Bercerai?

Seorang dokter muda yang ditemui oleh Daniel tampak meneliti dengan benar jenis obat yang ia terima. Daniel sangat khawatir, takut, dan juga bingung.

"Ini hanya obat penenang," jelas dokter dengan singkat.

"Obat penenang?" ulang Daniel. Jika ini hanya obat penenang, lalu bagaimana bisa Bianca mengalami keguguran?

"Istri saya mengalami keguguran, Dok. Apa benar ini hanya obat penenang?" Daniel bertanya memastikan.

Dokter di hadapan Daniel menatap heran. Dari wajahnya, dokter tidak menyangka jika laki-laki muda seperti Daniel telah beristri. Namun bagaimanapun, dokter tidak punya hak menanyakan apapun tentang urusan pribadi pasien dan keluarganya.

"Jika istri anda mengkonsumsi obat penenang, pasti ia sedang mengalami stres, atau depresi. Obat ini berfungsi untuk menenangkan diri. Sementara, wanita hamil tidak boleh mengalami stres. Terlihat sepele, namun kondisi psikis seorang wanita hamil sangat berpengaruh pada janinnya. Kemungkinan, keguguran terjadi karena dipicu oleh stres tersebut, atau istri anda sengaja mengkonsumsi obat dengan dosis berlebih," jelas dokter secara gamblang.

Daniel menarik napas panjang. Ia berjalan dengan perasaan hancur untuk kembali ke ruang tunggu. Rupanya, di sana sudah ada kedua orang tua Bianca, serta kedua orang tuanya yang sudah datang untuk melihat kondisi Bianca.

"Apa yang terjadi?" tanya Bellinda. Wanita paruh baya itu terlihat sangat syok, air mata yang mengering tergambar jelas di pipinya.

"Kak Bianca, keguguran," jawab Daniel. Entah mengapa, ia merasa bersalah.

"Keguguran?" Semua orang terkejut.

Daniel menyembunyikan obat yang ia bawa ke dalam saku belakang celananya. Ia tidak ingin orang lain tahu terlebih dahulu sebelum Bianca memberikan penjelasan yang sebenarnya.

Daniel yakin, Bianca tidak mungkin tega mengkonsumsi obat secara berlebihan demi menggugurkan bayi dalam kandungannya. Bianca bukan wanita seperi itu, batin Daniel percaya.

Semua orang menunggu dengan gelisah sampai dokter selesai melakukan tindakan kuretes. Hingga selang satu jam, Bianca sudah keluar dari ruang operasi dan dipindahkan ke kamar rawat inap.

Air mata Bellinda dan Sintia tidak bisa berhenti mengalir. Terlebih Sintia, ia benar-benar mengutuk diri karena kegagalannya dalam mendidik Darren hingga menyebabkan semua ini terjadi. Tidak hanya Bianca yang terluka, Darren menyakiti semua orang yang menyayangi wanita itu.

Setelah menunggu cukup lama, Bianca akhirnya tersadar. Semua orang kini bisa bernapas lega setelah melihat wanita itu membuka mata.

"Kau baik-baik saja, Sayang?" tanya Bellinda.

"Mama," ucap Bianca lirih.

"Ya, Mama di sini."

"Apa aku khilangan bayiku?" tanya Bianca.

Semua orang terdiam. Dengan ragu-ragu, Bellinda mengangguk. Ia memeluk Bianca dan berusaha menguatkan anak semata wayangnya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Tidak apa-apa. Yang terpenting, kau baik-baik saja," bisik Bellinda.

Bianca tidak bereaksi. Wajahnya datar, namun kedua matanya keluar air mata yang mengalir deras. Terlihat dada Bianca naik turun menahan sesak dan nyeri. Bagaimanapun, bayi itu adalah bagian dari dirinya, bayi itu adalah anugerah untuknya. Terlepas dari masalah yang ditimbulkan oleh laki-laki yang menanam benih itu, Bianca merasa amat sakit kehilangannya.

***

Bianca di rawat selama tiga hari di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya. Selama itu pula, Daniel tidak sekalipun meninggalkan wanita itu.

Hari ini Bianca sudah diperbolehkan pulang. Kedua orang tuanya meminta wanita itu tinggal bersama, namun Bianca menolak dan tetap ingin pulang ke rumah villa.

"Daniel, Bianca sedang dalam masa pemulihan. Kau yakin bisa merawatnya?" tanya Abraham. Siapa yang bisa mempercayai seorang bocah tanpa pengalaman untuk merawat wanita yang baru saja keguguran?

"Tentu saja, Pa. Aku akan merawatnya dengan baik," jawab Daniel yakin.

Meskipun semua orang meragukan Daniel, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berusaha untuk percaya.

Setelah di rumah tinggal Daniel dan Bianca, Daniel membuat salad buah dan segelas susu untuk Bianca. Bocah laki-laki itu duduk di pinggir kasur sementara Bianca menikmati salad di sampingnya.

"Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Daniel.

"Hmm, kau pandai melakukan banyak hal," puji Bianca sambil tersenyum kecil.

"Bolehkah aku tanya sesuatu, Kak?"

"Hmm." Bianca mengangguk.

"Aku menemukan obat penenang di dalam tasmu. Hal itu membuatku sangat khawatir. Aku pikir obat itu penyebab meninggalnya bayi kita," jelas Daniel.

"Bayi kita?" batin Bianca. Wanita itu mendongak, berhenti mengunyah dan menatap Daniel.

"Dia bayiku," lirih Bianca.

"Tidak. Aku menikahimu, artinya aku juga menerima bayi itu sebagai calon anakku," tegas Daniel. "Bukankah sebelumnya aku sudah katakan jika kita akan melewati semuanya bersmaa-sama?"

"Sekarang dia tiada," ucap Bianca pelan. Mengatakan hal itu membuat dadanya terasa nyeri.

Rasa sakit atas penghianatan Darren rasanya masih sangat terasa, namun kini ditambah dengan rasa sakit kehilangan bayi dalam kandungannya. Hal itu membuat Bianca seperti kehilangan arah. Ia mudah marah, menangis, atau tersenyum dalam waktu singkat.

"Tidak apa-apa, Kak. Semuanya akan baik-baik saja," ujar Daniel. Ia mengambil mangkuk berisi salad buah di tangan Bianca dan meletakkannya di atas meja.

Daniel memeluk Bianca, membelai lembut rambut panjang wanita itu.

Namun, tiba-tiba Bianca melepaskan pelukan. Wanita itu menatap mata Daniel lekat-lekat.

"Kau menikahiku karena kasihan padaku, Kan? Karena khawatir bayi itu lahir tanpa ayah. Sekarang bayi itu tiada, kau bisa meninggalkanku. Kita bisa mengurus surat cerai secepatnya," ucap Bianca dengan mata berkaca-kaca.

***

Terpopuler

Comments

Budi Paryanti

Budi Paryanti

lagi lagi bianca menganggap daniel seorang bocah yg tidak bisa bertanggung jawab, sabarrrr ea daniel karna umum xa orang mengukur kedewasaan seseorang dr usia.....padahal usia bukan jaminan seseorang jadi dewasa dan bijak menyikapi masalah namun km sudah menepis anggapan itu,cuma semua xa butuh waktu dan proses begitu juga bianca,jadi km harus sabah

2025-02-17

0

Teh Yen

Teh Yen

oh ya ampun jangan begini bianca Daniel Tidka main" dengan menikahimu dia tulus sayang smaa kamu Bianca

2024-11-17

0

Cuy

Cuy

Terjadi begitu cepat bukan lantas selesai dengan cepat juga. Bertahanlah, Bianca.

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!