Penawaran Ulang

Panik sekaligus takut, Daniel tidak tahu apa yang terjadi pada Bianca. Bocah laki-laki itu segera menelepon rumah sakit, meminta seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Bianca.

Saat menunggu dokter tiba, Daniel tidak tahu harus melakukan apa. Seluruh pakaian yang dikenakan oleh Bianca basah, bahkan rambut wanita itupun tergerai berantakan.

Daniel tidak bisa melakukan apapun, ia juga tidak mungkin mengganti pakaian Bianca. Rasanya tidak sopan menyentuh seorang wanita tanpa persetujuannya.

"Ma, bisakah Mama datang ke rumah villa Kak Bianca. Tolong datang sekarang, Ma. Cepat!" seru Daniel melalui sambungan telepon.

Rupanya, Daniel menelepon Mamanya. Meskipun Sintia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga anak bungsunya menyuruhnya datang terburu-buru, Sintia merasakan firasat buruk.

Wanita paruh baya itu segera menuju rumah villa Bianca bersama sopirnya. Ia sampai di rumah itu tepat saat seorang dokter tiba.

Melihat keadaan rumah berantakan serta keadaan Bianca yang terbaring lemah di atas tempat tidur, Sintia menangis, ia merasa bersalah. Wanita itu merasa gagal dalam mendidik anak sulungnya. Jika bukan karena Darren, semua ini tidak akan pernah terjadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Daniel?" tanya Sintia. Mereka sedang menunggu dokter melakukan pemeriksaan.

"Aku tidak tahu, Ma. Saat aku datang, pintu rumah terbuka, ruang tamu sudah berantakan. Aku menemukan Kak Bianca di kamar mandi dalam keadaan pingsan," jelas Daniel.

Rasa cemas dan khawatir tergambar jelas di wajah Sintia juga Daniel. Mereka tahu, apa yang terjadi pada Bianca adalah kesalahan Darren.

Setelah dokter melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan alasan Bianca pingsan. Wanita itu diduga mengalami dehidrasi berat, seluruh tubuhnya pucat. Dokter mengatakan jika faktor stres bisa mempengaruhi kondisi mental wanita itu.

Saat Sintia meminta dokter memeriksa janin dalam kandungan Bianca, dokter mengatakan jika janin itu masih bertahan.

"Sebaiknya periksakan ke rumah sakit agar bisa mengetahui secara detail kondisi kehamilannya," saran dokter.

"Baik, Dok." Sintia mengangguk.

Dokter meminta Sintia dan Daniel bersabar, Bianca baik-baik saja dan ia hanya butuh waktu beristirahat. Fisik wanita itu sangat lemah, hingga membuatnya kehilangan kesadaran.

Setelah kepergian dokter, Sintia meminta Daniel membereskan semua barang pecah di ruang tamu. Sementara itu, Sintia mengganti pakaian basah Bianca dengan pakaian yang bersih dan kering.

Mengenal wanita sebaik Bianca selama beberapa tahun terakhir, membuat Sintia sangat menginginkan wanita itu menjadi menantunya. Mereka sangat dekat, bahkan Sintia sudah menganggap Bianca sebagai anaknya sendiri.

"Bianca, maafkan Mama," lirih Sintia. Ia menangis sambil mengusap wajah Bianca. Bahkan Bianca sudah memanggilnya 'mama' sejak pertemuan pertama dua tahun lalu.

Selama lebih dari satu jam, Sintia dan Daniel menunggu Bianca dengan khawatir. Mereka cemas karena wanita itu tak kunjung sadar.

Namun setelah Sintia berulang kali menggosok telapak kakinya, Bianca akhirnya terbangun.

"Ma," lirih Bianca. Suaranya serak seperti tertahan di tenggorokan.

Daniel buru-buru menyodorkan segelas air putih dan membantu Bianca minum.

"Bagaimana keadaanmu, Sayang. Apa yang terjadi?" tanya Sintia.

"Darren datang ke sini, dia memintaku menggugurkan bayi ini," jawab Bianca. Nada suaranya bergetar, bibirnya pucat, ia lalu menangis dalam pelukan Sintia.

Kekurangajaran Darren benar-benar tidak bisa di toleransi. Laki-laki itu sudah kehilangan akal sehat, ia sudah dibutakan oleh cinta sesaat. Sintia tidak habis pikir, bagaimana bisa anaknya berbuat seburuk itu pada wanita sebaik Bianca.

Daniel tidak bisa berkata-kata. Ia keluar dari kamar dan membuat makanan untuk Bianca. Hanya berselang beberapa menit, bocah laki-laki itu datang membawa dua potong sandwich.

"Kak, kau harus makan. Setelah ini kita ke rumah sakit," ucap Daniel. Meski awalnya Bianca menolak makan, Sintia terus membujuknya.

***

Di rumah sakit, Bianca sedang melakukan pemeriksaan kehamilan. Sintia dan Daniel begitu setia menemaninya.

Saat ini, dokter menyatakan kondisi janin dalam keadaan sehat. Kini, kehamilan Bianca sudah memasuki usia sepuluh minggu. Namun dokter menyarankan agar Bianca lebih banyak beristirahat dan mengurangi stres, karena di usia janin yang masih muda, keguguran rawan terjadi.

Kondisi fisik dan mental ibu hamil sangat berpengaruh pada kondisi janin. Hal itu mengharuskan ibu hamil untuk memperbanyak istirahat dan bahagia, agar janin dalam kandungannya pun tumbuh dengan baik.

Semua orang sadar, bahagia adalah hal yang mustahil bagi Bianca saat ini. Dalam kondisi ini, Bianca lah yang paling tersakiti, baik secara mental maupun fisik.

Setelah pulang dari rumah sakit, Daniel dan Sintia tetap menemani Bianca. Mereka mengantar wanita itu kembali ke rumah dengan selamat.

"Ma, terima kasih sudah datang. Maaf jika membuatmu repot," ucap Bianca.

"Tidak apa-apa, Sayang. Tidak apa-apa. Seharusnya Mama yang meminta maaf, ini semua kesalahan Mama," jawab Sintia. Lagi-lagi ia tidak bisa menahan tangis.

"Tidak, Ma. Jangan menyalahkan diri sendiri. Mungkin ini semua karena aku kurang baik."

"Bianca, kau wanita sempurna. Darren lah yang bod*h, dia tidak bisa melihat betapa sempurnanya dirimu."

"Lalu, bagaimana dengan bayi ini? Apa aku harus ...." Kalimat Bianca terhenti, ia tidak kuasa mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

Sintia paham tentang apa yang ada dalam pikiran Bianca. Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangan pada anak bungsunya yang sedang duduk di dekat mereka.

"Daniel bersedia menikah untuk menggantikan Darren, sekaligus menjadi ayah dari bayi ini. Bagaimana, Bianca? Apa kau mau melakukannya?"

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

terima aja Bianca tawaran Daniel biar derren kepanansan

2024-04-26

0

sari

sari

lanjut baca

2024-01-31

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!