Bramantyo menghentikan kalimatnya.

"Bianca hamil, Pa," sela Bianca.

Mendengar hal itu, Bellinda menangis. Ia kembali memeluk Bianca. Hanya berselang beberapa detik, Bellinda langsung jatuh pingsan.

Semua orang panik, Abraham segera menggendong istrinya dan membaringkannya di atas matras yang berada di ruang rias.

Bellinda segera mendapatkan pertolongan medis, hal itu terjadi hanya karena ia syok dengan kabar kehamilan Bianca. Dokter memastikan Bellinda baik-baik saja dan hanya butuh waktu untuk istirahat serta menenangkan diri.

Selama menunggu Bellinda tersadar, Bianca dan Sintia terus menjaganya. Bianca terus menangis, ia merasa amat bersalah karena membuat kedua orang tuanya harus menanggung malu atas perbuatannya.

Di ruangan lain, Abraham duduk bersama Bramantyo dan Daniel. Mereka harus segera memutuskan, apakah pernikahan ini akan tetap dilanjutkan, atau Abraham memilih untuk membiarkan Bianca melajang dengan bayi dalam kandungannya.

Bramantyo terus memohon maaf pada Abraham. Mengakui segala kesalahan Darren sebagai kesalahannya. Semua orang tahu bahwa keluarga Bianca sangat berkuasa, ketakutan akan kebangkrutan sangat menghantui Bramantyo. Terlebih, ia hanya pebisnis biasa.

"Paman, aku bersedia menggantikan Kak Darren. Aku melakukan ini untuk mempertanggungjawabkan tindakan kakakku," ucap Daniel.

"Bukankah kau baru saja lulus SMA?" tanya Abraham.

"Benar, Paman. Kedewasaan seseorang bukan dilihat dari berapa umurnya, tapi tindakan dan perbuatannya," jawab tegas Daniel.

Abraham menatap Daniel. Sekarang, pilihan apa lagi yang bisa diambil? Bianca hamil, Darren kabur, semua tamu undangan sudah tiba, sanak dan saudara sudah mulai berpesta.

Jika pesta pernikahan ini dibatalkan, tidak hanya mempermalukan kedua pihak keluarga, namun Bianca juga akan menanggung beban sendirian. Ia akan dicap sebagai wanita tidak baik, karena mengandung bayi tanpa suami.

Abraham tidak bisa membayangkan anak semata wayangnya menanggung aib itu sendirian.

Namun, menerima Daniel yang masih berusia sembilan belas tahun sebagai seorang menantu? Apakah itu masuk akal?

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

y masuk akal lh tuan Abraham.

2024-04-26

0

sari

sari

aku jamin Niel lebih segalanya dari Darren

2024-01-31

0

Indri Sukawati

Indri Sukawati

terima saja , om😁

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!