Haruskah Untuk Setuju?

Bianca terdiam, mencerna apa yang baru saja ia dengar. Apa Sintia sedang bercanda?

"Kamu pasti berpikir ini gila. Mama juga sebelumnya berpikir hal yang sama. Tapi, Bianca, ini demi menyelamatkan semuanya," ujar Sintia.

Bianca mengalihkan pandangan pada bocah laki-laki di dekatnya. Daniel menatapnya penuh harap, ia berharap Bianca setuju dengan usaha terbaik yang bisa ia lakukan.

"Pikirkan bayi dalam kandunganmu, pikirkan kedua orang tuamu. Maafkan Mama karena memberikan saran yang kurang bijaksana, tapi nasib keluargamu dan keluarga kami ada dalam keputusan ini," bujuk Sintia.

Bianca tidak bisa berkata-kata. Ia tidak tahu mengapa dua orang itu memberikan sebuah ide yang sulit diterima oleh akal sehat. Bagaimana bisa Daniel menggantikan kakaknya dalam pernikahan itu?

"Bagaimana, Bianca? Kita tidak bisa membatalkan semua hal yang sudah dipersiapkan."

"Bagaimana tanggapan orang-orang nanti, Ma? Daniel bahkan baru lulus sekolah, bukankah dia seharusnya akan lanjut kuliah?" tanya Bianca.

"Hanya orang-orang terdekat yang paham tentang kau dan Darren. Sebagian besar hanya tahu intinya, bahwa keluargamu dan keluarga kami akan menjadi besan, mereka tidak akan peduli siapa mempelai prianya," jelas Sintia.

"Jangan khawatirkan aku, Kak. Aku tetap bisa melanjutkan pendidikan meski sudah menikah," sela Daniel.

"Aku pikir ini bukan ide bagus," lirih Bianca.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan besar ini. Demi melindungi harga diri keluarganya dari rasa malu, Bianca pasti rela melakukan segalanya, juga demi bayi dalam kandungannya. Tapi, apakah harus seperti ini jalannya?

Bagaimana bisa Bianca menikah dengan bocah laki-laki seusia Daniel? Ia baru lulus SMA, dan bukankah remaja seusia Daniel masih suka bermain-main? Mana mungkin ia bisa menjadi seorang suami, ayah, sekaligus kepala rumah tangga?

"Pikirkan baik-baik, Sayang. Mama tidak tahu harus berbuat apa, mungkin hanya ini yang bisa Mama lakukan." Sintia meraih kedua tangan Bianca dan menggenggamnya erat.

"Kak, kau pasti meragukanku. Tapi percayalah, aku akan melakukan yang terbaik," bujuk Daniel.

Saat Bianca terdiam dan berpikir, lagi-lagi ponselnya berdering. Itu adalah panggilan ke sekian dari kedua orang tuanya. Mereka pasti sangat khawatir karena Bianca tak kunjung memberi kabar.

Sintia melihat layar ponsel dan menyerahkan benda pipih itu ke tangan Bianca.

"Halo, Ma," jawab Bianca. Ia berusaha mengatur nada bicaranya agar orang tuanya tidak tahu bahwa ia sedang kesulitan.

["Sayang, kenapa tidak menjawab telepon? Apa semua baik-baik saja? Kami sudah tiba di bandara,"] jawab sang mama dari sebrang telepon.

"Maaf, Ma. Persiapan pesta membuatku sibuk, aku lupa mengecek ponselku," jawab Bianca berbohong. Lagi pula apa yang bisa ia katakan saat ini.

["Tidak apa-apa, Sayang. Kami hanya khawatir."]

Klik, Bianca memutus sambungan telepon dan menatap Sintia. Mungkin apa yang Sintia katakan benar, ini adalah ide yang gila, namun hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan semuanya.

Pada akhirnya, Bianca pun setuju. Sepertinya ini adalah satu-satunya pilihan. Darren telah menghancurkan hatinya, hidupnya, dan masa depannya. Tapi laki-laki itu tidak boleh menghancurkan perasaan orang tua Bianca.

Mendengar persetujuan Bianca, Sintia pun merasa lega. Meski ia harus merelakan anak bungsunya untuk menanggung semua kesalahan yang tidak ia lakukan, namun Sintia merasa bangga. Daniel adalah penyelamat keluarga mereka.

Setelah pembicaraan serius, Sintia pamit untuk segera kembali pulang. Sementara Daniel memutuskan untuk tetap menemani Bianca demi memastikan bahwa wanita itu akan baik-baik saja.

Setelah mengantar Sintia di depan rumah, Daniel kembali ke kamar Bianca dengan beberapa potong buah-buahan segar yang telah di kupas.

"Makanlah, Kak. Aku tahu kau tidak makan dari kemarin, kasihan bayi di perutmu," ujar Daniel.

"Kenapa kau mau melakukan ini?" tanya Bianca.

"Melakukan apa?"

"Menggantikan Darren."

"Aku tidak akan bilang bahwa aku menggantikan Kakakku untuk menikahimu, Kak. Aku melakukan ini karena aku ingin, aku ingin menikahimu," jawab Daniel.

Bianca terperangah, apa ini? Apa maksud ucapan bocah laki-laki itu?

"Jangan terlalu dipikirkan, Kak. Sekarang kau harus makan dan beristirahat, jaga kesehatanmu dan bayinya," lanjut Daniel.

Setelah memastikan Bianca menghabiskan buah-buahan yang ia bawa, Daniel meninggalkan Bianca agar wanita itu bisa beristirahat.

Saat Daniel tidak lagi ada di dekatnya, Bianca membuka layar ponsel dan melihat aplikasi pesan berwarna hijau.

Kini, secara terang-terangan ia melihat sahabat baiknya telah memasang sebuah status yang memperlihatkan kemesraannya bersama Darren.

Vania, sahabat yang sudah menemaninya dalam susah dan senang sejak berada di bangku SMA. Wanita itu tahu betul bahwa Bianca sangat mencintai Darren, namun tidak disangka, ia adalah orang yang menghancurkan segalanya.

Bianca melihat Darren dan Vania sedang berpose di atas tempat tidur. Keduanya terlihat mesra, bahkan mereka tidak merasa malu meskipun dalam foto itu. Vania terlihat berpose polos dengan bagian tubuh bagian atas tak tertutup busana. Tidak hanya itu, Darren pun memasang foto yang sama dalam status sosial medianya.

Dalam hati Bianca berteriak, ia ingin menangis dan menjerit. Ia merasa sangat marah, kesal dan hancur. Darren telah membuangnya bagai sampah, bahkan berpikir untuk memintanya menggugurkan bayi dalam kandungannya.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

yg tenang Bianca .yg hancur itu pasangan derren dn Vania

2024-04-26

0

sari

sari

kangen sama novel mu Mak
aku baca lagi

2024-01-31

0

susi 2020

susi 2020

😍

2023-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!