Hancur Berkeping-keping

Daniel menyipitkan mata, ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi di depan matanya. Mengapa tiba-tiba Darren bersikap kasar pada Bianca? Padahal mereka biasa terlihat mesra setiap saat.

Saat Daniel berusaha melindungi Bianca sementara Darren berusaha untuk menyeret wanita itu keluar dari rumah mereka, kedua orang tua Darren yang baru saja turun dari anak tangga setengah berlari menghampiri ketiganya.

"Ada apa ini? Darren, apa yang kau lakukan?" tanya Sintia, Mama Darren dan Daniel.

"Ma, aku akan minta Bianca pergi dulu, lalu aku akan menjelaskannya," bujuk Darren.

"Tidak, ini masalah kita. Bicarakan semuanya agar aku juga bisa mendengarnya!" sela Bianca tidak terima. Enak saja Darren mengusirnya begitu saja padahal Bianca juga berhak mendengar semua yang telah terjadi saat ini.

"Kita sudah membicarakan semuanya. Tolong pergilah!" seru Darren. Laki-laki itu hendak menyeret Bianca keluar, namun Sintia menghentikannya.

"Bicarakan semuanya, Bianca harus ada di sini!" ucap Bramantyo, Papa Darren.

Jika Bramantyo sudah beruara, maka Darren sekalipun tidak bisa membantah. Ia tidak punya pilihan lain selain menurut.

Siapapun pasti terkejut melihat situasi ini. Terlebih, selama ini Bianca dan Darren tidak pernah terlihat bertengkar atau berselisih di depan keluarga mereka.

"Ayo, Kak." Daniel memegang kedua pundak Bianca dan mengajaknya masuk ke ruang tamu, menyusul Darren dan kedua orang tuanya.

Saat Sintia melihat ada wanita asing yang duduk seorang diri di kursi ruang tamunya, wanita paruh baya itu mengalihkan pandangan pada anak sulungnya.

"Siapa dia?" tanya Sintia.

Darren terlihat gugup sekaligus takut, namun ia mengumpulkan keberanian untuk meraih tangan wanita di kursi ruang tamu.

"Perkenalkan, Ma, Pa. Dia Vania, orang yang aku cintai," ucap Darren.

"Va-Vania?" ucap Sintia terkejut. Wanita paruh baya itu menatap Darren dan Bianca secara bergantian.

"Kami sudah menjalin hubungan rahasia selama hampir satu tahun, Ma. Aku sudah berusaha untuk melepaskan Vania, tapi nyatanya aku tidak bisa. Aku lebih memilih untuk membatalkan pernikahanku dengan Bianca daripada kehilangan Vania," jelas Darren.

Tanpa aba-aba, Bramantyo langsung melayangkan tamparan ke wajah anak sulungnya.

"Apa kau gila? Kau pikir pernikahan hanya sebuah permainan?" bentak Bramantyo. Kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

"Maka dari itu, Pa. Pernikahan bukanlah sebuah permainan, jadi aku tidak mau salah mengambil keputusan!" seru Darren membela diri.

Vania, wanita yang juga sahabat baik Bianca, tidak melakukan apapun. Ia hanya duduk diam sambil menunduk tanpa berani menatap wajah orang-orang di sekelilingnya.

Sementara Bianca, hanya bisa menyaksikan semua ini dengan dada sesak menahan nyeri. Beruntung, Daniel berada di sampingnya dan memegang kedua pundaknya seakan berusaha memberinya kekuatan untuk terus tegar.

"Anak kurang ajar! Tidak tahu diri!" hardik Bramantyo. Siapapun pasti tidak menyangka jika pesta pernikahan besar yang akan segera digelar itu akan sia-sia begitu saja.

"Maafkan aku, Ma, Pa. Aku tetap akan memilih Vania. Aku tidak bisa bersama Bianca," ujar Darren tegas.

Sintia menangis sejadi-jadinya. Ia berbalik dan memeluk Bianca yang berdiri di belakangnya. Sintia hampir kehilangan kata-kata. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Semua ini pasti sangat menyakitkan bagi Bianca.

Bianca bergeming, ia menatap Vania yang berdiri di samping Darren. Setelah Sintia melepaskan pelukan, Bianca berjalan pelan menghampiri Vania.

"Kau tahu aku hamil dan mengandung anak dari laki-laki breng*sek ini. Tapi kau tega melakukan ini padaku, Vania. Apa kau sudah tidak punya hati nurani?" ucap Bianca dengan bibir bergetar.

Tidak hanya kekasihnya, bahkan sahabat baiknya pun berhianat di belakangnya.

Vania hanya menunduk, sepertinya hati nurani wanita itu memang sudah mati. Ia tega menghianati persahabatan demi seorang laki-laki. Membiarkan sahabatnya hancur berkeping-keping di atas kemenangannya.

"Kakak hamil?" Daniel bertanya.

Bianca berbalik dan mengangguk. Menatap kedua calon mertuanya secara bergantian. Dalam isyarat, ia ingin mengungkapkan kata maaf sebesar-besarnya atas semua berita mengejutkan ini.

"Kau breng*sek, Kak!" seru Daniel sambil melayangkan pukulan mentah ke wajah Darren. Sementara Darren hanya diam dan menunduk, ia paham dirinya salah.

"Kami hanya melakukannya sekali, aku bahkan tidak yakin jika anak yang dia kandung adalah anakku," bantah Darren pelan.

Bianca melongo, mengalihkan pandangan pada laki-laki tidak berperasaan itu. Wanita itu tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala pelan.

"Tega sekali kau mengatakan hal seperti itu, Darren. Kau memang tidak pantas kuperjuangkan. Pergilah, sesama penghianat memang cocok bersama," ucap Bianca.

Setelah mengatakan hal itu, Bianca berjalan keluar dari rumah besar itu dengan lemah. Seluruh tubuhnya terasa gemetar, ia bahkan tidak bisa merasakan bumi yang ia pijak, kakinya seolah melayang.

Saat sampai di halaman depan, Bianca jatuh dan terduduk lemas di samping bodi mobilnya. Air matanya mengalir deras, ia menangis sampai tidak lagi mengeluarkan suara.

Siapa yang tidak hancur saat berada di posisi ini. Hati siapa yang tidak sakit saat semua mimpi yang hampir tercapai kini luluh lantak bersama kekecewaan dan penghianatan.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

sabar Bianca entr karma dtng SM deerren dn vania

2024-04-26

0

Dewi Dama

Dewi Dama

sedih nyaaaa....

2023-05-27

0

élis 🇵🇸

élis 🇵🇸

darren pecundang

2023-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!