Mencoba Hal Baru

Ada rasa trauma, takut, sekaligus khawatir setiap kali Bianca menyadari bahwa Daniel begitu bersungguh-sungguh mengatakan semua tujuannya.

Tidak bisa dipungkiri, rasa takut tersakiti dan dihianati masih sangat melekat di hati Bianca. Wanita itu belum sepenuhnya bisa menerima Daniel, karena ia mencemaskan hatinya.

"Ada apa lagi?" tanya Daniel. Ia menatap mata Bianca penuh kesungguhan.

"Apa kau akan baik-baik saja jika kita terus bersama?" tanya Bianca.

"Aku merasa lebih baik jika kita selalu bersama."

Bianca merasa bingung. Ia tidak tahu harus mengatakan apa untuk membuat Daniel mengerti apa yang ia rasakan serta ketakutannya akan sebuah hubungan.

Setelah mengobrol singkat, Daniel pergi ke kamarnya dan meninggalkan Bianca sendirian di depan televisi. Daniel mandi dan berganti pakaian. Hari pertama kuliah tidaklah sibuk, hanya diisi dengan acara perkenalan singkat antar mahasiswa. Meski begitu, Daniel tidak bisa fokus karena harus meninggalkan Bianca seorang diri.

***

Malam hari, Daniel memesan pizza melalui aplikasi pesan antar. Ia membeli pizza rasa tuna kesukaan Bianca.

"Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Daniel.

"Hmm, lebih enak dari pizza biasanya," jawab Bianca.

"Aku memesannya di tempat lain. Aku sedang berusaha memperbarui hidup kita," ucap Daniel sambil tersenyum.

Mendengar hal itu, Bianca merasa tersentuh. Bagaimana bisa Daniel punya pikiran sejauh itu demi menjaga perasaannya.

Dulu, setiap kali Bianca datang berkunjung ke rumahnya, Darren selalu memesan pizza tuna untuk Bianca. Daniel tahu persis apa saja yang disukai oleh Bianca. Namun, demi menghilangkan semua jejak masa lalu tanpa merubah kebiasaan Bianca, Daniel rela memesan pizza rasa tuna dari restoran lain yang jaraknya lebih jauh.

Bianca dan Daniel menikmati satu box pizza sambil duduk di halaman depan rumah mereka. Keduanya duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan malam yang indah.

Meskipun Bianca masih bersikap canggung dan asing, wanita itu tidak bisa menyangkal bahwa ia merasa nyaman jika berada dekat dengan Daniel. Karena bocah laki-laki itulah kini ia merasa lebih baik.

Daniel telah merawatnya selama ini. Menjaganya siang dan malam, memastikan ia tetap bisa berpikir dengan jernih setelah apa yang sudah ia lalui beberapa waktu terakhir.

"Bagaimana keadaan perutmu, Kak? Apa sudah membaik?" tanya Daniel.

"Hmm." Bianca hanya mengangguk.

"Kapan jadwal kita datang ke dokter?" tanya Daniel lagi.

"Lusa. Jika kau sibuk, aku bisa pergi sendiri."

"Tidak, kita akan pergi bersama," kata Daniel. Tiba-tiba ia ia meraih sebelah tangan Bianca dan menggenggamnya erat. "Sudah kukatakan, kita akan melewati semuanya bersama-sama," ucapnya sambil tersenyum.

Setelah melewati masa pemulihan setelah keguguran, Bianca diharuskan menjalani perawatan dokter untuk memastikan kembali kesehatan rahimnya. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya keguguran berulang serta melakukan evaluasi penyebab terjadinya keguguran sebelumnya.

Setelah satu box pizza telah habis, Daniel menggandeng Bianca masuk ke dalam rumah. Udara malam yang semakin dingin membuat Daniel mengkhawatirkan kondisi kesehatan istrinya.

"Kau ingin menonton televisi?" tanya Daniel sambil mengunci pintu rumah.

"Tidak, aku ingin tidur," tolak Bianca.

"Hmm, baiklah." Daniel mengangguk. Ia mengikuti langkah kaki Bianca menuju kamar tamu.

Setelah masuk ke dalam kamar, Bianca langsung menuju kamar mandi untuk membasuh kaki, tangan, serta wajahnya.

Sudah sekian lama Bianca mengabaikan perawatan tubuhnya. Kini ia memulai semuanya dari awal, berharap ia bisa menjadi Bianca yang lebih baik.

Setelah membersihkan wajah dan memoleskan krim malam di wajahnya, Bianca terkejut mendapati Daniel sedang berbaring terlentang sambil bermain ponsel di atas tempat tidur.

Wanita itu berdiri mematung sambil menatap Daniel. Setelah sadar, ia kembali keluar dari kamar untuk melihat pintu dan memastikan jika bukan dirinya yang salah masuk kamar.

"Ada apa?" tanya Daniel. Ia melihat Bianca kebingungan.

"Bukankah ini kamarku?" tanya Bianca. "Apa kau salah kamar?"

"Ah, tidak. Malam ini aku ingin tidur di sini," jawab Daniel.

"Kenapa?" Bianca bertanya polos. Ia tidak paham dengan maksud perkataan Daniel.

"Kau bertanya kenapa? Apa ada larangan bahwa kita tidak boleh tidur sekamar?" Daniel bertanya balik.

"Tapi, kan ... Tapi," ucap Bianca terbata-bata.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

semangat

2024-04-26

0

sari

sari

tapi apa

2024-01-31

0

Indri Sukawati

Indri Sukawati

modus Daniel 🤣🤣

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!